Di istana..
Hanya keheningan yang melanda.. Beberapa prajurit yang tengah berjaga.. Para warga yang sedikit terlihat karena memang malam sudah larut hanya beberapa saja yang di luar...Di Wisma Ratu Subang larang tengah berdo'a untuk keselamatan anak-anak nya..
Agar kembali dengan keadaan selamat tanpa terluka sedikit pun..
"Ya Allah.. Hanya kepada Mu hamba memohon perlindungan untuk Putra-putri hamba di luar sana. Lindungi mereka dari hal-hal yang jahat." Do'a nya pelan..
Subang larang menghela nafas pelan untuk mengurangi keresahan yang tengah melanda nya..
Sementara itu di tempat Semedi Siliwangi tengah bersemedi untuk mengetahui apa yang terjadi..
"Aku masih merasakan hawa murni Putra ku Walangsungsang dan Putri ku Rara Santang dengan sangat jelas.. "
"Tapi aku tidak cukup merasakan hawa murni Putra bungsu ku Kian Santang.. "
"Kenapa tipis sekali. " Batinnya gusar
Hawa murni keemasan keluar dari tubuh tegap Prabu Siliwangi semakin banyak..
Sebelum pergi tadi Siliwangi memberi kan sedikit Hawa murni nya untuk Putra nya Kian Santang.. Agar diri nya bisa merasakan keberadaan nya..
Tapi yang di rasakannya hanya kacau nya hawa murni yang ada di tubuh Putra nya..
Saat dirinya akan membelah raga.. Sebuah aura putih muncul secara tiba-tiba memenuhi ruangan semedi..
Siliwangi tahu siapa yang datang..
"Tenang lah Den Prabu.. Jangan kau hadapi situasi ini dengan terburu-buru.. "
Siliwangi masih mendengarkan
"Den Prabu harus percaya pada Putra mu Kian Santang.. Keadaannya memang berbeda dengan yang dulu.. "
"Tapi ingat lah.. Setiap masalah yang di hadapinya.. Pasti ada jalan keluar nya. " Lanjut nya lagi.
"Mohon ampun resih guru.. Aku hanya khawatir dengan keadaan Putra ku Kian Santang yang sekarang. "
"Tubuh nya mulai melemah semakin hari nya.. Aku selalu memberi nya hawa murni ku untuk menghilangkan rasa sakit yang setiap di derita nya.. "
"Tapi itu tidak bisa bertahan lama. "
"Karena obat itu adalah pelaku dari penyerangan pada Putra ku. " Cerita Siliwangi panjang lebar
Resih kuncung putih mengangguk faham..
Di pandang nya Siliwangi dengan intens.."Saat bulan purnama nanti.. Bawa Putra mu Kian Santang ke gunung putih yang di sebrang sana Den Prabu. " Ucap nya tiba-tiba
Siliwangi belum paham apa maksud dari ucapan itu..
"Diri mu akan tahu nanti.. Tapi ku harap Den Prabu Siliwangi jangan lah terkejut. " Lanjut nya sebelum menghilang meninggalkan asap putih..
"Tapi resih.. !? " Serunya sebelum termenung kembali..
Di sisi lain Kian Santang memiliki cara untuk menghadapi dewi Meduza walaupun itu mungkin cukup beresiko..
"Benar aku harus membelah raga.. " Bisik nya pelan..
"Maaf kan Ayahanda.. Bismillahirrahmanirrahim. " Setelah tubuh nya membelah diri namun hanya bisa menjadi dua.. Itu juga dengan sisa tenaga nya
Dewi Meduza yang melihat itu hanya memincingkan mata nya tajam..
"Ceroboh sekali.. Sudah keadaan terdesak pun kau tetap memaksa kan diri bocah.. " Ujarnya tak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Tahta Padjajaran
ActionKisah ini menceritakan tentang Putra Bungsu dari Prabu Siliwangi dan Ratu Subang Larang.. Raden Kian Santang yang mengembara dan menyebar kan Agama Islam di tataran tanah Jawa.. Mungkin sedikit aku kasih adegan dimana Raden kian Santang di buru ole...