Chapter 30

2K 227 29
                                    

Holaa, ketemu lagiiii

Vote dong yang banyakk, biar semangat updatenya xixi 🥰

***

Risha
Ada di apart kok
Tumben mbak Gigi nyariin??

Gienka

Oke, makasih ya

Cuma pastiin aja dia gak kemana-mana

Risha
Gimana mau keluar, kalo mas Jaydan lagi tepar

Membaca pesan terakhir Risha.  Membuat Gienka yang mulanya berencana langsung pergi ke apartemen Jaydan, ia urungkan. Dan beralih mengemudikan mobilnya menuju supermarket. Entah apa yang dipikirkan Gienka hingga ia menyempatkan terlebih dahulu berbelanja bahan makanan. 

Lihatlah dirinya, kali ini tengah menenteng dua kantong plastik berukuran besar. Gienka berjalan susah payah menuju mobil. Ketika sudah sampai, ia membuka pintu di samping pengemudi. Gienka memang sengaja meletakkan keseluruhan belanjaannya di sana, agar ia lebih mudah mengeluarkan saat tiba di apartemen Jaydan.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke apartemen Jaydan. Sekitar dua puluh menit, Gienka sudah tiba di basemen. Kalau diingat memang ini pertama kalinya Gienka berkunjung ke apartemen Jaydan.  Jadi untuk menuju ke kamar laki-laki itu, Gienka harus bertanya lebih dulu pada petugas. 

Suara dentingan lift terdengar, pertanda Gienka sudah sampai di lantai yang ia tuju. Seingatnya petugas bilang apartemen Jaydan di koridor sayap kiri, tepatnya di unit paling pojok. Lantas, Gienka bergegas melangkahkan kaki jenjangnya ke unit Jaydan. Tanpa pikir panjang gadis itu segera menekan bel, di dekat pintu. Cukup lama Gienka menunggu tapi tidak ada respon. Gadis itu kembali menekan bel, dan barulah pintu apartemen itu terbuka.  Menampilkan sosok Jaydan dengan wajah letih dan sedikit pucat. 

Jaydan tertegun sebentar, mungkin ia kaget dengan kedatangan Gienka yang tiba-tiba. Karena sudah hampir dua minggu ini mereka tidak bertukar kabar. 

"Jadi, lo cuma bukain pintu? Gak kasih gue kesempatan buat masuk ke dalam?" 

Masih tak ada tanggapan dari Jaydan. Membuat Gienka menghela nafas kesal, lalu mendorong pintu agar lebih lebar. Tanpa persetujuan pemilik apartemen, Gienka masuk begitu saja dengan menentang dua kantong plastik belanjaan. 

Saat masuk, mata Gienka langsung tertuju di area dapur. Seperti layaknya rumah sendiri, Gienka meletakkan belanjaannya di atas meja pantry. 

"Lo udah makan belum?" tanyanya basa-basi saat melihat Jaydan berjalan kearahnya dengan raut bingung.

Gienka tak ambil pusing, ia lebih memilih menyibukkan diri meletakkan bahan-bahan ke dalam kulkas. Benar sih tebakkan Gienka, kulkas laki-laki itu pasti hanya berisikan makanan junkfood. Dan  sisa-sisa makanan yang sepertinya di beli dari luar, entah makanannya masing layak dimakan atau tidak. Gienka tetap membuang makanan itu dan menggantinya dengan sayur, buah, dan bahan makanan yang sudah di belinya.

"Jangan dibuang, Gie... itu masih baru."

"Udah terlanjur... lo kalau udah tahu sakit. Jangan makan sembarangan, makin sakit tahu rasa lo."

"Gue dapat kiriman dari Netha."

Mendengar itu membuat Gienka menghentikan kegiatannya beberapa sekon. "Lain kali suruh kirim makanan yang sehat," pungkasnya. "Udah makan?" Gienka berniat mengalihkan.

Gelengan kepala Jaydan menjadi jawaban yang dibutuhkan Gienka sejak tadi. Tanpa menunggu lama, Gienka segera menyiapkan bahan yang ia butuhkan. Sepertinya, Gienka akan membuat soup ayam untuk laki-laki itu. Sementara Gienka tengah sibuk dengan kegiatan masaknya, Jaydan tengah duduk di dekat pantry sembari memperhatikan gadisnya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Pilot: Loveholic | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang