Antagonis

38 3 0
                                    

Pesta outdoor, lengkap dengan kolam renang. Mungkin adalah hal biasa bagi orang kaya seperti Arka, namun bagi Lia, tentu saja hal ini pertama kali baginya, ia hanya pernah melihat pesta seperti ini di gelar di televisi.

"Pestanya sangat indah," puji Lia sembari melihat ke segala arah.

Arka hanya diam, dari pada pemandangan pesta, ia lebih tertarik melihat wajah Lia. Wajahnya yang antusias membuat Arka ikut tersenyum senang.

"Bang Arka!" Panggilan tersebut membuat keduanya memalingkan wajahnya ke sumber suara. Tampak seorang gadis berumur 17 tahun berlari ke arah mereka.

Gadis itu terhenti, ia menatap ke arah Lia penasaran. "Siapa ini Bang? Pacar ya?" cerocosnya begitu saja.

"Bukan, kita cuma rekan kerja," jelas Arka singkat, sementara Lia, ia tersenyum mengiyakan penjelasan Arka tadi.

"Putri Amelia." Gadis itu tersenyum, sambil mengeluarkan tangannya.

"Adelia Arabella," sahut Lia. Menerima uluran tangannya.

Putri memicingkan keduanya matanya, ia teringat sesuatu. "Kak Lia man..." Belum selesai ia menyelesaikan kalimatnya, Arka langsung menutup mulut adik sepupu yang terkenal sangat transparan itu. Arka tidak mau semua rahasianya terbongkar akibat ulahnya. Seharusnya tadi, Arka juga membeli lakban untuk membungkam mulut Putri.

"Dia pasti ingin segara memulai acaranya, ayo kita potong kue." ucap Arka menyeret Putri sedikit menjauh dari Lia.

"Ih, lepas. Pengap ni." Berontak Putri.

"Bisa gak mulutnya di kondisikan, jangan bongkar rahasia orang sembarangan," bisik Arka dengan nada frustasi.

"Lah emang kenapa? Kan bagus kalau kak Lia tau." Putri berbalik ingin berbicara kembali dengan Lia. Arka dengan sigap menariknya kembali.

"Nanti aku belikan apapun yang kamu mau," cegah Arka.

Putri tersenyum puas, ia langsung mengangguk setuju. Sembari mempraktekkan adegan mengunci mulutnya. "Semua aman terkendali."

Lia yang melihat kelakuan keduanya hanya bisa menatap bingung, "kakak beradik yang aneh," batinnya.

***

Semua orang tampak sibuk berbicara, sementara Lia, ia merasa asing di tengah pesta, tidak ada orang yang dikenalnya kecuali Arka, tetapi lihatlah pria itu. Ia malah kelayapan entah kenapa.

"Dasar pria menyebalkan, awas aja nanti!" Lia mengambil segelas minuman di depannya, saat berbalik tangannya tak sengaja menyenggol seseorang.

"Maaf," lirih Lia merasa bersalah.

Wanita tersebut menatap tajam ke arah Lia dari atas hingga ke bawah.

"Sepertinya tempat ini tidak cocok untukmu," sindirnya sambil tersenyum mengejek.

Lia hanya menanggapi ucapan wanita tersebut sembari tersenyum canggung. Ya meski ia tahu maksud lawan bicaranya, pasti menyindir untuk merendahkan dirinya karena menggunakan pakaian biasa, tidak seperti wanita yang sedang berdiri di hadapannya. Dari baju, anting, tas bahkan hingga sepatu, semua tampak bermerek dan juga mahal.

"Sekali lagi saya minta maaf," ulang Lia tulus. Ia kemudian berniat pergi dari sana. Hatinya merasa tidak enak. Jika, ia terus berdiri lebih lama di posisinya. Wanita di depannya pasti akan menjambak dirinya, terbukti dari sorot matanya yang tampak tidak bersahabat.

Wanita tersebut melipat kedua tangan di depan dada, kemudian memajukan sedikit kakinya yang membuat Lia tersandung dan jatuh ke dalam kolam yang berada di dekat mereka.

Miss Gagal Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang