🌑- Please!

4.9K 522 22
                                    

⛔WARNING⛔
Traumatic and Blood(?)

Abaikan typo,
Enjoy!

.

.

.

.

Feeling Haechan memang tidak pernah salah. Sejak pagi ia sudah merasa tidak nyaman. Melihat jalanan pikirannya merambat kemana-mana. Haechan tidak tahu apa yang terjadi. Hingga sore ini, alasan itu datang sendiri.

Drap! Drap! Drap! Gesekan sepatu membuat berisik lantai rumah sakit.

Haechan tidak peduli. Ia harus mencari Eomma. Mengabaikan Manager juga member lain, ia berlari menyusuri lorong-lorong.

Langkah Haechan berhenti didepan IGD. Ia melihat Bibi duduk di kursi ruang tunggu.

Tanpa ba-bi-bu, Haechan mendekatinya.

"Bibi." Wanita itu mengangkat kepalanya. Terlihat wajahnya yang sembab.

"Nak Haechan." Bibi kembali terisak.

Haechan menoleh kesana-kemari. "Eomma dimana? Ke kamar mandi?"

Bibi menggeleng pelan, masih terisak. Sedangkan Haechan, mati-matian menepis pikiran buruknya.

"Kenapa nangis? Mana Eomma? Lagi beli makan? Iya?"

Bibi menutup mulutnya, berusaha meredam tangisan. Tapi apa daya, ia tidak mampu melihat Haechan seperti ini.

"Maafkan bibi," lirih Bibi berkata. Ia tidak menderita luka parah. Eomma yang duduk di kursi depan, kondisinya lebih mengkhawatirkan.

Haechan menahan gejolak hebat. Ia mencengkram kedua bahu wanita dihadapannya

"Berhenti menangis! Dimana Eomma?!" Bibi menunduk.

"Aku tanya! Dimana Eomma? DIMANA?!" teriakan Haechan menggelegar, membuat hening ruang tunggu.

Doyoung sampai, ia hendak mendekati Haechan, tapi anak itu sudah melesat menuju pintu IGD.

Brak! Brak! Haechan menggedor pintu IGD. Beberapa satpam menahannya. Tapi Haechan sudah kesetanan. Ia tidak peduli apapun.

"BUKA! Aku mau lihat Eomma!"

Satpam itu kewalahan. Dibantu beberapa dokter, ia berusaha menjauhkan Haechan.

"Maaf tapi-"

"BUKA PINTUNYA!!" Haechan menendang pintu IGD, membuatnya bergetar hebat.

Satu tendangan lagi, mendadak tubuh Haechan tertarik dari belakang. Haechan berontak.

"Lepas! Aku mau Eomma! LEPASKAN!"

"Aku mau.. hiks bertemu Eomma.. hiks.. kumohon.. sebelum terlambat.." air mata Haechan turun. Ia terisak di hadapan Doyoung.

Seolah mengerti keinginan Haechan, pintu IGD berdebam terbuka, menampilkan seorang dokter dengan jas nya yang penuh bercak. "Wali dari Nyonya Lee?"

Haechan melepas pelukan Doyoung, bergegas mendekati Dokter. Diikuti Doyoung dan Manager, mereka mendekati dokter.

"Saya. Bagaimana keadaannya Dokter?" Haechan bertanya dengan suara serak.

Dokter menurunkan pandangannya. Ia tampak menarik nafas panjang, membuat Haechan merinding.

Kumohon, bukan kabar yang tidak ingin kudengar..

STRONG - NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang