11|Pengisi

256 52 9
                                    

"Mohon kabulkan permintaan saya . tumbal wanita ini saya persembahkan untuk leluhur . hidupkan kembali cucu saya, datangkan kembali rohnya. saya berbakti pada anda wahai penguasa roh alam mati".

Sudah habis rasanya tenaga yang aku miliki. Meskipun aku tau ini bukanlah hal yang nyata tapi semua yang aku rasakan sangatlah seperti kenyataan.

Seketika setelah mendengar ucapan wanita tua itu aku langsung tak sadarkan diri, semua pandanganku perlahan memudar.

Aku mendengar suara sayup-sayup dari kejauhan

"Bangkit... Bangkit... Balaskan dendam mu pada siapapun yang menyakitimu"

"Bangkitlah... Bangkit... Balaskan dendam mu"

Dengan sisa tenaga yang aku miliki, aku mencoba membuka mataku. Kulihat seorang wanita dengan baju serba hitam yang menggendong seorang bayi yang terlihat sangat kecil tanpa busana sama sekali.

Sesekali ia mengangkat bayi itu (seperti sengaja dipersembahkan). Sambil terus bergumam pelan .

Aku tak bisa melihat jelas wujudnya,
Dan lama kelamaan suaranya itu juga semakin memudar bersamaan dengan aku yang kehilangan kesadaranku.

♣️♣️♣️

Aku terbangun di atas tempat tidur, dikamar yang tak lain adalah kamar morra dan mozza.

Aku melihat mama yang duduk didepanku, ia langsung memelukku ketika aku tersadar .

"Alhamdulillah.. kamu sadar nak"
Ucap mama dengan gemetar sambil memelukku.

Aku melihat seisi kamar ini dengan masih mencoba memulihkan tenagaku.

Papa dan Kak Hania berdiri didekat ku.

Riko, ibu dan bapak pemilik rumah ini juga ada disini.

Kak Hania melihatku dan mencoba mengisyaratkan sesuatu padaku.

Kak Hania mencoba mengucapkan sesuatu tanpa bersuara.

Aku mencoba membaca apa yang ia katakan padaku itu.

"Aku Pulang"

Aku mendapatkan kalimat itu dari perkataan gerak bibir kak Hania.

Seketika kak Hania tersenyum dan ia langsung terjatuh tak sadarkan diri.

Seketika semua orang dikamar ini membantu Kak Hania untuk bangun, aku yang masih merasa lemas pun juga ikut menyadarkan kak Hania.

Mama langsung meminta Riko untuk kembali memanggil dokter yang belum lama pergi untuk memeriksa keadaan ku tadi tadi.

Riko bergegas memanggil kembali dokter yang baru saja pergi tadi.

Papa menggendong kak Hania dan membaringkannya di tempat tidur.

Aku sangat merasa khawatir dengan keadaan kak Hania. Aku takut ia terbawa halusinasi mahluk itu dan tak bisa kembali ke dunia nyata.

Aku terus menggenggam tangan kak Hania .

"Please kak.. lawan, jangan diikutin alurnya.. sadar kak, sadar.... Apapun yang Lo rasain dan Lo alamin Lo harus inget itu semua gak nyata"
Ucapku membisikkannya kepada kak Hania yang terbaring tak sadarkan diri.

Entah apa yang akan dialami kak Hania dalam khayalannya itu, apakah akan lebih mengerikan dari yang aku alami.. aku tidak tau.

Aku hanya berharap kak Hania bisa melawannya dan kembali tersadar lagi.
Aku tak mau kak Hania juga pergi seperti Aya .

Dokter kembali memeriksa keadaan kak Hania, tampaknya dokter tersebut merasa heran dengan keadaan kami yang pingsan secara bergantian.

Dokter berkata bahwa Hania baik-baik saja, ia seperti orang tertidur . Dan dokter memastikan bahwa keadaan kak Hania sama dengan keadaanku tadi. Jadi dia bilang kak Hania juga akan segera tersadar seperti aku sebelumnya.

INGAT AKU [MOZZA | MORRA] Part2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang