Kedua mataku terbuka lebar ketika aku terbangun dengan keringat yang membasahi kaos kesayanganku yang bergambar robot kucing dari abad ke-22. MIMPI! untung hanya mimpi. Tarik nafas-hembuskan, kulakukan ritual itu berulang kali agar detak jantungku kembali normal.
Mimpi yang belakangan ini selalu datang menghantuiku. Ini adalah ketiga kalinya mimpi itu datang. Polanya sama. Seseorang dengan wajah meyeramkan memperingatiku agar tidak mempermainkan permainan terkutuk.
Mungkin aku hanya terlalu parno, apalah arti sebuah mimpi. Lagipula aku tidak berencana memainkan permainan selain games COC dan Candy Crush di smartphone.
Kulirik jam weker kecil yang berada di atas nakas. Waktu masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Kubaringkan kembali tubuhku dan perlahan mataku mulai terpejam untuk kembali ke alam mimpi.
♚
Jam wekerku menjerit kencang. Dengan mata yang terpejam sebelah aku berusaha mencari-cari jam weker itu. Kuraba meja kecil yang berada tepat di sebelah kanan kasurku, akhirnya diam juga dia! Kulanjutkan kembali tidurku, kuharap aku bisa kembali ke alam mimpiku saat sedang bersama dengan Zayn Malik. Tak sampai semenit mataku terbelalak lebar, kulihat lagi jam bergambar Doraemon itu.
"GAWAT UDA JAM 6 LEBIH 10!!!" Pekikku kaget.
Aku jadi teringat kalau aku harus ke sekolah hari ini. Langsung aku melompat dari kasur dan menuju kamar mandi, tak sampai 3 menit aku sudah keluar dengan handuk melilit tubuhku. Kucari baju seragamku yang bewarna putih dengan pinggiran bewarna biru muda serta rok bewarna senada dengan motif kotak-kotak.
Segera kukenakan sepatu yang juga berwarna sama dengan rok sekolahku, kusambar tasku dan dengan cepat kuturuni anak tangga. Kulihat kostku sudah sepi, pertanda kedua manusia penghuni kost ini yang kebetulan sekelas denganku sudah pergi meninggalkanku, dalam hati aku mengumpat mereka yang tak mau membangunkanku.
Kostku dekat dengan lokasi sekolah, hanya 10 menit berjalan kaki tapi, gerbang sekolah akan ditutup tepat pada pukul 06.30 dan sekarang sudah jaammm, kulihat jam di smartphoneku yang menunjukan angka 06.23 Segera aku berlari sekencang-kencangnya tanpa melihat kanan kiri jalan, melewati gerbang sekolah, dan akhirnya sampai di depan pintu kelas. Bel berbunyi tepat saat aku duduk di bangkuku teman-temanku menatapku heran dan tak kupedulikan. Aku sibuk mengatur nafasku yang saat ini tengah ngos-ngosan.
"Ella... hampir saja kau terlambat.terlamba!" kata Ruri teman sebangku sekaligus teman se-kostku.
"Kalian jahat banget sih! Masa ninggalin aku gitu aja!" Sahutku sambil memasang muka cemberut.
"Maap, maap... ada janji sama gebetan." Jawabnya cengengesan.
"Ella! Ruri!" Laura yang berada di ambang pintu memanggil nama kami setengah berteriak.
"Ini nih... manusia satu yang juga tinggalkan aku begitu saja!" Omelku dengan suara pelan. Ruri yang dapat mendengar suaraku hanya bisa memasang wajah bersalah.
"Ada permainan seru nih!" Kata Laura sambil duduk di bangku tepat di hadapanku.
"Apa?!" Tanyaku galak.
"Papan Ouija." Jawab Laura dengan mimik muka sangat serius.
"Ou.. apa?" Tanya Ruri.
"Papan Ouija." Jawab Laura lagi.
"Apaan tuh?" Tanyaku tanpa minat.
Kukeluarkan buku matematika serta peralatan menulisku di atas meja, Ruri juga melakukan hal yang sama, sedangkan Laura masih duduk menyamping dengan menatap wajah kami."Permainan yang dilakukan untuk memanggil arwah melalui media papan yang ada tulisan huruf alphabet dan angka. Mirip main jelangkung." Jelas Laura dengan semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Papan Ouija (Full)
Horror*BEBERAPA CHAPTER DI-PRIVATE KARENA CERITA SUDAH TAMAT. FOLLOW UNTUK MEMBACA* Jangan jadi Tante Nyinyir. Kalau mau baca lengkap ya follow dulu. kalau nggak mau ya udah. saya nggak ngelarang untuk unfollow setelah baca kok ^^ Permainan Papan Pemanggi...