DUA PULUH TUJUH

320 38 3
                                    

Hari ini Kalisya akan pergi bersama dengan sahabatnya setelah kepulangan mereka dari pendakian.

"Nanti siang makan sama gue ya" ajak Andre yang baru selesai memakai seragamnya. Hari ini merupakan hari terakhirnya melaksanakan ujian.

"Yah gue udah ada janji sama Fani sama yang lain" jawab Kalisya sambil merapikan tempat tidur mereka. Semenjak hari itu, Andre selalu ingin tidur bersama Kalisya dengan berbagai macam alasan. Alhasil Kalisya mengalah namun dengan syarat tidurnya dikamar Kalisya dan tidak boleh aneh aneh.

"Mau kemana?"

"Ke mall palingan,sekalian mau beli sesuatu" Andre menghela nafasnya, sedikit kecewa. Rencana makan siang dengan istrinya gagal. Padahal ia sudah membayangkan betapa indahnya makan ditempat terbuka sambil berbincang bincang, atau berjalan jalan dengan istrinya itu.Awalnya hari ini Andre berencana ingin memulai semuanya dari awal dengan Kalisya.

Melihat itu Kalisya merasa sedikit bersalah, namun ia juga tak bisa kalau harus membatalkan janji dengan sahabat sahabatnya secara mendadak.

"Pulangnya gue jemput" ucap Andre akhirnya lalu mengambil tas dan berlalu keluar.

Kalisya kemudian mengekori Andre yang menuju ruang makan. Disana sudah tidak ada siapa siapa, abang jo sudah dipastikan kekantor karena tadi Kalisya sedikit mendengar percakapan abangnya yang berpamitan dengan mamah. Kak Mia sedang menginap dirumah temannya, sementara mamah Andre sudah dipastikan dikebun belakang.

Semenjak ditinggal papah,sang mamah setiap pagi akan menyibukkan diri dikebun belakang setelah memasak untuk sarapan.

Andre dan Kalisya sarapan ditemani keheningan. Tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka.Kalisya yang sibuk menerka nerka apakah suaminya itu marah kepadanya dan Andre yang sibuk mengunyah sarapannya

Setelah menyeruput seperempat susu paginya, Andre langsung pergi.

"Ndre?lo marah?" Tanya Kalisya sudah tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Kalau udah selesai,ntar chat gue" ucap Andre tanpa melihat kearah Kalisya

"Kayaknya beneran marah sama gue" gumam Kalisya,ia lalu membereskan meja makan. Mencuci piring bekas sarapannya dan Andre.







Pukul 12.30 Kalisya sudah berada dimeja pojok Starbucks, ia memang sengaja datang lebih awal. Teman temannya bilang sudah diperjalanan membuat Kalisya sedikit lega karena menunggu apalagi sendirian itu adalah hal yang menyebalkan kalau boleh jujur.

Kalisya memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosan. Sesekali ia melihat kearah pintu masuk untuk mengecek apakah salah satu temannya sudah sampai. Tiba tiba terdengar notifikasi dari ponsel Kalisya.

AndreMhdr : Gue jemput jam setengah 3

'yah bentar doang berarti ini' gumam Kalisya pelan, sebenarnya ia sudah membayangkan quality time dengan teman temannya jauh lebih lama. Ia bahkan ingin pulang sedikit terlambat hari ini.

Kalisya kemudian membalas chat Andre, hanya sekedar membalas "iya". Kalisya tidak bisa terlalu banyak protes sekarang, apalagi tadi pagi Andrenya keliatan sedang marah.

"Ngelamun aja sis" ucap Fani yang tiba tiba sudah sampai dan duduk didepannya.

"Huft lo mau tau nggak?"

"Sebenernya si nggak, tapi berhubung muka lo asem gitu. Kepo gue jadi kumat" ucap Fani sambil menyeruput minuman milik Kalisya tanpa permisi.

"Gue setengah 3 udah harus balik"

"What?seriusan? Setengah 3 tuh kita baru mau nyobain baju kali. Ngapain sih buru buru pulang"

"Suami gue lagi sensi. Jadi ntar gue dijemput setengah 3, mau nggak mau"

Nikah? Sekarang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang