Jam pelajaran terakhir sudah berlangsung selama 30 menit itu artinya tinggal 10 menit lagi bel pulang berbunyi.
Selama jam pelajaran terakhir ini Pricil terus-menerus bergerak tidak nyaman di tempat duduknya, padahal ia biasanya tenang-tenang saja. Dan lagi selama jam pelajaran berlangsung ia sama sekali tidak bisa fokus.
Bukan tanpa alasan ia jadi seperti ini, tapi karena ia telah membaca surat kecil dari Ka Arsel. Dan dalam surat itu..
'Nanti pulangnya bareng gue, mama yang nyuruh'
Dan sekarang sudah waktunya pulang, separuh dari orang-orang di kelasnya sudah angkat kaki dari kelas.
"Cil yok.. kok masih duduk?" Tanya Vio yang melihatnya dari tadi tidak berniat untuk pergi keluar kelas.
"Emh..kalian duluan aja deh, gue ada urusan bentar"
Vio dan Ocha mengurutkan kening, tidak biasanya Pricil ada keperluan penting di sekolah.
"Udah sana katanya mau beli novel" ujarnya mengingatkan Vio pada urusannya setelah pulang sekolah untuk ke toko buku.
Tanpa ambil pusing keduanya pun pamit duluan dan meninggalkan dirinya sendiri di kelas yang sudah kosong.
Selang 3 menit kedua sahabatnya itu pergi barulah ia bangkit dari kursi dan berjalan dengan sangat lambat ke parkiran, ia pikir dengan ia sengaja berlama-lama membuat Arsel langsung pulang.. tapi salah dugaannya rupanya disana masih rame cowok-cowok dan termasuk Arsel yang duduk di atas motornya.
Arsel yang melihatnya, langsung memakai helm full face nya dan mengendarai motor pelan-pelan ke arahnya. Tapi itu membuat cowok-cowok disana melihat ke arahnya dan Arsel dan mereka sampai bersiul-siul, itu sangat membuat Pricil risih, ia tak suka jadi pusat perhatian seperti ini dengan wajah menunduk membiarkan sisi rambutnya yang lurus sedikit bergelombang menutup sebagian wajahnya ia hanya melihat ke bawah.
Perlu kalian tahu Pricil walaupun ia banyak suka dengan cowok-cowok ganteng disekolahnya tapi jika ia di hadapkan pada situasi seperti ini seperti kumpulan cowok-cowok ia tak suka ia paling anti jika di hadapannya ada kumpulan cowok-cowok walaupun ia tahu dan tau diri mereka itu tak ada minat meliriknya atau apapun itu ia tetap tak suka. Dari dulu jika ia ke kantin dan disana banyak cowok yang berkumpul walaupun hanya duduk-duduk nongki ia selalu menunduk dan kadang bersembunyi di belakang kawannya. Ya itulah salah satu kekuranganya yang kadang selalu membuatnya heran karena berbalik dari itu kebiasaanya suka melihat cowok-cowok ganteng tapi tiba ada banyak kumpulan cowok ia langsung kicep.
Dan itu kini membuat Arsel heran melihatnya karena ia hanya menunduk dan memain-mainkan kerikil dengan salah satu kakinya.
" Kenapa lama banget?"
"..." Tidak ada jawaban
Sepertinya Pricil tengah asik dengan dunianya itu hingga tak menyadari Arsel sudah turun dari motornya.
"Pricil.." panggil Arsel dengan pelan. Arsel tak sadar panggilannya itu bisa saja membuat fans-fansnya yang mendengar berteriak kecentilan.
"Hey.." karena tak kunjung di jawab ia menepuk bahu Pricil.
Pricil yang terkejut langsung menatap Arsel dengan bergumam 'mmh' seketika ekspresi bingung yang di tunjukkan Pricil membuat Arsel yang menatapnya gemas.
Pricil tak sadar jika dirinya sekarang seperti anak kecil yang bingung ketika di tanyai oleh ibunya mau di belikan mainan apa.
"Lo kenapa ? Dari tadi diam gitu"
Setelah sadar apa yang telah dilakukannya Pricil kembali berdiri tegap tidak seperti kakinya yang barusan memain-mainkan krikil, kini ia sadar sepenuhnya dan bingung harus berkata apa.
Arsel kembali menaiki atas motornya sambil berkata "Mau gue tinggalin?"
Seketika Pricil langsung menggeleng-gelengkan kepalanya seperti anak kecil, dan itu membuat Arsel tersenyum tipis tapi tidak terlihat oleh Pricil karena tertutup helm full face nya.
Dalam perjalanan Pricil bertanya-tanya kemana Arsel membawanya karena jalan yang mereka lalui bukan jalan kerumah kakak kelasnya itu.
"Kita mau kemana?"
Arsel meliriknya lewat kaca spion tapi tidak menjawabnya membuat Pricil seketika menyesal bertanya.
Tak lama motor Arsel berhenti di depan kafe yang bernuansa pink nude dengan campuran putih itu. Kafe itu terlihat tidak besar tapi juga tidak terlihat kecil dan memilki 2 lantai. Dari luar Kafe itu terlihat modern tapi ketika sampai di dalam mata kita akan di manjakan dengan pajangan-pajangan yang unik dan lucu. Dekorasi kafenya bergaya vintage dan tentunya sangat Instagramable bisa menarik banyak anak muda untuk singgah disana sayangnya ia kesini pakai baju sekolah, sangat disayangkan sekali.
Tak hanya itu ketika ia naik ke lantai atas karena Arsel membawanya ke lantai atas ia kembali di buat terpukau, bagaimana tidak kafe ini juga menyediakan buku-buku cerita yang tak lain adalah salah satunya itu Novel! Ah sepertinya ini akan menjadi tempat favoritnya. Di lantai 2 ini juga tidak kalah menariknya dan banyak juga spot-spot foto yang bagus dan disini juga ada rooftop nya dengan dihiasi lampu-lampu cantik dan tanaman-tanaman yang luar biasa indah. Dan yang membuatnya paling nyaman disini tidak terlalu bising dan tidak ramai karena ia yakini banyak dari orang-orang lebih milih di lantai bawah daripada mencium bau buku.
Setelah mengedarkan pandangan ke segala penjuru di lantai itu, pandangannya kembali jatuh ke orang yang membawanya kesini bahkan telah duduk dengan santai di sofa yang kelihatan nya sangat empuk dan nyaman.
Pricil mengambil tempat duduk tepat disamping kakak kelasnya itu tentu ia sedikit memberi jarak, ia tak mau disangka yang tidak-tidak. Dengan suara sedikit kesal karena dari tadi cowok itu mengabaikannya ia kembali berujar
" Ehmm, lo masih bawa anak orang loh di tanya ngak di jawab padahal telinga mulut ada! "
Yang disindir malah terlihat santai sambil mengetik sesuatu di layar handphone nya, baru setelah itu menoleh ke arahnya
" Nyokap gue ada disini dan nyuruh kita kesini "
Jawaban Arsel membuatnya sedikit terkejut, jadi maksudnya mereka kesini karena permintaan Tante Lisa, ia pikir cowok itu membawanya kesini hanya iseng-isengan cowok itu atau sekedar sengaja membawanya untuk menemani.. Seketika tanganya menoyor kepalanya sendiri dan menggeleng-gelengkan kepala. Pricil tak sadar jika Arsel masih menatapnya bahkan sampai mengerutkan kening ketika melihat tingkah anehnya.
Sepertinya dalam satu hari ini, Arsel sudah melihat berbagai tingkah Pricil dari aneh sampai yang menurutnya lucu.
Sejak dari awal mereka bertemu pertama kalinya sampai hari ini cewek di samping nya ini memang...berbeda dan...menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
Teen FictionStalker? Iya. Bila lo menyukai seseorang dan diam-diam lo memandangnya dan mencari tahu orang yang lo suka itu dengan mengotak-atik di sosmed dan berharap orang yang lo suka itupun pada akhirnya bisa membalas perasaan lo namun tak disangka itu sudah...