"Gue suka yang manis-manis, termasuk lo."
— Raga Aditama
°
°
°[BAGIAN DUA BELAS]
Lapangan SMA Angkasa, disini lah mereka sekarang. Pagi tadi Sania memaksa Raga untuk berangkat sekolah bersama Aira. Sialnya mereka terlambat 5 menit, bayangkan hanya 5 menit. Pak Slamet selaku satpam sekolah memang tidak bisa diajak kerja sama, padahal Raga sudah menawarkan 3 lembar uang merah pada Pak Slamet namun ditolak. Lumayan kan bisa dipakai beli rokok.
"Kamu tuh apa-apaan, sih, pake nyogok pak Slamet segala?"
Astaga. Kuping Raga panas sekali rasanya, perempuan di sampingnya ini terus saja mengoceh. "Lo bisa diem, nggak sih?"
"Gimana kalo tadi ketahuan guru BK? Terus hukuman kita ditambah gara-gara kamu hampir ngasih uang ke pak Slamet."
Mereka berdua sedang dijemur di lapangan. Padahal masih pagi, tapi kenapa cuaca hari ini panas sekali? Belum lagi kuping Raga rasanya ingin meledak karena terus mendengar ocehan Aira.
Sekarang masih jam pelajaran, tetapi ada beberapa siswi yang berkeliaran. Mereka sengaja keluar kelas karena ingin melihat tontonan gratis. Kapan lagi bisa mengagumi seorang most wanted sekolah yang sedang dihukum di tengah lapangan? Beberapa dari mereka juga ada yang membawa handuk kecil beserta botol minum, Aira yakin sekali mereka adalah penggemar Raga. Mana mungkin ada yang mau seperhatian itu pada dirinya.
Aira menoleh ke arah Raga, tak henti-hentinya bibir mungil itu mengeluarkan pujian atas ketampanan yang dimiliki oleh seorang Raga Aditama.
"Gara-gara lo gue jadi dihukum di lapangan."
Aira tersadar, buru-buru ia mengalihkan pandangannya. "Lebay banget, kayak baru pertama kali aja dihukum. Bukannya kamu udah langganan, ya, jadi miniatur lapangan kayak gini?" katanya.
"Jangan suka lempar kesalahan yang kamu buat ke orang lain. Tanggung jawab, bukan malah ngedumel," sambungnya.
Raga mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Aira, ia geram sekali karena perempuan di depannya ini selalu saja menyalahkannya.
"Lo tau, kan, gue benci sama lo? Jangan bikin gue muak sama sifat lo yang satu ini. Dendam gue yang semalam aja belum sempet gue bales, dan lo-"
"Tapi ka-"
"Jangan potong ucapan gue! Sampai kapan pun gue nggak akan pernah suka sama lo. Lo itu bukan tipe cewek gue, bawel, pembangkang, manja."
"Dan satu lagi, lo itu cengeng Aira."
Setelah mengatakan itu, Raga meninggalkan Aira sendirian di tengah lapangan. Para penggemar Raga berhamburan, ikut menyusul sang pangeran yang berjalan menuju loker siswa.
"Astagfirullah Raga sotoy banget."
Aira hanya geleng-geleng kepala. Hari ini ia senang sekali, bisa satu mobil dengan Raga, dihukum bareng Raga, dan sebentar lagi ia akan menjadi nyonya Aditama. Aira tidak mau memikirkan ucapan Raga, biar saja semuanya berjalan dengan semestinya. Toh, sejauh apapun ia menghindar, tetap saja pada akhirnya mereka akan menikah. Entah sejak kapan perasaan itu mulai muncul, Aira jatuh cinta pada seorang Raga Aditama.
Dasar perempuan, baru kenal sebentar sudah sayang.
※※※
"Lo kenapa tadi pagi bisa telat?" tanya Kia.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBAND
Teen Fiction"Satu ciuman satu batang rokok deh, gimana?" "Boleh, siapa takut!" [SEGERA TERBIT & PART MASIH LENGKAP] ______________________ Ini bukan cerita tentang sepasang kekasih yang saling mencintai. Bukan juga tentang kehidupan bahagia pasangan suami istri...