4|Datang

344 73 9
                                    

Aneh..
Apa yang baru saja kami alami sungguh aneh.

Bukan hanya aku yang merasakan, tapi kedua orangtuaku dan juga Tante Unna ada pada saat kejadian aneh itu terjadi.

Setelah aku menceritakan apa yang aku lihat dan aku alami saat di koridor bersama Aya.

Kami segera mencari Aya.
Menelfon nya, mengirim pesan singkat kepada Aya, bertanya pada petugas rumah sakit saat itu hingga mengecek CCTV yang ada di koridor dan pintu keluar rumah sakit ini .

Anehnya..
CCTV menunjukkan Aya berjalan sendirian tanpa ada Tante Unna disana. Aya terekam CCTV berjalan keluar rumah sakit sendirian . Ia terlihat berjalan normal tanpa ada keanehan sedikitpun.

Setelah keluar dari ruang CCTV aku mencoba meyakinkan Tante Unna bahwa apa yang aku lihat dan aku alami malam itu sangat nyata.

Dan faktanya tidak mungkin Aya pergi sendiri keluar dari rumah sakit sementara kami semua masih disini.

Aku rasa Aya juga melihat dengan jelas dan merasakan dengan nyata adanya Tante Unna saat itu.

Tante Unna bilang ia akan mengecek kerumahnya, memastikan apakah Aya ada disana atau tidak .

Mamaku memutuskan untuk menemani Tante Unna . Sementara aku dan papaku menjaga Hania dirumah sakit.

♣️

Hania sudah pindah ke ruang rawat biasa dan tidak di UGD lagi.

Papa memintaku untuk tidur dan beristirahat karena semalaman kami tidak tidur untuk mengurusi keanehan itu .

Sementara..
Hania sudah tertidur dengan lelap karena efek dari obat.

Papa akan keluar kamar untuk membeli beberapa makanan dan minuman untuk sarapan mengingat ini sudah jam 8 pagi .

Tinggallah aku dan Hania diruangkan ini.

Aku terus memikirkan kemana perginya Aya. Semoga ia baik-baik saja dimana pun ia sekarang.

Seketika aku menangis menyesali apa yang kami perbuat semalam. Aku memandang Hania dari sampingnya dan memegang erat tangannya.

Tak bisa terbayang jika terjadi hal yang fatal akibat ritual itu, apalagi sampai nyawa bisa menjadi taruhannya karena kekonyolan ini.

Sungguh bodoh.

Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara tangisan histeris yang semalam aku dengar di koridor itu.

Aku merasa penasaran dan heran, sekaligus takut.

Suara itu persis seperti yang aku dengar dari ruangan dipojok koridor itu .

Seperti suara tangisan histeris.

Apakah suara yang sama? Atau..

"Tok..tok tok!!"
Tiba-tiba aku terkejut mendengar suara ketukan pintu itu.

Aku bangun dari tempat ku duduk tadi dan melihat ke arah pintu.

Pintu terbuka dan tak lama masuk seorang suster membawa beberapa makanan dan minuman dengan sebuah meja yang didorongnya.

"Pagi sus.. saya kira siapa"
Ucapku mencoba menyapa suster itu

Suster itu hanya melontarkan senyuman kecil padaku tanpa menjawab sapaan ku.

Ia menaruh satu piring makanan dan minuman serta sepiring buah potong di meja samping tempat tidur Hania.

Aku tak menghiraukan lagi kegiatan suster Sombong itu dan kembali mengecek handphone ku  sambil kembali duduk ditempat tadi.

INGAT AKU [MOZZA | MORRA] Part2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang