Abaikan typo, Enjoy!
.
.
.
.
Pagi ini, Haechan bangun lebih cepat. Ia bermimpi Eomma, sontak saja dirinya terkejut hingga terbangun.
Haechan mengerjap-kerjap kan matanya. Oh, seseorang telah membuka jendela. Udara segar berhembus masuk, mengembalikan kesadaran Haechan lebih cepat.
Pelan-pelan ia mendudukkan diri. Sedikit meringis karena nyeri pada dada kirinya. Sejak kemarin, dokter menghentikan pain killer. Tapi tak masalah, toh Haechan juga muak dengan obat-obatan itu.
Huh, lihatlah. Baru duduk beberapa detik saja kepalanya sudah pusing. Haechan memutuskan membaringkan tubuhnya lagi.
Haechan melirik jam dinding. Pukul 5 pagi. Pandangannya beralih pada langit gelap. Tidak bisa dikatakan gelap sih, diujung sana mentari mulai menampakkan sinarnya.
Angan Haechan berfokus pada percakapan dengan dokter kemarin. Bahwa hari ini adalah hari terakhir dirinya di rumah sakit. Ia sudah boleh pulang, walau keadaannya mendesak ia hiatus. Tidak apa-apa, itu lebih dari cukup.
Manik lemah Haechan masih terkunci pada pemandangan di luar jendela. Entahlah.. pagi ini ia merasa sangat bahagia. Ada sesuatu yang membuatnya senang, tapi Haechan sendiri tidak tahu apa. Mungkin karena ia akan pulang? Bisa jadi.
Mendadak dirinya rindu sekali pada hyungnya. Akhir-akhir ini mereka jarang mengunjungi Haechan. 2 minggu lagi konser akan diadakan. Tentu saja para member sibuk.
Haechan menyentuh dada kirinya perlahan. Hanya ia dan Tuhan yang tahu keadaan sebenarnya. Haechan cukup kagum dirinya bertahan sejauh ini.
Pandangannya beralih pada sesuatu yang tergeletak rapi diatas meja. Handycam. Benda yang ia beri nama Minnie itu mencuri perhatian Haechan.
Tangannya terulur, menarik benda itu mendekat. Haechan memeriksanya. Sudah lama ia tidak menyentuh Minnie.
Aha, melintas ide di kepalanya. Dengan semangat, Haechan memposisikan diri didepan handycam.
Mungkin dirinya tidak sempat bercerita banyak, jadi ia ingin membuat video sebagai kisahnya. Suatu saat, orang-orang akan tahu walau tidak secara langsung.
Lampu merah disamping lensa menyala, menandakan kamera telah menyala. Dengan bibir tersungging, Haechan mulai berbicara.
---🌻🌻🌻---
"Astaga, jelek banget.." Haechan tertawa sendiri.Ia menyadari kulitnya tampak lebih pucat dari biasanya. Bibirnya terlihat kering. Juga tubuhnya terlihat kurus. Kemana cadangan lemak lucu yang ia simpan didalam pipi?
Tapi yang membuat Haechan cukup puas adalah, matanya tidak berbohong. Mata itu tetap berbinar sebagaimana biasanya.
Klik! Mendadak pintu dibuka. Haechan menoleh, mendapati perawat yang mendorong troli berisi sarapan.
"Terima kasih," Haechan mengangguk pelan. Setelahnya, perawat itu keluar kembali.
Baru saja ia fokus pada handycam, pintu kembali terbuka. Kali ini Haechan yakin bukan perawat, karena manusia yang satu ini berisik sekali.
"Selamat pagi~" tak lain dan tak bukan adalah support system Haechan nomor satu, Kim Doyoung.
"Hm.. pagi." jawab Haechan acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG - NCT 127
FanfictionLika-liku kehidupan seorang Lee Haechan sebagai maknae NCT 127. Mereka melewati suka-duka dan saling support. Jangan lupakan para penggemar. Mereka juga bagian penting sebagai pemanis dalam hidup Haechan. Tak ada secuil pun kesedihan. Atau lebih te...