Bab 2

18.7K 1.6K 8
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Tak ku sangka, rasa kagum yang kini aku rasakan dalam hati, menjelma menjadi rasa cinta yang bersemayam dalam diri."

∆∆∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆∆

Rapat dimulai, aku dan Atiqa khusyuk dalam mendengarkan apa yang Kak Izzan dan Kak Lutfi jelaskan di depan sana.

Perlu kalian tau, Kak Izzan menjabat sebagai Ketua LDK, dan Kak Lutfi menjadi Wakilnya. Sedangkan aku sendiri, hanya anggota saja.

Diseberang sana, bisa aku lihat perempuan cantik dengan krudung pashimanya mencacat berbagai hal yang Kak Izzan jelaskan. Aku mengenalnya, dia seorang perempuan yang satu fakultas dengan Kak Izzan, bahkan aku juga sering melihat mereka bersama. Yah, karena dia seketaris di Organisasi LDK.

Sebut saja, Kak Jihan. Dia juga seorang Hafidzah, seperti Kak Izzan, seorang Hafidz. Kalau dilihat. Mereka juga cocok. Seperti melengkapi satu sama lain.

Sedangkan diriku, hanya perempuan biasa yang mengagumi lelaki di depan sana.

"Chafiya," panggil Kak Jihan seraya menatapku. Aku terkejut, akan tetapi aku langsung melengkungkan senyumku sembari menjawab. "Iya Kak?"

Semua mata memandangku, bahkan Kak Izzan juga. "Kamu yang akan mewakili bersama Izzan ke Panti yah," pintanya membuat aku meneguk ludahku susah payah.

"Aku?" Kak Jihan menganguk sembari tersenyum tipis. "Mau kan? Nanti Atiqa sama Lutfi juga ikut, jadi kalian tidak berdua saja."

Aku hanya mampu tersenyum, lantas menoleh menatap Atiqa yang turut menatapku. Bisa aku lihat, sahabatku mengangguk. "Insya Allah, kalau aku tidak ada praktek hari itu ya Kak."

Kak Jihan mengangguk, lalu Kak Izzan menjelaskan kembali acara Bakti Sosial serta dakwah yang akan dilakukan di beberapa Panti Asuhan diwilayah Jakarta.

°•°

Atiqa menepuk pundakku sembari menghela nafasnya. "Jodoh, fiks jodoh!"

Aku mengerutkan keningku sembari menatap bingung Atiqa. "Apanya yang jodoh?"

Perempuan itu terkekeh pelan, membuat aku semakin memperdalam kerutan. "Jodoh apa sih Ti?"

Atiqa tak menjawab, dia malah menarik ku pelan meninggalkan ruang LDK. Saat dijalan pun aku terus mencercanya dengan pertanyaan yang sama. Jodoh siapa?

Assalamu'alaikum Kekasih Impianku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang