4

915 66 0
                                    

Saat cowok itu duduk di depan ku di sampingnya tante Lisa aku terkejut melihat cowok yang di depan ku ini. Aku gak bisa berkata apa-apa dan mematung. Cowok itu sepertinya sama sepertiku sama-sama terkejut.
.

.

.

Melihat kami berdua saling memandang dan saling terdiam tante Lisa langsung bersuara

" Pricil ini anaknya tante yang tante bicarakan tadi namanya Arsel" ujar tante Lisa tersenyum ke arahku sambil memperkenalkan anaknya.

Lalu tante Lisa bertanya lagi karena aku dan anaknya itu saling menatap dan masih terdiam setelah beberapa menit berlalu.

"Apa kalian sudah saling kenal sebelumnya?"

Pricil sedikit terkejut saat tante Lisa bertanya seperti itu. Ia langsung melihat ke arah tante Lisa.

"Eng.. ngak tante" jawabku sambil tersenyum kikuk ke arah tante Lisa.

"Pikir tante tadi kalian udah kenal soalnya tante liat kamu sama Arsel saling memandang gitu dan dengan ekspresi yang entah sedikit terkejut" kata tante Lisa dengan bingung.

Bukanya sedikit tante tapi sangat terkejut, Elakku dalam hati.

"Em ma kami emang belum pernah kenal tapi kami pernah bertemu tak sengaja di sekolah dengan kejadian kecil" jawab Arsel lebih tepatnya kak Arsel karena dia senior ku, ia sepertinya meyakinkan mamanya agar tidak bertanya-tanya lagi.

Aku memandang ke arahnya mendengar jawaban dari cowok itu, apa dia sudah mengingat kejadian itu padahal ku pikir dia tidak bakal ingat.

Tapi bukanya yang di harapkan tante Lisa malah lebih antusias dari pada jawabanku yang tadi.

"Ohya?? Kalian udah pernah bertemu sebelumnya tapi setidaknya kalian udah pernah bertemu itu tak menjadi masalah" ujar tante Lisa sambil tersenyum penuh arti.

Lalu tak lama kemudian datang Bunda dari arah dapur membawakan air minum tapi kenapa Bunda tak menyuruh saja bi Imah kenapa malah Bunda yang malah repot-repot membawakannya batinku.

"Ini minumannya Arsel silakan di minum tak usah malu-malu" kata Bundaku kepada kak Arsel tak lupa dengan senyum ramah Bunda.

"Eh iya tante makasih tante tak usah repot-repot juga" balas kak Arsel sambil tersenyum ke arah Bunda.

"Tante gak repot kok udah di minum saja" balas Bundaku. Arsel tersenyum ke arah Bunda dan langsung mengambil gelas dan meminumnya.

Tak lama kemudian Bunda sudah terhanyut dengan pembicaraannya dengan tante Lisa entah apa yang di bicarakan mereka, karena aku lebih memilih menyibukkan pikiranku sendiri dengan kedatangan cowok di depan ku ini.

Aku meliriknya diam-diam, bagaimana bisa cowok itu cowok yang hampir menabrakku juga sekaligus membawa sial di saat di sekolah tadi datang ke rumahku sebagai tamunya Bunda, aku meliriknya lagi dia juga sedang memandang ke arahku aku membulatkan mata, aku tertangkap basah meliriknya aku langsung melihat ke arah lain seolah pura-pura tak melihatnya lalu sedikit-sedikit mulai membuang muka ke arah lain.

Mukaku pasti sekarang bersemu merah karena malu. Oh yaampun bagaimana bisa dalam satu hari ini aku terus bertemu dengan cowok itu ya walaupun ganteng tapi ini pasti mimpi teriakku dalam hati. Lalu aku mencubit pipi ku sendiri berharap ini mimpi, tapi kenyataannya ini bukan mimpi.

Dengan pasrah aku tetap memilih diam di samping Bunda sampai akhirnya Bunda meleraikan pembicaraanya dengan tante Lisa.

"Sepertinya kita harus makan sekarang nanti lagi kita lanjutkan pembicaraannya" kata Bunda kepada tante Lisa.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang