10. Perjodohan

298K 29.5K 2.5K
                                    

"Gue orangnya cuek. Kalo gue banyak tanya terus perhatian, berarti lo itu beda."

Raga Aditama

°
°
°

[BAGIAN SEPULUH]



"Jov, tolong panggil adik kamu di kamar, suruh temuin bunda sama ayah di bawah," titah Faisal pada Jovi.

"Iya, Yah." Jovi melangkahkan kakinya menuju kamar Aira.

Tok tok tok!

"Ra, Abang boleh masuk?"

"Masuk aja, Bang. Pintunya nggak dikunci, kok." Terdengar suara adiknya dari balik pintu.

"Kenapa, Bang?"

"Dipanggil ayah, Ra. Udah ditunggu tuh di bawah, langsung samperin, ya."

"Oke." Aira tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

Aira menemukan ayahnya yang sedang berbicara ditelepon dengan seseorang, nampaknya pembicaraan yang sangat serius.

"Kenapa, Bun? Kok tumben manggil Aira ke sini?" Aira duduk di sofa sebelah bundanya.

Tak menjawab pertanyaan Aira, bunda malah tersenyum. "Kita tunggu ayah dulu, ya."

"Ekhem." Faisal berdeham terlebih dahulu. Mengapa suasana di ruang keluarga terasa begitu mencekam? Tidak seperti biasanya, pikir Aira.

"Aira sayang, ayah mau tanya sama kamu. Sekarang kamu umur berapa, Nak?"

"17 tahun, Yah."

"Ayah nggak nyangka punya anak gadis yang udah dewasa. Kalo ayah punya satu permintaan untuk Aira, apa Aira bakal nurutin permintaan ayah?" Nampaknya pembicaraan malam ini sangat serius, terlihat dari gaya bicara juga mimik wajah sang ayah.

"Insyaallah, Yah. Kalo Aira mampu bakal Aira usahain, Ayah mau minta apa dari Aira?"

"Yakin, Nak?"

"Iya, yakin," jawab Aira mantap.

"Aira bakal ngabulin permintaan kami?"

"Iya, demi Ayah dan Bunda."

"Umur 17 tahun adalah umur yang pas untuk menikah muda, apa kamu mau?"

"Iya, ma—"

Deg. Jantung Aira berpacu dengan sangat cepat, apa ia tak salah dengar? Ayahnya berkata apa barusan? Nikah muda? Tapi kenapa harus sekarang? Bukannya menikah diumur 20 tahun juga bisa dikatakan nikah muda kan? Tolonglah, dia masih SMA. Pernikahan bukan ikatan yang main-main, menikah adalah ibadah panjang yang dilakukan seumur hidup. Aira akan menikah diumur yang baru menginjak 17 tahun? Yang benar saja. Aira harap ayahnya hanya bercanda.

Aira tertawa, ia memukul pelan bantal sofa yang berada di pangkuannya. "Ayah ih, Aira udah serius malah bercanda. Bun, liat ayah, masa bercandanya sampai bikin Aira keringet dingin gini."

"Ayah serius, Nak. Ayah lagi nggak bercanda." Kini Ainun yang membuka suara.

"Hah? Gimana, Bun?" Aira tampak seperti anak polos yang tidak tau apa-apa.

"Ayah ingin kamu menikah, secepatnya."

"Ayah bercanda, kan?" tanya Aira masih dengan sisa tawa di bibirnya.

"Ayah serius, Aira."

Aira menatap orang tuanya bergantian, air wajah ayahnya yang serius serta tatapan mata bunda yang sayu. Benar. Orang tuanya sedang serius.

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang