Chapter 24

1.7K 253 4
                                    


Part ini tuh aslinya jadi satu sama chapter kemarin. Tapi karena 4000+ menurut aku kebanyakan, jadi aku bagi dua chapter. Biar kalian juga nggak capek baca cerita panjang.


Semoga kalian nggak lupa sama chapter yang kemarin.

Happy reading!
----------

Sementara itu waktu yang sama di tempat yang berbeda..

Jaydan melangkahkan kakinya memasuki salah satu cafe yang sering menjadi tempatnya dan kedua temannya berkumpul. Senyumnya mengembang saat pemilik cafe mengetahui kedatangannya. Jaydan melambaikan tangan pada sosok itu, lalu disambut dengan gerakan yang sama oleh gadis cantik di balik meja kasir.

"Kayak biasanya, Fan," ujar Jaydan.

"Oke mas."

Sambil menunggu pesanannya, Jaydan mengedarkan atensi ke setiap sudut cafe. Mencari seseorang yang menyuruhnya untuk datang ke cafe itu. Pandangannya terhenti pada meja yang berisikan dua sosok, salah satunya dari sosok itu adalah Dareen.

"Ice Americano," Fanya kembali dengan membawakan satu cup minuman ukuran sedang pesanan Jaydan.

"Thank you,"

"Sama-sama mas,"

"Btw, Fan? lo nggak ada kepikiran buat temenin gue? biar nggak jadi obat nyamuk mereka berdua tuh," Jaydan berkata sembari mengarahkan dagunya pada meja yang ditempati Dareen dengan seorang gadis.

Fanya menggeleng, "ntar nunggu kerjaan saya beres yah mas, tinggal dua pesanan lagi. Tadi udah ada mas Theo datang kok, tapi kayaknya lagi di toilet."

"Tumben nggak ngaret itu anak?" guman Jaydan.

"Kayaknya lagi nggak ada jadwal sama pasien mas," tebak Fanya yang masih senantiasa menyimak Jaydan, meskipun gadis itu tengah sibuk dengan pekerjaannya. 

"Okelah gue ke sana dulu, sekalian bawain pancake yah? rasa apa aja, seadanya."

Fanya mengacungkan jempol sebagai jawaban atas permintaan Jaydan.

.

"Makin lengket aja kayak magnet!" seru Jaydan untuk merecoki Dareen beserta Kinan yang sedari tadi sudah ia perhatikan.

Dareen yang mulanya fokus menatap Kinan, kali ini beralih melirik tajam ke arah Jaydan yang sudah duduk di hadapannya. Sementara, Jaydan hanya bersikap santai,  mengganggu dan menggoda Dareen adalah hal yang biasa ia lakukan.

"Oh, hai kakak ganteng udah lama nggak ketemu," sapa Kinan. Kemudian gadis itu kembali menatap layar laptop dan melanjutkan jari-jemarinya untuk mengetik.

Jaydan hanya bisa tertawa, mendengar panggilan khas dari gadis itu. Padahal ia dan Kinan baru beberapa kali bertemu, tapi karena sikapnya Kinan yang mudah bergaul dan sedikit blak-blakan membuat keduanya bisa akrab.

"Hai adik cantik, congratulation on your graduation!"

"Thank you,  kak," Kinan tersenyum cerah, lalu sesaat kemudian wajahnya berubah agak kesal. "Sejauh ini baru kakak doang yang ucapin loh," ujar Kinan seraya melirik Dareen malas.

Jaydan mengerti maksud gadis itu, "Wah parah, calon tunangan lo diam aja nggak ngucapin?"

Kinan menganggukkan kepala. " Ngeselin banget yah itu orang?"

"Dari dulu emang ngeselin Nan," sindir Jaydan. Tapi seseorang yang disindir bersikap acuh tak acuh. 

"Mau minta kado apa? Sekalian gue mau cari buat adek gue, Risha,"

My Pilot: Loveholic | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang