-----------
Gienka hanya bisa meringis dan menutup telinganya saat mendengar omelan Dina sejak setengah jam yang lalu. Bukan, bukan ini yang Gienka harapkan setelah menyuruh Dina untuk menemuinya di ruang kerja. Omelan panjang lebar sahabatnya yang berhasil membuat telinga Gienka sedikit panas. Untung Gienka punya kesabaran yang cukup menghadapi hal itu.
“Gila lo!” pekik Dina, setelah ia mendengar cerita Gienka soal kejadian tadi malam. Gadis itu kini berkacak pinggang tepat di hadapan meja kerja Gienka. Jangan lupakan kedua matanya yang hampir melompat keluar.
Gienka yang melihat reaksi gadis itu, hanya bisa meringis. Takut-takut kalo Dina bakal marah, “iya, kayaknya emang gue udah gila.” Pada akhirnya Gienka mengakui kegilaannya.
“Lo nggak seharusnya ngelakuin itu. You kissed him? What the fuc-” Dina menahan umpatannya, tak habis pikir dengan yang Gienka lakukan.
“Gue ke bawa suasana, and then semua itu terjadi,” Gienka menutup wajahnya dengan kedua tangan, terlihat malu sekaligus menyesali perbuatannya semalam.
“Terus, reaksinya itu anak gimana?”
“Jelas kagetlah, secara gue yang duluan mulai,”
Dina bertepuk tangan sembari melempar tubuhnya kembali ke sofa single di samping jendela. “Heul, bener-bener lo, nggak mikir dulu sebelum bertindak. Selama ini gue kira lo pinter Gie, ternyata sama aja kayak gue, agak bego dikit-” Dina menatap Gienka sedikit prihatin. Sepertinya istilah yang selama ini ia dengar, kalo jatuh cinta bikin orang terlihat bodoh, terjadi secara nyata di depan matanya sendiri dan langsung dialami oleh orang terdekatnya –Gienka.
“Terus gimana dong?” tanya Gienka dengan wajah yang sulit diartikan, ntah sedih atau menyesal karena perbuataannya.
Dina menghendikan bahu sebagai jawaban. Gadis ini juga nggak tahu harus memberi solusi seperti apa. Dina sedikit denial soal apa yang dirasakan Gienka dan masalah gadis itu. Apalagi yang Dina tahu Gienka sejak awal tidak suka akan keberadaan Jaydan di sekitarnya. Tapi, tiba-tiba Gienka hari ini bilang kalo ia sudah berciuman dengan laki-laki itu?
What the hell?
Sebenarnya sahabatnya yang satu ini kenapa?
“Sekarang gue tanya, lo jawab sejujurnya.” Pernyataan serius Dina, berhasil membuat Gienka kembali duduk tegak di kursi kebesarannya,
“Soal apa?” Ujar Gienka penasaran.
“Lo udah mulai suka kan sama Jaydan??” Dina yang semula bersandar kini ikut menegakkan duduknya. Kedua matanya memicing, menunggu jawaban Gienka dengan tak sabar.
“Gue belum yakin sama perasaan gue Din.”
“Yah terus ngapain lo cium dia Gie? Kalo bukan mulai jatuh sama itu pilot?” Dina merosotkan kembali tubuhnya, agak kecewa karena tebakannya salah.
“Masa sih?”
“Mana gue tahu, yang bisa ngerasain itu kan lo, Gie?!” Agaknya Dina mulai geregetan dengan Gienka. Hingga beberapa detik berlalu, ruang itu hening seketika.
Dina nampak berpikir keras, mencari cara agar Gienka sadar. Setidaknya Dina bisa meyakinkan Gienka, meskipun hanya sedikit tentang apa yang ia rasakan. “Sekarang gue tanya lagi, lo pernah nyaman nggak? Lo pernah ada sensasi aneh kayak deg-degan kalo deket sama Jaydan? Atau lo pernah nggak sengaja mikirin dia sampai nggak bisa tidur?” akhirnya rentetan pertanyaan itu yang Dina gunakan.
Dina menaikan sebelah alisnya, lagi-lagi dengan penasaran menunggu jawaban Gienka. Sementara gadis yang ditatap itu, terdiam atau mungkin sedang berpikir.
![](https://img.wattpad.com/cover/256609973-288-k765178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pilot: Loveholic | Jung Jaehyun
General FictionJaydan adalah seorang captain pilot termuda di maskapainya. Memiliki paras yang tampan, pekerjaan yang mapan serta harta yang melimpah, sehingga di kelilingi banyak wanita. Jaydan dikenal sebagai buaya udara, hal ini karena puluhan pramugari berbar...