Apa kabar bestie..?
Hehehehe...Sudah berapa lama aku gak update ya..?
Happy Reading!
•••
Dareen dan Theo hanya saling pandang saat memperhatikan teman sekawannya. Sejak keluar dari kamar mandi, laki-laki yang berprofesi sebagai pilot itu tidak henti-hentinya menampakan lesung pipi, tak jarang ia juga mengeluarkan tawa renyah.
Sebenarnya bukan dari kamar mandi aja sih Jaydan berkelakuan agak aneh, tapi setelah laki-laki itu keluar berdua saja dengan Gienka.
Dipikiran Dareen saat ini, Jaydan pasti habis kesambet jin penghuni kamar mandi. Beda lagi yang dipikirin Theo yang menganggap Jaydan harus dibawa ke rumah sakit dan dapat perawatan khusus, soalnya ada indikasi gangguan jiwa.
Keduanya tanpa aba-aba bergidik ngeri dengan sekelebat praduga yang belum tentu benar, tapi bisa juga hal tersebut terjadi.
"Kenapa pada liatin gue?" tanya Jaydan heran setelah melihat kedua temannya dari balik cermin yang ia gunakan.
"Gini, Dan. Kayaknya Tuhan baik ciptain lo gak sesempurna itu. Buktinya lo agak... bukan agak sih.. tapi kalo diliat-liat emang mendekati ke arah sana... gimana yah gue bilangnya, Reen?" Theo berkata sembari membenarkan posisi tidurnya, dan sesekali melirik pada Dareen yang duduk di sofa single samping ranjang.
Dareen hanya menatap sekilas, terlihat malas untuk menanggapi kemudian kembali menatap pada ponselnya.
"Apaan? Ngomong yang jelas kek.. Jangan ngang ngong ngang ngong," ujar Jaydan agaknya mulai kesal.
"Gue tanya deh, hasil medex lo kemarin aman, kan?"
Jaydan bingung dengan pertanyaan Theo yang sedikit tidak berbobot menurutnya. Namun, tetap saja Jaydan mengangguk kepala sebagai jawaban, "amanlah, anjir. Emang kenapa?"
Melihat kelakuan kedua temannya, Dareen hanya bisa menghela nafas kasar. Mau tak mau dia harus ikut dalam pembicaraan yang tak jelas itu. "Lo agak sinting, ketawa ketiwi sendiri," sahutnya.
"Gue...?? Masa sih.." Jaydan kekeuh tak percaya.
"Wah... emang gak bener lo," cerca Theo sembari menunjuk pada Jaydan.
Jaydan jelas tidak terima, Laki-laki itu sampai berkacak pinggang di hadapan Theo. "Enak aja, kayak gini tuh bukan berarti gue gila," elaknya.
"Gue lagi seneng, akhirnya perjuangan gue gak sia-sia! Lo pada bakal kaget deh... kalo gue ceritain apa yang barusan terjadi," lanjutnya dengan wajah antusias.
"Apa? habis dikejar-kejar kembang desa apa ibu-ibu sekampung?" Entah sudah terhitung berapa kali Theo mengejek Jaydan hari ini. Dari awal dirinya menginjak kaki di villa hingga sore menjelang malam, ada saja tingkah Theo yang kadang membuat dirinya agak kesal.
Jaydan menghela nafas.
"Gue belum cerita.. dengerin gue baik-baik, jangan sampai nyela omongan. Gue males ngulang,"
"Udah dengerin aja," sahut Dareen yang kini beralih memperhatikan Jaydan kembali. Memang kalau pada situasi seperti ini, Dareen selalu jadi pendengar yang baik dibandingkan dengan Theo.
"Oke, siap-siap pasang telinga baik-baik," ada jeda disela-sela perkataan Jaydan. Dirinya sengaja membuat teman-temannya itu penasaran. "Gienka bilang— suka sama gue."
Jaydan menunggu reaksi dari kedua temannya, tapi Theo dan Dareen malah tidak memiliki ekspresi sama sekali. Keduanya hanya saling tatap, kemudian tawa nyaring terdengar ntah siapa dulu yang memulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Pilot: Loveholic | Jung Jaehyun
General FictionJaydan adalah seorang captain pilot termuda di maskapainya. Memiliki paras yang tampan, pekerjaan yang mapan serta harta yang melimpah, sehingga di kelilingi banyak wanita. Jaydan dikenal sebagai buaya udara, hal ini karena puluhan pramugari berbar...