7

802 46 2
                                    

"Yaelah melamun terus ni anak, Cil yok! katanya mau balik"

Ucapan Vio barusan membuyarkan ku dari lamunan panjangku ini.

"Iya iya ayok" kataku setelahnya.

"Loh mau balik ni" ucap Adit tiba-tiba saat melihat kami berdiri dari kursi kami masing-masing.

Dan ku lihat orang-orang sekarang melihat ke arah kami,lagi. Bisa ku bilang dari awal cowok-cowok yang dihadapan kami ini duduk satu meja dengan kami, mereka fans-fansnya itu melihat kami dengan pandangan tidak suka.

Bahkan seperti saat ini saat cowok-cowok itu berbicara kepada kami mereka terang-terangan melihat kami dengan sinis, dan ada juga dengan pandangan iri. Siapa yang tidak iri bukan, bisa diajak bicara oleh cowok-cowok tenar seperti mereka. Bahkan aku saja tak menyangka mereka ada dihadapan kami dan berbicara kepada kami bertiga.

"Eh iya kak kami mau balik ke kelas, kalau gitu kami duluan dulu ya kak" jawab Vio dengan sedikit canggung ke arah mereka, lalu setelahnya kami bertiga pamit.

"Kalau gitu thanks ya tadi udah Kasih kita buat duduk disini" sambung kak Raka. Dan kami hanya mengangguk dan tersenyum canggung kepada mereka.

Pada saat kami pamit Aku tak sengaja melihat ke arah kak Arsel, kak Arsel juga melihat ke arahku dengan pandangan yang tidak ku mengerti. Setelahnya kami bertiga pergi dari tempat itu.

"Eh kalian liat gak sih tadi, orang-orang yang di kantin pada ngeliat kita sinis gitu" ujar Ocha saat kami sedang berjalan menuju kelas.

"Iya Aku liat kok" balasku datar.

"Gue juga liat, yang pasti itu fans-fansnya mereka mungkin mereka iri kali, kita bisa diajak ngomong sama cogan di sekolah ini " sambung Vio lalu ia terkikik sendiri dan berlanjut pada Ocha.

"Shuttt udah dong ngomongin mereka ini kita dikoridor mana tau ada fansnya mereka lagi" ujarku menghentikan mereka.

"Iya bisa-bisa kita di terkam habis-habis sama mereka" sambung Ocha dengan tertawa ringan.

"Coba aja" jawab Vio, bermain-main maksudnya.

"Aww" teriak Vio tiba-tiba.

Lalu setelahnya teriakan itu berlanjut padaku dan juga Ocha. Ternyata ada seseorang yang sengaja melemparkan botol minum kepada kami bertiga.

"Siapa sih kurang kerjaan gini pake lempar-lempar botol segala" ujarku dengan kesal.

"Iya kurang ajar banget sih ni orang gatau sakit apa" sambung Ocha sama kesalnya sepertiku.

Karena lemparan tadi berasal dari belakang kami, kami bertiga membalikkan badan dan melihat siapa pelakunya ini.

Tepat di belakang kami tidak ada siapa-siapa. Lalu siapa juga yang melemparkan botol minuman ini? Pikirku.

Tapi tak jauh dari belakang kami ada tiga cewek yang sedang berjalan ke arah kami.

Sepertinya ucapan vio tadi betul-betul di jabah oleh Allah.

"Pasti mereka yang lempar ini botol" gumam Vio.

Saat mereka sampai di hadapan kami, Vio langsung meneror mereka.

"Heh pasti lo bertiga kan yang ngelempar ini botol ke arah kami" ucap Vio blak-blakkan.

"Nik lemparan lo Bagus juga ya sampe ke mereka" ujar salah satu dari mereka. Lalu tersenyum sinis.

"Ya dong" ucap yang satunya lagi.

Lalu yang satunya lagi tersenyum sinis ke arah kami bertiga.

"Jadi lo bertiga yang ngelempar ini botol ke kita!" Ujar Vio mulai tersulut emosi.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang