Chapter 20

2K 289 4
                                    

-----------
The Day
-----------

Dua minggu Gienka tidak bisa tidur dengan tenang. Selama itu, kantung di bawah matanya sedikit menghitam.

Gienka sudah membolak-balikkan tubuhnya ke segala arah, mencari posisi yang nyaman agar bisa tertidur. Sengaja pula membuat tubuhnya lelah dari pagi hingga malam, dengan maksud Gienka bisa lekas tertidur ketika sampai di rumah.

Namun, semua yang ia lakukan tetap nihil, Gienka nyatanya akan berakhir dengan mata terbuka hingga dini hari, atau sampai tertidur dengan sendirinya.

Gienka sempat ingin mengkonsumsi obat tidur -dosis ringan, tapi urung ia lakukan. Takut keesokan harinya tidak bisa bangun tepat waktu.

Tahu kenapa Gienka bisa seperti ini?

Tentu, karena seorang bernama Jaydan.

Entah kenapa Gienka selalu memikirkan laki-laki itu. Sampai Gienka tidak bisa tertidur.

Jaydan akhir-akhir ini memang memborbardir pikirannya, tak terkecuali malam ini. Kadang-kadang lagi ribet dengan urusan pekerjaan pun, Jaydan mampir memporak-porandakan pikiran Gienka.

Ini bukan efek samping dari yang waktu itu kan?

Saat dimana Jaydan mengungkapkan semuanya dan melakukan hal yang tidak terbayangkan.

Gienka menggeleng lalu menyembunyikan wajah polosnya di balik selimut.

Tidak mungkin seorang Gienka mulai terjerat dengan pesona Jaydan?

Nggak mungkin.

Bisa saja yang waktu itu cuma akal-akalan Jaydan, agar Gienka turut menjadi korban selanjutnya? Kecupan itu, pasti bukan Gienka saja? banyak wanita sebelumnya yang mendapat perlakuan sama atau bisa saja lebih?

Omong-omong Gienka sebenarnya mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Jaydan. Namun, karena sesuatu hal yang tak bisa dijelaskan, laki-laki itu berhasil membuat Gienka merasakan hal asing. Ada sesuatu yang menghangat, entah apa. Gienka yang merasakan saja sempat bingung, sampai dimana Jaydan melontarkan kalimat terakhir. Gienka menepis semua rasa yang hadir saat itu dan akhirnya memilih pura-pura tidak mengerti.

Memang harusnya seperti itu kan?

Gienka dari awal memang harusnya tidak percaya apapun yang diucapkan dan perlakuan Jaydan padanya. Keduanya tidak begitu dekat. Dan Jaydan malah mengaku ada perasaan padanya? Nggak masuk akal buat Gienka.

Mungkin Jaydan sedang mempermainkan Gienka?

Buktinya Jaydan bagai hilang di telan bumi. Hilang begitu saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Gienka tidak menerima kabar dari laki-laki itu. Jangankan kabar, pesan basa-basi yang biasanya Jaydan kirimkan juga tidak ada lagi. Kemana laki-laki itu? sepadat apasih jadwal penerbangan Jaydan sampai tidak bisa meninggalkan pesan padanya, paling sederhana saja menanyakan gimana kabar Gienka.

Beberapa kali Gienka mengetahui Jaydan sedang aktif, tapi sama sekali Jaydan tidak ada tanda-tanda mengetik.

Gienka menghela nafas panjang saat memandang layar ponselnya. Jari jemarinya yang sejak tadi menscroll dari atas hingga bawah, begitu terus berulang-ulang. Tanpa pikir panjang bergerak menghapus seluruh pesan yang ada di room chatnya bersama Jaydan.

Masa bodoh dengan Jaydan mau mengirim pesan atau tidak.

Jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul 02.10 dini hari yang berarti waktunya Gienka untuk beristirahat. Setelah meletakkan ponsel di atas nakas, Gienka mulai bergelung dalam selimut sutranya. Memaksakan untuk pergi tidur, meskipun mata tak bisa terpejam.

My Pilot: Loveholic | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang