Abaikan typo,
Enjoy!.
.
.
.
"LEE HAECHAN!"
Taeyong berteriak keras. Disusul bunyi gedebuk yang cukup nyaring. Menarik perhatian Yuta dan Jungwoo di ruang tengah.
Keduanya berdiri dan segera berlari mendekat. Menemukan Haechan yang terduduk sambil meringis.
"Ada apa?" Jungwoo bertanya.
Taeyong tak menjawab. Ia menyusul turun, juga Johnny.
"Tidak apa-apa?" Taeyong bertanya. Ia jongkok di depan Haechan yang terlihat menggosok-gosok sikunya.
"Iya. Enggak apa-apa kok." Haechan berusaha berdiri. Dengan sigap, Taeyong dan Johnny membantu.
"Kok bisa jatuh?" Yuta bertanya.
"Tertarik gravitasi." Haechan menjawab asal.
"Kena karma." Johnny ikut nyeletuk. Setelahnya kedua manusia itu saling menggeram.
Yuta menggeleng-gelengkan kepalanya. Jawabannya gak ada yang bener. Ia menoleh pada Taeyong.
"Terpeleset. Aku lupa belum pel tangganya."
Tepat saat itu, Mark dan Taeil muncul. Mereka mendengar kegaduhan.
"Tadi ada suara keras. Ada yang jatuh ya?"
Haechan kembali meringis. Ia berusaha berdiri tegak dan berjalan kembali ke atas.
Johnny ikut di belakangnya. Walau masih agak kesal, ia tidak akan membiarkan Haechan terpeleset lagi. Apalagi anak ini jalannya sedikit pincang.
Begitu sampai di kamar, Haechan langsung berbaring. Johnny masih berdiri di ambang pintu. Diam sambil memandang lurus Haechan.
"Kenapa?" Haechan bertanya. Ia merasa seram ditatap begitu.
Johnny tak menjawab. Ia berbalik dan keluar kamar. Meninggalkan Haechan yang mengernyit bingung.
Tak ingin berpikir banyak, Haechan lebih memilih duduk di atas kasur. Ia mengurut kaki kirinya pelan. Jujur rasanya sakit sekali. Kakinya sempat terantuk pegangan tangga beberapa kali sebelum lantai dasar menyambut tubuhnya.
Haechan menghela napas kasar. Ia menyadari pergelangan kakinya sedikit merah. Ia khawatir besok tidak bisa ikut comeback stage di Music Bank.
Huft.. Haechan kembali merebahkan badannya. Menatap langit-langit kamar. Kemudian ia beringsut memasuki selimut, memilih tidur.
Belum lama terpejam, ia mendengar pintu kamar dibuka. Disusul selimutnya disibak, membuat Haechan membuka matanya. Terlihat Johnny yang membawa sebuah baskom.
Haechan hendak duduk, namun Johnny menahannya. Haechan menurut saja. Toh ia sudah mengantuk.
Johnny meletakkan baskom berisi air hangat. Mencelupkan handuk kecil selama beberapa saat, kemudian menempelkannya pada lebam di kaki Haechan.
"Ini air hangat. Cuma dikompres sebentar," suara Johnny terdengar.
Haechan kembali menutup matanya. Ia merasa nyaman. Kakinya tidak terlalu sakit seperti tadi.
Haechan nyaris tertidur ketika ia teringat masalah cheat tadi. Setengah sadar, ia berusaha membuka mulutnya.
"Maaf yang tadi Hyung.." suara Haechan sangat kecil, nyaris seperti gumaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG - NCT 127
Fiksi PenggemarLika-liku kehidupan seorang Lee Haechan sebagai maknae NCT 127. Mereka melewati suka-duka dan saling support. Jangan lupakan para penggemar. Mereka juga bagian penting sebagai pemanis dalam hidup Haechan. Tak ada secuil pun kesedihan. Atau lebih te...