8|Perubahan

310 54 6
                                    

2 Bulan sudah berlalu semenjak ritual itu .

Papa dan mamaku memutuskan untuk aku dan Hania mengambil sekolah dirumah atau Home Schooling karena tidak mau mengambil resiko besar ketika kami harus tetap bersekolah disaat keadaan kami yang selalu dihantui mahluk itu.

Keputusan yang membuat aku dan Hania semakin merasa menjadi gila rasanya. Kami semakin jauh dari keramaian dan kami semakin tidak memiliki teman .

Dengan alasan yang aku sendirian tidak mengerti, Aku menjadi semakin menjauhi keluarga ku, aku semakin mengasingkan diri dari semua orang. Begitupun dengan Hania. Bahkan kami menjadi saling menjauh satu sama lain. Aku tak pernah lagi bersama dengan Hania seperti dulu.

Aku selalu menghabiskan waktu di kamarku. Begitupun dengan kak Hania.

Sekarang teror itu sudah menjadi makanan sehari-hari untukku. Rasa takut masih aku rasakan tetapi saat ini aku lebih bisa mengontrol nya.

Papa dan mama berusaha mengobati aku dan juga kak Hania, dari mulai mengundang psikolog sampai membawa kami ke orang pintar atau dukun . Namun tak ada satu cara pun yang berhasil mengubah keadaan kami.

Aku dan kak Hania sering tak sadarkan diri diwaktu yang tak terduga, saat makan bersama, saat kami tertidur bahkan saat kami berbincang . Ditempat sepi maupun di keramaian. Seakan mahluk ini tak peduli, dia bisa kapan saja membuat kami tak sadarkan diri.

Dan.. disaat kami tak sadarkan diri itulah ia mulai membawa kami pada khayalan dan ketidak sadaran yang sangat menyeramkan .

♣️♣️♣️

Berita di televisi memberikan informasi tentang masuknya wabah Covid 19 di Indonesia.

-MARET 2020-

Kami sedang duduk bersama di ruang tv, berita menyiarkan tentang masuknya wabah virus covid 19 ke Indonesia dan kabar bahwa akan menyebar luasnya virus ini melalui interaksi fisik secara langsung.

Seakan tidak perduli dengan berita di tv saat itu, Hania langsung bergegas masuk ke kamarnya .

Sementara papa juga bergegas berangkat ke kantornya tanpa membahas soal berita yang baru saja kami simak.

Aku hanya diam tanpa menghiraukan keadaan keluarga kami yang terasa sangat jauh saat ini .

Hampir tiga bulan sudah kami dalam keadaan seperti ini.
Papa dan mama terlihat menjadi renggang, aku dan Hania yang sudah sangat jarang untuk saling menyapa. Bahkan bisa dihitung dengan jari berapa banyak obrolan yang kami lakukan disetiap harinya.

Aneh.. dan juga asing rasanya.

Tiba-tiba mama mematikan siaran TV dan langsung membereskan ruangan ini tanpa mengatakan apapun.

"Ma ..?"
Ucapku gemetar, ingin memulai obrolan yang terasa sangat canggung ini .

Mama menghentikan kegiatannya dan menatapku.

Kuperhatikan wajah mama yang sangat pucat, banyak kerutan diwajahnya. Rambutnya yang sedikit berantakan dengan baju seadanya tanpa riasan sedikitpun. Tak seperti biasanya, mama yang aku kenal selalu terlihat ceria, selalu penuh dengan makeup dan selalu tersenyum.

"Kenapa nak?"
Ucap mamaku ketika aku sedang memperhatikan penampilannya tadi

"Bisa gak kita kaya dulu lagi"
Ucapku terbata

"Maksud kamu apa?"
Ucap mamaku dengan heran

"Aku udah terbiasa sama teror gila ini, aku udah gak peduli dengan apa yang akan dilakukan mahluk itu ke aku. Tapi aku gak mau kita sekeluarga jadi kaya gini sekarang"

INGAT AKU [MOZZA | MORRA] Part2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang