Assalamu'alaikum.. Sebenarnya ni bikinnya siang.. Tapi kebanyakan berhenti jadi ya begituu.. Bismillah maaf kalo banyak yg typo-typo.. 🙏🙏🙏
*Chap sebelum nya..
Walangsungsang dan kian menyusul saudara mereka yang sudah berada di depan cukup jauh..
Sementara itu.,di depan Rara santang menatap sedih jalan yang di tapakinya..Kamandaka melirik saudari sepupunya itu seraya mengusap bahunya sekilas..
"Jangan tunjukkan wajah sedih mu terlalu kentara Nyimas.,Nanda Rayi dapat dengan mudah memahami ekspresi wajah dengan sekali menatap nya..entah itu sedih.,marah.,ataupun kecewa." Ujarnya lirih.. Rara santang yang mendengar nya menganggukkan kepalanya..
"Kau benar Kamandaka.,Rayi Kian Santang pintar dalam memabaca ekspresi seseorang-jeda-,tapi mengingat kondisi Rayi kian santang.."lanjutnya lirih..
"Kondisi Nanda Kian Santang belum lah pulih sepenuh nya..dan kita menyadari hal itu." Timpal Kamandanu didepan mereka..mereka membenarkan..
"Benar Ayah.,dan Nanda Rayi hanya diam.,tidak ingin memberitahukan perihal kondisinya yang sebenarnya kepada kita."sambung Kamandaka
" Paman Prabu..aku mungkin akan memberitahu kan kondisi Rayi kepada Ayahanda Prabu Siliwangi ataupun Ibunda Subang larang. "Ucap Rara santang..
"Kita fikirkan itu nanti setelah kita sampai di istana padjajaran..sebentar lagi kita sampai dan Lihatlah Raka dan Rayi mu menghampiri kita." Putus Kamandanu..
Tepat setelah nya datang lah Walangsungsang dan Kian santang di samping mereka..
"Alhamdulillah.. Sebentar lagi Gerbang Padjajaran terlihat.." Ucap kian Santang.. Mereka membenarkan ucapan nya.
"Kau benar Rayi,.gerbang nya mulai terlihat..lihat lah warga padjajaran dan para prajurit yang sedang berhilir mudik itu." Timpal Walangsungsang.. Mereka tersenyum lebar dengan segera mereka mempercepat jalannya.. Kian santang bahkan seperti melupakan kondisi tubuhnya yang belum lah pulih seutuhnya..~GERBANG ISTANA PADJAJARAN~
Di depan gerbang istana dan sekeliling terdapat beberapa prajurit yang sedang berjaga dan beberapa terlihat berkeliling di sekitar istana padjajaran.. Warga padjajaran yang sedang hilir mudik dengan wajah gembiranya..,salah satu prajurit yang melihat rombongan Raden Kian Santang berseru keras
"Bukan kah itu Raden Kian Santang.,Raden Walangsungsang dan Nyimas Rara santang.!!" Seru prajurit 1 .. Mendengar kawannya menyerukan nama yang tak asing dengan segera mereka mengalihkan pandangannya ke yang di maksud.. Dan benar saja rombongan Raden kian Santang dan yang lainnya sudah tiba.
"Benar.. Itu Raden Kian Santang Raden Walangsungsang dan Nyimas Rara santang.!!" Seru prajurit 2
"Cepat lapor ke Gusti Prabu Siliwangi dan yang lain bahwa mereka telah kembali.!!" Ujar prajurit 1..dengan segera prajurit 2 itu pun segera masuk ke dalam istana untuk menemui junjungannya.._RUANG KELUARGA_
Di ruang keluarga terlihat Prabu Siliwangi Gusti Ratu Subang larang.,Bibi ambet kasih sedang duduk menikmati teh dengan bertukar cerita..namun obrolan mereka terhenti saat seorang prajurit datang secara terburu-buru namun dengan wajah yang senang untuk menyampaikan berita..melihat itu Prabu Siliwangi berdiri untuk menghampiri nya..
"Ada apa prajurit..?" Tanya nya setelah sampai di depan prajurit itu..prajurit itu membungkukkan badannya..dengan wajah bahagia di sampai kan nya
"Ampun Gusti Prabu Siliwangi., Gusti Ratu Subang larang dan Nyimas ambet kasih.. Hamba ingin menyampaikan berita bahwa Gusti Raden Kamandanu dan Raden Kamandaka sudah kembali bersama dengan Raden Walangsungsang Nyimas Rara santang dan Raden Kian Santang.!!" Ujar prajurit itu.. Mendengar itu Ratu Subang larang berdiri dari duduk nya..dan menghampiri prajurit itu..
"Benarkah prajurit Putra-putri ku sudah kembali.. Mereka kembali.?!" Tanya nya tak percaya.. Prajurit itu menganggukkan kepala nya..
"Benar Gusti Ratu., sekarang mereka berada di alun-alun menuju Halaman istana." Jelasnya lagi..
Ratu Subang larang menangis haru begitu juga bibi ambet kasih yang ikut terharu karena ketiga keponakan nya sudah kembali..
"Alhamdulillah Hirrabbil'alamin.. Ya Allah.." Syukur Ratu Subang larang.. Sementara itu Prabu Siliwangi mendengar kabar itu ikut bahagia.. Di pejamkan nya mata sangat Prabu seraya mengucap syukur kepada sang Dewata agung..namun dirinya belum bisa tenang.. Karena firasat buruknya tentang Putra bungsunya..tak ingin membuat yang lain khawatir.. Untuk saat ini diri nya cukup diam tak ingin membuat suasana yang haru dan bahagia ini menjadi tegang..
Ambet kasih menghampiri Ratu Subang larang dan memeluk nya.
"Yunda.." Ujarnya.. Ratu Subang larang pun membalas pelukan sang rayi tak kalah erat..
"Putra putri ku kembali Rayi ambet kasih,mereka kembali." Ujarnya bahagia., ambet kasih menganggukkan kepalanya..namun kebahagiaan itu lenyap sesaat dan pelukannya pun terlepas..
"Tunggu.-jeda-prajurit bagaimana keadaan mereka.? Putra-putri ku baik saja kan..?!" Tanya nya gusar.. Mendengar pertanyaan dari Sang Ratu prajurit itu lantas menjawab nya
"Di lihat dari kondisi nya.. Mereka seperti nya baik-baik saja Gusti Ratu..!!" Jawab nya tegas..
Mendengar itu Ratu Subang larang merasa lega..
"Kalau begitu.,tunggu apalagi ayo kita temui Putra-putri kita kanda." Ujarnya seraya meninggal kan mereka di ruang keluarga.. Ambet kasih hanya tersenyum melihat tingkah laku dari kakak iparnya ini..
"Raka Siliwangi.,seperti nya Yunda Subang larang sudah tidak sabar untuk bertemu mereka.." Ucap nya geli.. Siliwangi memandang diam kepergian istri nya yang sudah lebih dulu untuk menemui Putra-putri mereka
"Menahan kerinduan itu sangat berat adikku.,Raka tidak heran jika Yunda mu itu begitu tidak sabar untuk menemui Putra-putri nya." Ujarnya.. Ambet kasih menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan dari sNg Raka
"Kalau begitu tunggu apa lagi Raka,ayo kita temui mereka." Ujar ambet kasih, Siliwangi mengangguk dan segera melangkah kan kakinya di ikuti ambet kasih untuk menemui Putra-putri nya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Tahta Padjajaran
AcciónKisah ini menceritakan tentang Putra Bungsu dari Prabu Siliwangi dan Ratu Subang Larang.. Raden Kian Santang yang mengembara dan menyebar kan Agama Islam di tataran tanah Jawa.. Mungkin sedikit aku kasih adegan dimana Raden kian Santang di buru ole...