45. Penyesalan Raga

283K 26.2K 11.2K
                                    

Bismillah dulu yuk

"Dibalik setetes air matamu, ada sejuta penyesalanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dibalik setetes air matamu, ada sejuta penyesalanku."

— Raga Aditama

°
°
°

[BAGIAN EMPAT LIMA]


"Pasien sedang istirahat. Keadaannya masih belum stabil."

"Maaf saya tidak bisa menyelamatkan janin dalam kandungan pasien."

"Pasien mengalami keguguran."

"Keguguran? Keguguran dari mana nya, sih, Dok? Istri saya lagi nggak hamil," ujar Raga yang kini menatap ke arah lain sambil tertawa pahit.

"Anda suaminya, kan? Bisa ikut saya sebentar?"

Raga masuk ke ruang rawat Aira, ada istrinya yang sedang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

"Silakan duduk."

"Apa anda tidak tau perihal kehamilan pasien?"

Raga menggeleng, "istri saya nggak hamil, Dok."

"Janin yang ada dalam rahim pasien berusia 4 Minggu. Kehamilan di trimester pertama ini memang rentan sekali mengalami keguguran. Dan terkadang, banyak wanita yang tidak sadar bahwa dirinya sedang mengandung. Termasuk istri anda."

"Pasien terlalu banyak pikiran, sehingga tidak memperhatikan kesehatannya sendiri. Jika sang ibu stres, itu juga berpengaruh pada kandungannya. Saya lihat, tubuh istri anda tidak banyak mengalami perubahan. Padahal di trimester pertama, seiring perkembangannya janin, nafsu makan sang ibu akan terus meningkat. Dan berat badan sang ibu akan bertambah pesat. Istri anda terlalu kurus, dan itu juga berpengaruh pada pertumbuhan bayi di dalam kandungannya."

"Istri saya udah cek pakai testpack, Dok. Dan hasilnya negatif."

"Penggunaan alat tes kehamilan seperti testpack mempunyai keakuratan sebesar 99%. Namun, hasil testpack yang tidak akurat bisa saja terjadi. Ini bisa disebabkan oleh waktu penggunaannya yang tidak pas atau cara menggunakan test pack yang tidak tepat."

Raga berusaha menulikan pendengarannya, namun ia tidak bisa. Ucapan dokter di hadapannya memang benar, Aira menggunakan testpack hanya sekali. Dan Aira juga enggan untuk memeriksakan keadaannya ke dokter.

"Ini surat dari kami, silakan dibaca jika anda tidak percaya."

Raga menyugar rambutnya ke belakang, lalu meremas surat itu kuat-kuat. Air matanya meluruh begitu saja.

Wajah pucat Aira, tangisannya, tatapan nanar gadis itu ketika berusaha menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi beberapa hari yang lalu, dan suaranya yang gemetar, berputar kembali dalam memori Raga.

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang