Abaikan typo,
Enjoy!.
.
.
.
2 weeks later.
Dorm 127 sedang ramai. Mereka akan membuat 'pesta ulang' seperti permintaan Haechan. Bahkan mereka mengundang Manager Han.
Hem.. sebenarnya Manager Han yang pingin ikut sih.
Bagaimana kabar bujang-bujang kita? Oho, tentu saja Taeyong, Doyoung, Taeil, Johnny sedang sibuk di dapur.
"Hyung, aku ikut bantu-bantu ya." Mark mendekat. Di belakangnya Haechan mengekor.
"Boleh, asal jangan masak."
Mark melayangkan protes, "Tapi ini kan lagi pada masak?"
Haechan mendengus, "Artinya kamu gak boleh bantuin disini!" ucapnya sarkas.
"Cuma goreng telur deh!"
"Minyak kita sedikit! Jangan macem-macem ya!"
"Tapi aku mau bantuin,"
"Enggak. Haechan, bawa Mark keluar dari dapur suci ini!" perintah Taeyong.
Haechan menunjukkan sikap hormat, "Siap Tuan! Laksanakan!"
Detik berikutnya ialah Haechan menyeret Mark ke ruang tamu. Mark berseru heboh, "Noo! Beri aku satu kesempatan!"
"Kesempatanmu telah habis anak muda. Maafkan kami." Johnny membalas. Johnny mengacung-acungkan wortel di tangannya, berlagak pedang.
"Kayak si Jojon bisa masak aja," Taeil berbisik pada Doyoung.
"Hyung aku denger ya."
Sementara Jungwoo, Yuta, dan Jaehyun yang sibuk mendekor ruangan menggelengkan kepalanya.
"Drama macam apa lagi ini?" keluh Yuta.
"Biasalah~"
Jaehyun menaikkan bahu acuh. Mulutnya terasa pegal meniup balon. Padahal Taeyong udah beli alat peniup balon. Ganteng-ganteng pekok🙂
Jungwoo sibuk memasang balon yang sudah ditiup Jaehyun. Balon bertuliskan Haechan dan angka 20.
"Itu miring enggak sih?" Yuta berkomentar.
Jungwoo memundurkan diri sedikit. "Lah, iya. Bentar pasang ulang,"
Sementara itu, Haechan dan Mark masuk ke dalam ruang tengah. Haechan duduk di sofa samping Yuta. Tangannya meraih toples keripik dan melahapnya.
"Ini yang punya acara malah santuy. Yang kerja orang lain," sindir Mark. Itung-itung balas dendam tadi dianiaya Haechan.
Haechan menaikkan kedua bahunya. Ia sibuk memperhatikan Jungwoo yang membongkar-pasang balon. "Agak miring, Hyung!" Haechan bangkit dan mendekati Jungwoo.
Ia meraih huruf N yang dirasanya terlalu naik ke atas. "Oke, sip!" Haechan bertos ria dengan Jungwoo.
"Eh itu masih miring!" Yuta berseru dari tempat duduknya.
Haechan menoleh. "Ha? Mana?"
"Oh ternyata yang miring otak mu."
"Baku hantam kita.." Haechan memberi tatapan tajam.
"Sini kalo berani. Satu pukulan, aku spill satu rahasiamu. Huehehe~" ucap Yuta kejam.
"Lah mainnya ngancem. Tapi yasudah, saya mengaku kalah, My Lord." Tawa Yuta meledak. Memang menjahili Haechan itu seru. Apalagi kalo dia tunduk kayak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG - NCT 127
FanfictionLika-liku kehidupan seorang Lee Haechan sebagai maknae NCT 127. Mereka melewati suka-duka dan saling support. Jangan lupakan para penggemar. Mereka juga bagian penting sebagai pemanis dalam hidup Haechan. Tak ada secuil pun kesedihan. Atau lebih te...