6|Tragedi

318 62 3
                                    

"Apa yang Lo alamin, itu juga hampir sama kaya apa yang gue alamin ra..
Malam dimana kita ngelakuin ritual itu .. .. -"

Hania mulai menceritakan apa yang ia alami pada malam ritual itu terjadi.

"Setelah selesai mengucapkan kalimat pemanggilan, cermin didepanku berubah menjadi gelap. Aku berusaha menyadarkan diriku saat itu. Tak lama kulihat dari cermin datang sesosok mahluk dengan wajah mengerikan, persis seperti apa yang dijabarkan oleh Tiarra saat ia dihantui di ruangan rumah sakit. Mahluk itu mendekatiku dan memelukku dengan erat, aku merasa tangannya mengusap kepalaku dan menyisir rambutku dengan kuku yang tajam, aku mencoba berontak dan menyadarkan diriku namun tak bisa. Ia terus mengusap kepalaku dan semakin lama semakin kencang hingga aku merasa kukunya mencabik kulit kepalaku. Aku mencoba mendorongnya dari tubuhku hingga aku mendengar ia berkata "aku sudah datang" . Aku terkejut dan seketika tubuhku lemas hingga aku terjatuh ke lantai. Saat itu aku sudah melihat Aya memelukku dan melihat Tiarra mencoba menyadarkan aku, yang kurasakan saat itu adalah panas di tanganku akibat lelehan lilin dan juga perih di kepalaku. Tak lama aku melihat sosok wanita berdiri didepan cermin, ia tak terlihat mengerikan seperti tadi. Ia seperti mencoba membantuku untuk bangun dan ia terlihat mencoba mengatakan sesuatu padaku namun rasanya saat itu sangat sesak hingga aku tak kuat menahan dan langsung tak sadarkan diri"

Begitu cerita dari Hania.
Apa yang ia alami jelas berbeda dengan apa yang aku dan Aya lihat.

Kami hanya melihat Hania terbujur kaku sambil memegang lilin yang apinya tak bisa mati, aku yakin aku tak melihat sosok apapun saat itu tapi Hania merasakan hal yang berbeda, bahkan ia tak merasa ada aku dan Aya pada saat mahluk itu memeluknya padahal aku dan Aya ada disampingnya sambil terus menyadarkannya.

Sungguh mahluk mengerikan dengan kekuatan yang luar biasa, ia bisa mengendalikan seseorang dan membuat seolah apa yang kami alami tak dilihat orang lain, entah kami dibawa ke alam yang berbeda atau kami dibuat tak sadar dan di Bayangi sosoknya hingga terlihat seperti kejang dan kaku.

Entahlah..

♣️♣️♣️

"Apa kamu juga ngerasa dihantui atau diganggu?"
Tanya mama padaku

"Iya.. selain aku ngeliat Tante Unna mengajak Aya pulang aku juga ngerasain hal aneh tadi pagi diruang inap ka Hania"
Jelasku pada mama dan Tante Unna

Tante Unna meminta aku untuk menceritakan semuanya yang aku alami.

Kemudian aku menceritakan kejadian aneh itu dengan detail .

Kejadian saat aku dikendalikan mahluk itu di kamar rawat ka Hania.

..

Setelah selesai menceritakan kejadian aneh itu, Tante Unna dan mama terlihat sangat percaya padaku. Tak ada keraguan dari mereka sedikitpun.

Tak kubayangkan, kupikir aku hanya akan dianggap gila jika aku menceritakan apa yang aku alami itu.

"Kamu pasti ketakutan banget saat itu.. mulai sekarang kamu sama Hania gak boleh jauh-jauh dari mama sama papa ya"
Ucap mamaku sambil memelukku erat.

"Kita gak boleh lengah kali ini, aku juga gak akan rela jika kamu harus kehilangan anakmu kaya aku"
Ucap Tante Unna sembari menangis .

Aku sangat tidak tega melihatnya, aku juga langsung memeluk Tante Unna dengan erat.

Entah kenapa rasanya sedikit aneh, ketika harusnya Tante Unna marah atau kecewa padaku dan Hania tapi ia malah tetap menyayangi kami yang sudah terlibat dalam kematian anaknya.

Benar kan?
Apa kalian merasakan keanehan itu juga?

♣️♣️♣️

Kejadian saat Tante Unna dan mamaku mencari keberadaan Aya .

"Tante dan mama bergegas kejakarta, kerumah Tante untuk memastikan apakah Aya ada dirumah atau tidak . Setibanya dirumah kami tidak mendapatkan Aya disana. Kami sempat putus asa dan bingung harus mencari kemana. Sampai akhirnya mama berfikir untuk mencari Aya dirumah nenek, tempat dimana kalian melakukan ritual itu. Segeralah kami kembali ke Bogor untuk mencari Aya. Saat sampai dirumah nenek, kami langsung mencari Aya dan kami melihat Aya sedang duduk didepan kaca cermin di kamar tempat ritual itu dilangsungkan, ia sedang menyisir rambutnya dengan tangannya tanpa sisir, sambil bersenandung . Tante dan mama mencoba untuk tak langsung menegur atau memanggil Aya karena kami tau ini sangat aneh. Kami perhatikan Aya memakai riasan di wajahnya, ia memakai lipstik dan terlihat sangat dewasa . Karena tak tahan melihatnya, akhirnya Tante memanggil Aya dan menghampirinya, seketika itu Aya langsung bangun dari duduknya dan menatap Tante dengan tatapan tajam. Tante menegurnya tentang kenapa ia pulang duluan dan bukan meminta maaf pada keluarga Hania.
Ia tak terima Tante memarahinya, Aya menampar Tante dan berkata "orangtua macam apa kamu ini, bisanya hanya marah-marah" setelah itu Tante melihat wajahnya, saat itu Tante sadar ia bukanlah Aya yang sebenarnya. Kami mencoba menyadarkan Aya dengan meneriaki namanya berkali-kali. Namun Aya malah berteriak dan mendorong kami. Tante yang sangat kesal langsung menarik Aya dan berteriak dengan keras memanggil Aya sekuat tenaga, seketika itu Aya terlihat ketakutan dan mimik wajahnya seketika berubah drastis, ia menangis sambil memberontak dan berteriak-teriak menyatakan bahwa ia tak mau diganggu. Tante langsung memeluknya tapi dia terus memberontak dan menyuruh kami untuk pergi. Tante mencoba menenangkannya dengan terus memeluknya dan meminta maaf berkali-kali. Aya berhasil meloloskan diri dan ia berlari keluar dari kamar. Kami mengejarnya hingga ia berlari masuk ke hutan kecil tak jauh dari rumah nenek. Kami mengejarnya terus hingga kami kehilangan jejaknya. Tak lama kami merasakan angin yang sangat kencang disekitar kami berada. Kami berteriak-teriak memanggil Aya sembari berjalan menyusuri pepohonan yang cukup besar itu. Tak lama Tante tersentak, kaku tak bisa mengekspresikan perasaan Tante lagi ketika Tante melihat Aya tergantung di atas pohon besar . Aya terlihat melotot dan darah keluar dari seluruh wajahnya. Kami berteriak-teriak meminta tolong. Mama mencari pertolongan dan saat Aya diturunkan dari pohon, ia sudah tak bernyawa. Saat itulah Tante tak sadarkan diri. Dan saat Tante tersadar Tante sudah mendapati kami dirumah sakit yang sama dengan Hania, Rumah sakit Citra.
Seketika Tante berlari menghampiri Aya. Menangis hingga tak bisa lagi bersuara. Memohon agar ini semua tidak nyata. Yang Tante bisa ingat hingga saat ini adalah keramaian dikamar mayat saat kami berkumpul menangisi kepergian Aya"

Begitulah cerita tragedi saat detik-detik kepergian Aya untuk selamanya.

Andai aku tau akan seperti ini..
aku tak akan membiarkan Aya pulang saat itu.

Maafkan aku..

Aya.. aku kangen kamu . :'(

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️

Hey guys.. di part kali ini cuma menjelaskan tentang semua tragedi yang sudah terjadi.
Misteri-misteri yang ada di part sebelumnya terungkap semuanya disini..

Nah di part berikutnya bakalan ada hal-hal yang menenggang lainnya!!
Jangan sampe ketinggalan pengungkapan misteri dan penyelesaian ceritanya yaa.

Support aku dengan kasih bintang di setiap partnya dan juga follow akun wattpad aku yaa..
Terimakasih~

See you at the next part💜

INGAT AKU [MOZZA | MORRA] Part2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang