Part 4

976 109 48
                                    

Matahari sudah menyingsing tinggi
Para prajurit melakukan tugas nya dengan berkeliling istana dengan ketat

Para warga yang berlalu lalang saling menyapa satu sama lain dengan senyuman bahagia di wajah mereka masing-masing

Di lorong Istana Kentring Manik Amuk Marugul dan Surawisesa tengah berjalan beriringan menuju ruang keluarga Kerajaan

Di tengah perjalanan mereka berbincang tentang Raden Kian Santang yang belum juga mereka ketahui keadaannya

"Raka.. Aku penasaran dengan keadaan Raden Kian Santang sekarang ini.. Apa kau tidak penasaran juga Putra ku. " Ujar nya tiba-tiba

"Tentu saja aku pun penasaran Bunda tapi mau bagaimana lagi kita hanya melewati pintu semedi saja mereka menatap kita curiga. " Timpal Surawisesa jengkel

"Benar sekali apa yang kalian katakan Uwak pun penasaran dengan keadaannya sekarang. "

"Tapi apakah Rayi Kian Santang benar-benar akan sembuh jika Ayahanda yang mengobati nya..?" Tanya penasaran Surawisesa

"Tidak keponakan ku.. Kau tidak dengar apa kata Jin hitam itu.. Hanya dia yang bisa menyembuhkan nya.! " Seru Amuk marugul yakin

"Benar kah.? Semoga saja apa yang di kata kan Jin hitam itu bukan omongan belaka. " Tukas nya Kentring Manik menganggukkan kepalanya

Mereka terus berjalan sampai mereka berpas-pas an dengan Walangsungsang dan Rara Santang..

Sementara itu Walangsungsang dan Rara Santang yang melihat mereka pun menyapa mereka dengan hormat..

"Ibunda Kentring Manik Uwak Amuk Marugul Rayi Surawisesa.. " Sapa mereka bebarengan

Kentring Manik hanya menganggukkan kepalanya setengah hati.. Surawisesa hanya diam sedangkan Amuk Marugul menganggukkan kepalanya dengan pongah..

Walangsungsang dan Rara Santang yang melihat itu hanya saling pandang..

"Kebetulan sekali kita bertemu di sini.. Kami akan ke ruang semedi Ayahanda untuk melihat keadaan Rayi Kian Santang.. Apa kali akan ikut bersama dengan kami.?" Tanya Walangsungsang memecahkan keheningan..

"Benar.. Tadi dini hari kami sempat ke ruang semedi Ayahanda untuk melihat keadaan nya dan alhamdulillah Rayi Kian Santang sudah sadar.." Ucap Rara Santang membenarkan

Mendengar kabar itu Surawisesa memandang Uwak nya cepat begitu pula Kentring Manik
Sementara Amuk Marugul berdehem kecil

"Baiklah aku ikut kalian Raka Yunda. " Jawab cepat Surawisesa..

Mendengar itu Walangsungsang dan Rara Santang mengangguk sebelum mereka berbelok ke lorong sebelah kiri untuk menuju ruang semedi..

Surawisesa mengikuti mereka dengan langkah kesal meninggalkan Bunda dan uwak nya di belakang

"Raka..!! Perkataan mu itu tidak sesuai yang kami harap kan..!! " Seru Kentring Manik sebelum  mengikuti putra nya

Amuk Marugul yang di tinggal kan hanya menghela nafas kasar..

"Kenapa kalian menyalahkan ku.? Salahkan jin hitam bodoh itu..!! Tunggu raka mu ini rayi.!! " Ujar nya kesal sebelum melangkah lebar menyusul mereka

Sementara itu di tempat semedi.. Ratu Subang larang tengah mengelus lembut pipi tembam putra nya yang terasa panas.. Manik teduh nya memancarkan kekhawatiran yang sangat kentara...

Sementara Sang Prabu tengah mengalir kan hawa murni nya kepada putra nya yang tengah kesulitan bernafas dengan menggenggam telapak tangan kanan mungil putra nya

Pewaris Tahta PadjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang