Keesokan harinya kami pergi ke Sekolah seperti biasa. Walaupun sudah mendengar cerita secara langsung dari Stella dan Jane sepertinya Laura tak kapok juga. Malah rasa penasarannya makin memuncak. Keadaan Stella dan Jane makin memburuk, bahkan atas usul Pak Agus dan juga atas persetujuan pihak sekolah mereka mendatangkan seorang dukun hari ini.
Saat jam pelajaran ketiga sang dukun datang, tampangnya seseram wajah paranormal lainnya. Dengan kedua bola matanya yang hitam tak lupa janggutnya yang memanjang dan baju serba hitamnya, Ia memasuki ruang kelas kami. katanya sih kenalan Pak Agus. Sang dukun meminta kami berdiri berbaris di belakang ruang kelas. Dibawah pengawasan wali kelas dan kedua guru lain kami menuruti permintaan sang dukun.
Stella dan Laura berdiri di baris paling depan. Kulihat mulut sang dukun komat-kamit membacakan mantra. Entah apa yang akan dilakukannya saat ini. Jujur saja ini kali pertama aku melihat seorang dukun secara langsung, biasanya hanya kulihat di acara-acara tv yang katanya para dukun dapat meramal bahkan bertarung melawan setan. Dukun itu berada di tengah-tengah ruang kelas, kemenyan yang dibawanya menimbulkan bau aneh di Ruangan.
Tiba-tiba angin bertiup kencang membuatku tambah merinding. Meja dan kursi tiba-tiba saja bergoyang tanpa sebab! Tiba-tiba Anggi terjatuh, buru-buru Angga kembarannya menangkap tubuhnya. Anak-anak yang lain juga ikut mengerubutinya. Kupikir dia hanya jatuh pingsan karena shock melihat seorang dukun beraksi tapi, tak sampai 10 detik mata Anggi terbuka lebar, hanya ada bagian putih saja seperti seseorang yang tidak memiliki bola mata.
Kontan saja kami semua menjerit dan menjauh dari Anggi. Giliran Anna yang jatuh kali ini, tak sampai sedetik Anna bangkit dan bola matanya juga mengilang. Kami semua menjadi panik dan menjerit-jerit. Sesaat sebelum kami sempat berlari menjauh, Dodi, Syah, Rin, dan Loly merancau tak karuan, dan ketika kami semua melihat mata mereka kami kembali terkejut dan panik. Hanya ada bagian putih saja di matanya sama seperti kedua teman kami sebelumnya.
Kami semua segera berlari ke bagian depan kelas, melewati dukun yang masih ada di tengah ruangan. Kami bersembunyi di belakang guru kami untuk mengamankan diri. Saat Stella dan Jane berlari, Anggi dan Anna mencengkram pergelangan kaki mereka! Stella dan Jane jatuh tersungkur. Dodi, Syah, rin, Loly, Anggi dan Anna berdiri membentuk lingkaran mengelilingi Stella dan Jane yang tengah berpelukan dan ketakutan.
Mereka kesurupan!! Kami berteriak pada dukun itu agar segera menolong mereka tapi nyatanya sang dukun malah bergerak mundur menjauh dari mereka. Mereka semua yang kesurupan mengarahkan jari telunjuk mereka ke arah Stella dan Jane. Kulihat mereka berdua telah menangis ketakutan! Aku ingin melakukan sesuatu tapi tak tahu harus melakukan apa!! Mata mereka terlihat sangat menyeramkan.
"Mati! Mati!!! Maattttiiii!!!!!!" Ucap Dodi, Syah, Rin, Loly, Anggi dan Anna bebarengan. Suara mereka menjadi sangat aneh! Tak seperti suara mereka sendiri. Suara mereka terdengar berat namun melengking.
Aku menjerit kencang menyaksikan semua itu, sungguh!! Aku sangat ketakutan. Ken memegang tanganku mencoba menenangkanku. Aku tak tahu sejak kapan dia di sebelahku tapi aku sangat berterima kasih padanya.
"KALIAN AKAN MATI!!! 10! 13!" Ucap mereka yang kerasukan bersamaan.
Tangis Stella dan Jane makin menjadi. Tak hanya mereka, kami yang menyaksikan secara langsung hampir saja menangis, rasanya kakiku sangat lemas. Setelah mengucapkan kata terakhir itu mereka semua pingsan. Segera guru wali kelas menyuruh kami untuk menggotong tubuh mereka ke UKS.
Mendengar keributan di kelas kami, anak-anak dari kelas lain berlomba-lomba melihat untuk memuaskan keingintahuannya. Guru-guru membubarkan mereka semua dan memulangkan seluruh anak sesekolahan lebih cepat hari ini. Pihak sekolah takut akan adanya insiden kesurupan susulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Papan Ouija (Full)
Horror*BEBERAPA CHAPTER DI-PRIVATE KARENA CERITA SUDAH TAMAT. FOLLOW UNTUK MEMBACA* Jangan jadi Tante Nyinyir. Kalau mau baca lengkap ya follow dulu. kalau nggak mau ya udah. saya nggak ngelarang untuk unfollow setelah baca kok ^^ Permainan Papan Pemanggi...