Saat ini di Balairung.. Siliwangi memberikan hawa murni nya untuk sang Putra agar sadar kembali..Maung Bodas yang memang sejak tadi menemani mereka dan melihat semuanya.. Memandang sedih junjungan kecil nya..
tidak jauh berbeda pemikiran dengan Prabu Siliwangi..
Kian Santang yang mereka kenal itu anak yang kuat.. Selalu menghadapi masalah dengan kepala dingin dan tidak mudah menyerah..
Namun apa yang di lihat nya beberapa menit yang lalu membuat dirinya sadar
Bahwa Raden Kian Santang hanyalah manusia biasa.. Sekuat apapun dirinya.. Pasti memiliki batas nya juga..
Apalagi saat tadi melihat Prabu Siliwangi murka dan mengikrarkan janji nya.. Terdengar sangat menakutkan dan itu membuat nya berfikir berselewera kemana-mana..
Lamunan nya buyar saat mendengar panggilan Prabu Siliwangi..
"Maung Bodas.. Aku ingin kau rapih kan tempat ini sekarang juga.. Agar yang lain tidak curiga dengan apa yang telah terjadi.. " Jelasnya..
Namun mata tajam nya masih memandang lembut Putra bungsunya..
Dirinya sudah mengikrarkan janji tanpa di ketahui Putra nya dan itu tidak akan pernah dirinya ingkari..
Senyum tipis merekah di bibir Siliwangi saat melihat mata indah Putra nya terbuka.. Walaupun belum sepenuhnya..
Kian Santang masih berusaha membuka matanya lebat-lebar untuk melihat sekeliling..
Saat di rasa pandangan diri nya sudah merasa jelas dapat dilihat Ayahanda yang berada di samping nya tengah tersenyum..
Untuk beberapa saat diri nya mencoba duduk di bantu Ayahanda..
dan mencoba mengingat apa yang terjadi seraya memandang sekeliling yang cukup berantakan separuhnya..Dapat dilihat Paman Maung Bodas yang tengah merapihkan sekitarnya..
Di pandang nya Ayahanda kembali yang menatap nya dengan tatapan menenangkan..
Siliwangi yang melihat Putra nya sedikit linglung dengan perlahan membawa nya kedalam pelukan hangat nya..
"Tenang lah nak.. Semua akan baik-baik saja.. Ayahanda berjanji itu. " Sugesti nya pada Kian Santang Seraya mengelus lembut punggung sempit Putra nya..
Dengan perlahan.. Di balas pelukan Ayahanda saat sudah mengingat semuanya..
"Ayahanda.. Ini semua perbuatan ku.?? Aku.. Aku menyerang Ayahanda..? Apa Ayahanda terluka...?? Dan apa ini aku Menghancurkan Balairung.?? " Bisik nya lirih pada dirinya sendiri..
Siliwangi masih dengan setia mengelus punggung nya untuk menenangkan..
"Sungguh.. Bukan ini yang aku mau Ayahanda.. Sungguh.!!! " Serunya lirih..
Siliwangi mengangguk faham dengan apa yang di racau kan Putra nya..
"Tenanglah nak.. Tenang.. Semua akan baik-baik saja..dan Ayahanda juga baik-baik saja.." Ucapnya berulang kali..
Di rasa Putra nya sudah tenang.. Dengan perlahan Siliwangi melepaskan pelukannya..
Di pandang nya intens Sang Putra yang saat ini tengah memandang sekeliling dengan perasaan bersalah..
"Hilang kan ekspresi rasa bersalah mu nak.. Ini semua bukan salah diri mu sungguh.."
"Jangan gunakan ekspresi yang membuat para musuh mengira diri mu hanya lah anak kecil yang dapat di permainkan oleh mereka. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Tahta Padjajaran
ActionKisah ini menceritakan tentang Putra Bungsu dari Prabu Siliwangi dan Ratu Subang Larang.. Raden Kian Santang yang mengembara dan menyebar kan Agama Islam di tataran tanah Jawa.. Mungkin sedikit aku kasih adegan dimana Raden kian Santang di buru ole...