Bel istirahat berbunyi semua murid berhambur keluar kelas untuk mengisi perutnya di kantin. Tak tanggung-tanggung Aku, Vio dan Ocha juga ikut pergi ke kantin untuk mengisi perut yang kosong.
Saat kami sampai di kantin rupanya sudah banyak banget meja yang sudah ke isi terpaksa Aku, Vio dan Ocha memilih tempat duduk paling belakang, yang mejanya itu lumayan panjang dari meja yang lain yang memiliki tempat duduk 6 orang. Karena kami hanya bertiga jadilah ketiga kursi lainya itu kosong.
Setelah kami memilih tempat duduk yang pas Aku Vio dan Ocha langsung memesan makanan. Setelah membawa makanan kami kembali ke tempat duduk yang tempatnya itu sangat dekat jadi kami tidak perlu kepayah-payahan membawa makanannya.
Saat sambil makan Ocha bertanya kepadaku dan Vio
"Jadi tolong sekarang kalian ceritain ke aku tentang yang di kelas tadi" ujarnya.
"Tentang yang mana?" Tanya Vio yang tidak mengerti atas pertanyaan Ocha.
"Semua tentang yang belum aku gak tau, tadi kan kalian sudah janji ayo sekarang ceritakan"
"Vio lebih baik lo aja yang cerita" kataku pada Vio.
"Kok gue? Lo aja!"
"Gue udah capek cerita semua sama lo nah sekarang lo yang cerita ke Ocha"
"Lah kok jadi ribet gini jadi gak mau cerita ni?" Tanya Ocha dengan wajah sedihnya itu.
"Ya udah deh biar gue yang cerita sama lo" jawab Vio dengan sedikit mencibir ke arahku karena kesal.
Vio menceritakan semua dari awal pertemuanku dengan kak Arsel sampai berakhir pada kak Arsel di rumahku tadi malam. Sedangkan Ocha hanya mengangguk saja setelah mendengarnya dan sekarang ia menjadi mengerti dan paham apabila kedua sahabatnya ini membicarakan tentang cowok yang bernama Arsel itu tidak seperti sebelumnya yang masih pada kebingungannya.
Saat kami bertiga makan dalam diam tidak bersuara tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara cowok yang menurutku tidak familiar ditelingaku. Aku,Vio,dan Ocha mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang berbicara kepada kami bertiga.
"Haloo" ucap cowok itu kepada kami dengan melambaikan tangannya ke depan wajah kami tapi sayangnya Aku tidak terlalu lama bengong saat tahu siapa cowok-cowok itu. Beda denganku Ocha dan Vio masih saja bengong melihat wajah cowok yang berada di depan mereka.
"Ehm maaf menggaggu kalian kami tidak ada tempat duduk lain jadi bolehkah kami duduk di kursi kosong ini" kata cowok itu menyadarkan kami.
Vio dan Ocha tersadar dan Vio langsung menjawabnya.
"A oh oh boleh kok kak gak papa kami tidak keberatan" jawab Vio dengan sedikit gugup.
Setelah itu Vio langsung mendekatkan kursi lebih dekat denganku agar tidak terlalu dekat dengan cowok-cowok itu dan itu juga berlaku pada Ocha karena kalian tahu cowok-cowok di depan kami ini cowok-cowok tenar di sekolah ini jadi intinya kami tidak terlalu ingin menarik perhatian orang-orang di seluruh kantin ini.
Setelah mendengar jawaban Vio, dengan muka sok-sok cuek Aku langsung melanjutkan makanku yang terhenti tadi. Bagaimana tidak? Cowok yang ngomong pada kami tadi ialah Arsel-kak Arsel. Makanya aku tidak ingin berlama-lama melihatnya karena melihatnya saja Aku sudah teringat perihal tadi malam, Aku belum memaafkannya.
Kudengar sekarang Vio dan Ocha sedang berkenalan dengan kak Arsel dan kedua temanya itu. Sedangkan aku tetap melanjutkan makanku.
"Hei cewek kita belum kenalan"
Aku mendengar sepertinya suara itu terarah kepadaku, Aku mendongak dan melihat tangan cowok itu sudah terulur Aku melihat ke arahnya dan menyambut uluran cowok itu.
"Adit" kata cowok itu dengan tersenyum ke arahku.
"Pricil" balasku dengan tersenyum canggung ke arahnya.
Lalu setelahnya tangan cowok satunya lagi juga terulur dan Aku menyambutnya lagi.
"Raka" jawab cowok itu.
"Pricil" balasku juga.
Aku melihat kearah cowok yang satunya lagi kak Arsel, setelah tidak ada tanda-tanda lagi yang ingin mengulurkan tangan seperti tadi Aku kembali makan.
Sedangkan cowok-cowok itu sudah hanyut dengan perbincangan mereka sendiri walaupun sedikit-sedikit terdengar oleh kami, tapi kami tidak terlalu mempermasalahkannya dan melanjutkan makan dan sedikit berbincang-bincang agar tidak terdengar apa yang mereka bicarakan.
Tapi belum satu menit Aku makan Aku merasa lenganku sudah di goyang-goyang oleh satu tangan yang tak lain itu Vio. Dengan kesal sudah menggaguku makan, Aku langsung melihat ke arahnya dengan mata tajam.
Tak memperdulikan wajahku yang sudah sangat kesal, Vio malah mendekatkan wajahnya ke telingaku.
"Lo gak mau kenalan sama kak Arsel ini kesempatan buat lo" bisiknya di telingaku.
Air mukaku langsung berubah dan sedikit mengerut dahi, Aku melihat ke arah kak Arsel yang tengah berbincang-bincang dengan temannya itu. Lalu wajahku kembali dekat dengan Vio.
"Bukannya gue udah cerita sama lo tentang dia kerumahku tadi malam, lagian dia tadi juga gak ingin kenalan lagi sama gue dan begitupun juga gue" kataku sedikit berbisik kearah Vio.
Setelahnya Aku tidak memperdulikan lagi Vio dan melanjutkan lagi makanku yang sudah keberapa kali tertunda.
Setelah beberapa menit kemudian Aku sudah habis dengan makananku, ku lihat ke arah kedua temanku rupanya Ocha juga sudah selesai makan sedangkan Vio ia masih setengah menghabiskan makananya.
Diantara kami bertiga yang paling lamban makan itu Vio ia makan bak Putri di istana ia juga sangat menjaga makannya seolah ia takut gendut ckck, berbeda denganku dan Ocha kami makan layaknya orang-orang biasa walaupun pola makan kami sedikit samaaan dengan Vio tetap saja tidak ada perubahan pada tubuh kami bahkan tubuh kami masih tetap terlihat kurus.
"Cha balik yuk" kataku pada Ocha yang mulai bosan.
"Lah si Vio gimana?" tanyanya
"Loh tunggu dong masak kalian gitu banget sama gue gak setia kawan" ujar Vio.
"Makanya cepat dong makannya Vi"
"Iyaa bentar dikit lagi nii"
"Udah cepetan makannya, jangan ngomong lagi itu malah buat lo lama" ujar Ocha sedangkan Vio memanyunkan sedikit bibirnya dan melanjutkan makan.
Ohya sambil nunggu Vio makan perlu kuperkenalkan cowok-cowok hasil stalking didepan ku ini.
Cowok yang pertama berkenalan denganku tadi yang namanya Adit ia termasuk cogan di sekolah ini ia di juluki Cap Playboy di sekolah. Lihat saja cara panggilnya saja tadi sudah mirip banget sama julukannya itu. Walaupun dia layboy tapi banyak banget yang suka padanya, terkadang Aku heran banyak cewek yang ngejar dia padahal mereka tau kalau dia kerap kali mempermainkan cewek. Aku dengar dia juga sering gonta ganti cewek misalnya dia pacaran sama cewek setelah itu putus, semiggu kemudian udah ada cewek baru.
Cowok yang satunya lagi yang namanya Raka itu juga termasuk cogan di sekolah ini ia pemain basket yang satu tim dengan kak Fajar. Ia juga banyak di sukai oleh banyak cewek di sekolah ini karena kegantengannya itu. Dalam bermain basket ia juga tak kalah keren dari kak Fajar.
Dan terakhir kak Arsel yang ku dengar ia di juluki Prince Charming oleh cewek-cewek di sekolah ini. Ia si Bintang idola di sekolah ini seperti kata Vio waktu itu.Tapi sayangnya aku tidak ingin terlalu penasaran padanya sehingga sedikit yang ku ketahui tentangnya karena yang membuatku tidak mau tau dengannya itu ya pertemuanku dengannya itu.Aneh deh.
Dan diperingkat kedua setelahnya kak Arsel yaitu kak Fajar ia juga termasuk cogan di sekolah ini. Tak kalah juga dengan kak Arsel ia di juluki Most Wanted oleh cewek-cewek di sekolahku juga. Banyak yang suka padanya karena kegantengannya dan caranya bermain basket yang cukup keren. Dan Aku suka kak Fajar diantara cogan lainnya. Tetapi Aku juga suka dengan cogan lainya di sekolah ini kecuali kak Arsel karena perihal kejadian itu tapi tetap saja aku lebih tertarik kepada kak Fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
Teen FictionStalker? Iya. Bila lo menyukai seseorang dan diam-diam lo memandangnya dan mencari tahu orang yang lo suka itu dengan mengotak-atik di sosmed dan berharap orang yang lo suka itupun pada akhirnya bisa membalas perasaan lo namun tak disangka itu sudah...