3|Hilang

327 67 12
                                    

"Gue takut  ....!!"
Ucap Hania sambil menangis.

Aku dan Aya merasa heran sekaligus merasa bersalah.

Aku segera memeluk Hania dan menenangkannya

"Maafin gue kak .."
Ucapku sembari memeluk Hania

"Lo liat apa ka han??"
Tanya Aya memastikan

"D.. dia .."
Ucap Hania dengan sekuat tenaga sembari menunjuk ke arah cermin tadi, kemudian Hania tak sadarkan diri.

Aku dan Aya sangat panik hingga kami terpaksa memberitahu pada orang tua kami.

"Kak hania pingsan"
Ucapku sembari menangis tersedu-sedu didepan kamar mama dan papaku.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka, entah ocehan atau makian.

Papaku hanya langsung menelfon ambulance dan membawa hania ke rumah sakit.

Setibanya dirumah Sakit Citra yang tak begitu jauh dari perkotaan di Bogor.
Hania langsung dimasukkan ke ruang UGD.

Aku, Aya, papa mamaku dan Tante Unna (mama Aya) menunggu didepan ruangan dengan sangat cemas.

"Kenapa sebenernya?? Ada apa?? Kalian ngapain sampai Hania pingsan dengan baju dan makeup kaya gitu?"
Tanya mamaku sambil terlihat gemetar dan menangis.

Perasaanku campur aduk.
Aku takut, marah, bingung dan juga menyesal.

"Aa.. aku mi.. minta maaf.."
Ucapku terbata sambil tak kuasa menangis tersedu.

Lalu Aku dan aya menceritakan semuanya dengan detail, apa yang baru saja kami lakukan .


♣️

Hania masih di ruang UGD, meskipun sudah satu jam berlalu.

Aya terus mendapat makian dari mamanya didepanku.

Papa dan mamaku terdiam dan tak mengucapkan apapun setelah Aya dan aku menceritakan semuanya.

Aku sadar kedua orangtuaku sangat marah tapi tak ada hal apapun yang bisa mereka lakukan ketika diposisi ini.

"Aku minta maaf atas kekacauan yang dibuat Aya"
Ucap Tante Unna pada mama dan papaku

Kedua orangtuaku meminta untuk mengobrol bertiga tanpa ada aku dan Aya .
Aku dan Aya bergegas pergi dari tempat itu.

Aku dan Aya berjalan ke sebuah koridor rumah sakit tak jauh dari ruang UGD tadi.

"Maafin gue Ra .. gue yang salah"
Ucap Aya sambil menangis

Aku memeluk Aya untuk membuatnya lebih tenang

"Bukan salah Lo, dari awal ini kesepakatan kita bertiga. Stop nyalahin diri Lo sendiri .."
Ucapku menenangkan Aya .

Aya tak berhenti menangis.
Tak pernah sebelumnya aku melihat Aya begitu sedih dan menyesal . Aya terlihat begitu hancur dan bingung.

Kami berdua duduk disebuah bangku di koridor rumah sakit ini .

Tak lama aku mendengar suara ribut dari arah kiri ku, seperti suara beberapa orang menangis histeris .

INGAT AKU [MOZZA | MORRA] Part2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang