Part 2

1.1K 95 12
                                    

  Di luar ruangan tempat semedi Ratu masih menangis histeris dengan apa yang terjadi pada Putra bungsunya..

Nyai Ambet kasih menghampiri Yunda nya dan memeluk nya erat untuk menenangkan nya..

"Tenanglah Yunda.. Aku yakin Raka Prabu bisa menyembuhkan keponakan ku. " Ucapnya menenangkan kan

Ratu memeluk erat tubuh adik iparnya itu mencoba tetap tenang dengan apa yang terjadi hari ini..

Kamandanu dan Kamandaka memandang mereka dengan sedih Kamandaka memandang pintu ruangan semedi dengan perasaan campur aduk..

"Katakan pada ku Rayi kalau Putra ku Kian Santang akan baik-baik saja.. Katakan.!!! " Serunya histeris

Nyai Ambet hanya bisa menganggukkan kepala nya untuk menenangkan Yunda nya itu..

Mereka masih di landa kesedihan sebelum seruan dari belakang membuat mereka menoleh kan kepala untuk melihat

Dapat di lihat Walangsungsang dan Rara Santang yang berlari ke arah mereka tak lupa juga di belakang mereka ada Ratu Kentring Manik Surawisesa Amuk Marugul Syekh Nurjati tabib Lim dan punggawa Istana lainnya..

"Putra ku Walangsungsang Putri ku Rara Santang.! " Serunya sedih

Nyai Ambet melepaskan pelukan nya dan membiarkan mereka saling melepaskan rasa pedih atas apa yang terjadi pada anggota keluarga nya

Walangsungsang dan Rara Santang memeluk erat Bunda nya begitu pun Sang Bunda yang memeluk erat balik ke dua buah hatinya..

"Kenapa ini bisa terjadi pada adik kalian.?! "

"Kenapa ada orang yang begitu keji melakukan hal gila seperti ini.?! "

"Adik sebaik Rayi kalian tidak pantas di perlakukan sebagai seorang penjahat.!! "

"Adik kalian tidak pernah memiliki dendam sekalipun ada orang yang melukai nya ataupun membencinya.!!! "
Racau sedih Sang Ratu

Mendengar racauan dari Bunda nya Rara Santang dan Walangsungsang mempererat pelukannya

Ambet kasih memandang sedih Yunda nya yang terlihat frustasi dengan apa yang terjadi pada Putra kesayangannya

Mata tajam Ambet kasih melirik sekilas Keluarga Kentring Manik

"Rayi Kentring Manik bagaimana bisa kalian baru sampai disini.? " Tanya nya tak percaya

Mendengar itu Kentring Manik memutar bola mata nya malas

"Yunda aku memiliki urusan ku sendiri begitu pula dengan Putra Surawisesa yang sebentar lagi akan di nobatkan sebagai Putra Mahkota. " Ujarnya sombong

Mendengar itu Nyai Ambet memandang tidak percaya dengan perkataan dari Kentring Manik

"Benar Ambet kasih begitu banyak orang di sini.. Kenapa kita harus ikut repot juga." Timpal Amuk Marugul membenarkan

Rara Santang yang mendengar itu melepaskan pelukan dari Bunda nya pelan sebelum berdiri dan memandang tajam keluarga Kentring Manik satu persatu

"Di saat kami berduka atas apa yang terjadi pada Rayi Kian Santang.. Bisa-bisanya Bunda Kentring Manik mengatakan hal seperti itu di sini.?! " Tanya nya tak percaya

Walangsungsang yang melihat adik nya emosi segera menarik pelan lengannya agar tidak memperparah keadaan..

Namun tidak dengan Kentring Manik dan Amuk Marugul yang terpancing

"Yunda.. Apa kau iri dengan penobatan nya diri ku nanti sebagai Putra Mahkota.? " Tanya Surawisesa dengan nada rendah dan sombongnya

Mendengar itu sebelum Rara Santang menjawab Walangsungsang memotong nya

Pewaris Tahta PadjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang