Chapter 26

2.2K 257 20
                                    

Happy Reading!
 ----------

Perjalanan menuju Puncak bisa di tempuh selama dua jam, itu pun jika sepanjang jalan tidak ada kemacetan yang terjadi.

Mereka berkendara menggunakan dua mobil, mobil pertama yang dikemudikan Jaydan di tumpangi oleh Gienka, Dareen serta Kinan. Sedangkan mobil kedua berisikan Theo dan Fanya. Beruntung lalu lintas di hari sabtu itu lancar-lancar aja, sehingga mereka bisa sampai tujuan dengan cepat.

Pukul 10 lebih mobil Jaydan, disusul mobil Theo sudah sampai di Villa yang menjadi tujuan mereka untuk menginap.

Yah, para laki-laki ini yang awalnya berencana untuk ngecamp hanya bertiga saja, harus batal lantaran tunangan Dareen -Kinan yang memaksa ikut. Dan akhirnya untuk menemani Kinan, dibutuhkan personil tambahan untuk ikut dalam liburan, yaitu Gienka serta Fanya sepupu Dareen sendiri. Sehingga membuat acara ngecamp di alam bebas digantikan dengan menginap di Villa milik Winar yang Jaydan sewa secara mendadak. Villa dengan pemandangan permadani hijau, alias kebun teh.

Gienka keluar dari mobil bersama dengan yang lain. Udara sejuk langsung menerpa tubuhnya. Aroma khas dari alam menjadi konsumsi Gienka sejak memasuki area puncak.

Gadis itu tersenyum sumringah. Sudah lamanya rasanya tidak berbaur dengan alam, menikmati pemandangan yang jarang didapati di daerah perkotaan. Rasanya, Gienka enggan untuk menginap semalam saja, ia ingin berada di tempat itu sepuasnya.

"Mau keliling bentar?" Jaydan tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Padahal Theo serta Dareen sedang menurunkan barang, tapi laki-laki itu malah mengajaknya jalan?

"Ntar sorean, kayaknya viewnya lebih bagus," Gienka menolak.

Sebenarnya ia juga tak sabar untuk berjalan-jalan di sekitar villa. Mengambil beberapa foto dan selca lalu ia pasang di feed instagramnya. Tapi, Gienka sadar bahwa saat ini waktunya tidak tepat, mereka baru saja sampai, dan sangat tidak etis kalo ia dan Jaydan langsung jalan-jalan sedangkan yang lain membereskan barang bawaan.

"Okey, nanti bilang aja, gue temenin,"

Gienka mengangguk.

"Woi, bantuin! pacarannya nanti dulu!" teriakan Theo berhasil membuat keduanya menoleh. Jaydan mendengus kesal, sementara Gienka hanya tersenyum kikuk pada laki-laki itu yang pernah merawat Eyang semasa di rumah sakit.

"Ganggu aja, setan!" umpat Jaydan agak keras.

"Sorry, Theo agak sensi akhir-akhir ini habis ditinggal kawin," kata Jaydan sembari berpalingan menghadap Gienka lagi. "Gue lupa lagi, mau ngomong apaan, gara-gara itu anak," kesalnya yang justru membuat Gienka tersenyum tanpa sepengetahuan Jaydan pastinya.

"Udah sana, bantuin yang lain dulu," perintah Gienka.

Theo yang berdiri tak jauh dari sana, lagi-lagi berusaha mengganggu Jaydan. "Reen, kayaknya itu anak minta diseret kemari biar bantuin kita," ucap laki-laki itu.

Sepertinya memang sengaja menggoda Jaydan. Dareen seseorang yang diajak ngobrol sama Theo hanya melirik tak minat. Memang dasar Dareen tipikal orang tidak mau tahu dengan lingkungan sekitar, jadi harap maklum.

"Ini gue mau otw ke sana, sabar!" Jaydan terlihat menahan kesal karena dihadapannya masih ada Gienka, laki-laki itu harus menjaga image.

"Kalo perlu apa-apa bilang gue, atau nggak ke Fanya."

"Iya."

Jaydan sudah berbalik untuk menghampiri kedua temannya, tapi di detik itu pula ia kembali menghadap Gienka. Gadis itu mengernyitkan dahi, "apa lagi?"

"Gue bantuin anak-anak dulu, ntar sore jangan lupa,"

Gienka mengangguk sembari mendorong Jaydan untuk segera menghampiri Theo dan Dareen yang sibuk mengeluarkan barang dari mobil.

My Pilot: Loveholic | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang