Part 1

1.1K 105 15
                                    

  Prabu Siliwangi dan Raden Walangsungsang berjalan cepat untuk menuju Wisma Raden Kian Santang namun tidak sengaja di tiga lorong bagian mereka berpas-pasan dengan yang lain yang juga terlihat terburu-buru..

"Ayahanda.. Raka.. " Ujar Rara Santang terkejut begitu juga sangat Bunda yang memang bersama Putri nya..

"Kanda.. Putra ku Walangsungsang.."

"Ibunda.. Nyimas..!."

Prabu Siliwangi memperhatikan mereka sebelum manik tajam lembut nya melirik sekilas ke lorong istana yang menuju Wisma Putra Kecil nya..

"Aku tau kalian banyak pertanyaan sekarang.., tapi untuk saat ini.. Kita harus menuju kamar Kian Santang terlebih dahulu.." Ujar sang Prabu

Mereka mendengar itu mengiyakan sebelum berjalan secara terburu-buru menuju Wisma Raden Kian Santang..

  Di saat mereka sudah berjalan jauh..di balik dinding Keluarga Japura memandang meraka dengan puas..

"Ah.. Aku tidak sabar melihat mereka terkejut Ibunda.. Uwak. " Ujar nya puas..

"Benar Putra.. Aku juga tidak sabar melihat Yunda Subang larang menangis dengan apa yang terjadi pada Putra tercinta nya.. " Lanjut ratu Kentring Manik

Amuk Marugul mengangguk puas.. Dilirik nya jin hitam di samping mereka dengan tatapan senang..

"Bagaimana tugas mu Jin Hitam bodoh.? " Tanya Amuk Marugul

Mendengar itu Jin hitam itu hanya mendengus kasar..

"Kau sudah liat cara kerja ku.. Masih saja memanggilku bodoh.. Manusia lemah. " Ujar Jin hitam itu sarkas

"Aku memang sudah melihat mu bagaimana menyerang Raden Kian Santang itu dengan membabi buta dan aku cukup puas." Jawabnya sombong..

"Cukup puas kata mu..? Tidakkah kau lihat bagaimana bocah tengik itu bersimbah darah dan sulit bernafas sekarang.?! " Seru Jin itu tak percaya dengan apa yang di katakan manusia lemah sombong ini

"Aku akan mengatakan sangat luas jika itu memang memuaskan.. Tapi hal seperti tadi belum cukup membuat ku puas.!! " Ujarnya sengit

  Kentring Manik dan Surawisesa mendengar perdebatan mereka membuat mereka jengkel..

"Sudah lah Raka.. Kau ini tidak bisa diam sebentar saja.? Lihat lah tadi.. Raden Kian Santang sudah kesulitan bernafas di belum lagi Jin ini sudah memberikan luka yang cukup fatal dan itu tidak bisa di sembuhkan kecuali oleh dirinya sendiri Raka. " Jelas Kentring Manik

"Benar uwak.. Untuk saat ini keadaan Rayi Kian Santang membuatku puas.. Dan cukup berdebatnya.. Membuat kepalaku pusing saja. " Lanjut Surawisesa sebelum pergi meninggalkan Mereka berdua di ikuti Ratu Kentring Manik

"Tunggu aku Keponakan ku.. Rayi..!! Baiklah-baiklah aku mengucapkan Terima kasih untuk saat ini tapi suatu saat nanti aku pasti akan membutuhkan mu." Ujarnya sebelum pergi mengikuti adik dan keponakan nya..

Jin hitam yang di tinggal pergi merek hanya menghentikan bahunya acuh..

"Aku Terima kata Terima kasih mu manusia.. Tapi aku juga akan menagih janji mu untuk tumbal ku. "

Ujar nya sebelum pergi meninggalkan lorong istana itu..

Di sisi lain Ambet kasih beserta suami dan anak nya berjalan secara terburu-buru untuk menemui Raka dan Yunda nya..

"Kanda.. Putraku Kamandaka.. Benarkah apa yang di ceritakan kalian tadi..?! " Tanyanya gusar..

Kamandaka dan Kamandanu berusaha mengimbangi jalan dari Ambet kasih yang terburu-buru..

Pewaris Tahta PadjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang