Chapter 7

2.7K 406 39
                                    

Happy reading!
Ditunggu vote dan commentnya, terimakasih

-----------
Playboy Detected
-----------

Jaydan bersandar pada kap mobil, kacamata hitam bertengger di pangkal hidungnya. Sejak tadi mobil putih Jaydan sudah terparkir rapi di halaman salah satu universitas di Jakarta. Tapi ia baru saja menampakkan batang hidungnya setelah melihat beberapa mahasiswa mulai meninggalkan pelantaran gedung itu.

Lihat apa yang terjadi ketika dirinya keluar dari mobil, tentu akan menjadi pusat perhatian. Padahal Jaydan saat ini hanya berdiri santai bersandar pada kap mobilnya menunggu seseorang. Bahkan outfit yang ia kenakan juga biasa, hanya kaos warna hitam, celana jeans, dan jaket coklat. Mahasiswi yang kebetulan lewat seolah melihat mahakarya Tuhan yang paling indah. Beberapa mahasiswa pun tak luput ikut berbisik menganggumi seorang Jaydan.

Jaydan memang tampan, tak heran jika pramugari di maskapai tempatnya bekerja berbondong-bondong rela menjadi mantan dia. Ia tersenyum miring sedikit menampakkan lesung pipinya. Bolehkan sekali ini dia menyombongkan diri karena ketampanan hingga dikagumi banyak orang apalagi dikalangan gadis?

Namun tiba-tiba

Jaydan membungkuk, salah satu tangan berpegang pada mobil, sebelahnya lagi berada di sekitar perut yang terasa sakit. Jaydan mendongak, memandang seseorang yang berani memberi pukulan pada dirinya. Tepat di hadapannya saat ini ada seorang perempuan yang bersedekap. Perempuan dengan paras menawan sama sepertinya, sedang memasang wajah kesal.

"Lo nggak bisa sekali aja sapa gue dengancara yang benar." Jaydan berkata dengan nada tertahan.

Kemudian ia berdiri bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa, ketika rasa sakit itu mulai reda. Jaydan memandang canggung ke sekitar karena masih banyak yang memperhatikannya dan sedikit ada yang tertawa. Sungguh telinga Jaydan saat ini terlihat berwarna merah karena malu.

Baru beberapa menit yang lalu dirinya di kagumi bak dewa di atas langit sekarang sudah terjun bebas saja di tanah. Mungkin ini balasan dari Malaikat yang utus Sang Pencipta karena dia terlalu menyombongkan diri.

"Malas banget." Ucap perempuan itu.

Untuk menutupi rasa malunya, Jaydan mencoba akrab pada adiknya. "Hai, adikku sayang kakak hari ini menjemputmu." Sapa Jaydan seraya merentangkan tangannya ke arah Risha untuk mengalihkan suasana. Tentu saja mendapat penolakan dari adik satu-satunya.

"Tolong, jangan sok akrab." Risha melenggang ke arah sisi mobil Jaydan, mengambil tempat duduk di samping kemudi.

Jaydan dengan cepat juga ikut masuk ke dalam mobil putihnya, laki-laki itu sudah kepalang malu ingin rasanya lenyap ke tanah. Ia beralih melirik Risha sebentar, seraya sibuk memasang seal belt. Tanpa pikir panjang Jaydan lalu menghidupkan mesin mobil, salah satu tangannya menarik tuas dan mobil Jaydan melaju meninggalkan pelantaran kampus.

"Udah gue bilangin jangan pernah datang ke kampus, lo nggak tahu rasanya jadi gue kak. Tiap hari disamperin cewek-cewek yang nggak gue kenal terus minta kontak atau nggak akun instagram lo. Bayangin rasanya kayak dikerumunin zombie di film train to busan." Omel Risha padanya saat dalam perjalanan pulang.

Alasan Jaydan tiba-tiba menjemput adik kesayangannya ini karena terlalu bosan di apartemen, mau berlibur bersama sahabat, tapi Dareen dan Theo sedang sibuk-sibuknya. Sehingga Jaydan memutuskan untuk menghabiskan waktunya beberapa hari kedepan di rumah bersama adik dan orang tua.

Jaydan hanya tertawa mendengar keluhan Risha. "Bukannya lo udah biasa?"

"Waktu itu masih sekolah, dan gue bohong sama temen-temen kalo lo adalah pacar gue. Nah, sekarang beda, semua temen-temen udah tahu gue punya pacar dan pastinya itu bukan lo. Jadi gue nggak bisa kasih alasan buat ngehindar,"

My Pilot: Loveholic | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang