Chapter 3

3.2K 485 41
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa vote dan comment, terimakasih ❤

------------
Pertanyaan Horor
------------

Ruangan ballroom yang tadinya sepi, malam ini menjadi pesta resepsi pernikahan yang ramai. Seluruh meja telah dipenuhi tamu undangan. Berbagai makanan dan minuman disajikan siap untuk memanjakan lidah para tamu yang datang. Acara seperti ini, selain untuk memberikan selamat pada mempelai, tentu sebagai ajang untuk bertemu dengan kerabat jauh dan reuni bersama teman-teman. Benarkan?

Ditengah-tengah kepadatan acara itu, sekelompok laki-laki yang berjalan beriringan berhasil menghipnotis mata para undangan. Ketiganya berjalan bak supermodel papan atas yang sedang catwalk, menyuguhkan ketampanan dan pesonanya masing-masing dibalut dengan celana kain dan jas dari brand ternama.

Para wanita sampai enggan untuk berkedip, agar tak tertinggal setiap sekon dari pergerakan ketiga laki-laki itu. Sebagian dari mereka menatap lapar, seolah objek di depannya adalah mangsa yang siap untuk diterkam. Ada lagi wanita yang melirik, curi-curi pandang, padahal di sampingnya sudah ada pacar bahkan suami.

Salah satu laki-laki yang berada di tengah tersenyum miring, sebelah tangannya sibuk menyibakkan rambut, tentu hal itu ia lakukan dengan sengaja. Siapa lagi kalo bukan Jaydan seorang.

Di sisi kanannya ada Theo si dokter muda, dengan jas abu-abu metalic. Laki-laki berkulit pucat layaknya vampir di film-film barat, matanya sendu serta rahang yang tajam. Sementara di sisi kiri nampak laki-laki berkacamata yaitu Dareen. Raut wajahnya dingin, tatapannya tajam siap menusuk segala objek di depannya. Mereka berjalan ke sisi kiri, mencari meja yang belum di tempati.

"Bisa nggak, sekali aja lo nggak tebar pesona kayak tadi," pinta Dareen saat ketiganya sudah berhasil menepati meja kosong.

"Siapa?" tanya Jaydan.

Theo menggerutu, "masih nanya lagi, ya siapa lagi kalo bukan lo," seraya menunjuk pada Jaydan yang duduk dihadapannya.

"Reen, kayak baru kenal gue aja lo," Jaydan tersenyum miring lalu meneguk minuman berwarna merah pekat, sepertinya sejenis minuman moctail yang biasa tersedia di acara pesta seperti ini.

"Punya wajah ganteng kayak gini tuh buat apa? kalo bukan dikasih liat ke cewek. Gue nggak perlu yang namanya tebar pesona, toh mereka yang akan ngejar gue," lanjutnya.

Dareen hanya memutar bola matanya malas. Berbeda dengan Jaydan, Dareen ini orangnya agak kaku macam kanebo kering. Nggak suka jadi pusat perhatian banyak orang, khususnya para wanita. Tapi karena pekerjaannya sebagai Dosen, mau tak mau ia harus menjadi perhatian para mahasiswa di Universitas tempatnya mengajar.

Dareen bukan tipikal dosen killer dan kejam yang ada dicerita fiksi, ia masih punya hati buat kasih keringanan dari tugas hingga hukuman. Dareen hanya kelewat dingin, jarang tersenyum, tatapannya selalu tajam walaupun begitu banyak mahasiswi yang mengidolakan laki-laki itu. Kalo Dareen jadi Jaydan, pasti beberapa mahasiswi masuk dalam list mantannya, tapi 26 tahun Dareen ada di dunia ia sama sekali tidak punya yang namanya mantan, alias Dareen nggak suka yang namanya pacaran.

"Jaga perasaan pacar lo kek," cecar Dareen seperti belum puas memperingatkan Jaydan.

"Tenang gue udah putus semalam, artinya kita bertiga sama-sama jomblo. Siapa tahu di acara ini gue dapat gebetan baru ya nggak?"

"Gila lo! baru dua minggu lalu lo cerita punya cewek baru sekarang udah putus aja." Sahut Theo dengan wajah tak percaya.

"Gue nggak cocok sama Tiara."

"Dari dulu alasan lo juga gitu," cetus Dareen.

"Cewek yang satu ini bikin gue ilfiel! Tiara bukan nyokap apalagi istri gue, suka banget larang-larang. Beberapa kali gue diajakin minum, gue tolak, yah kali ntar gue diapa-apain lagi, hiih" jelas Jaydan seraya bergidik ngeri membayangkan hal yang tidak-tidak terjadi padanya. Amit-amit batinnya.

My Pilot: Loveholic | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang