Aku baik-baik saja

41 3 0
                                    

Jika cinta datang hanya untuk menyakiti, tak bisakah ia pergi tanpa mengiris hati.

***

Diana duduk sendirian di bangku taman, ia melimpah segala rasa sedih yang di tahannya di dalam hati. Ia menangis hingga terisak pilu, tidak perduli, orang-orang yang melewati dengan tatapan bingung.

Suara ponsel mengalihkan perhatian Diana, ia menghapus segera air matanya dan mengatur suaranya agar tidak terdengar serak.

"Iya halo," sahut Diana dengan nada riang yang dibuat-buat.

"Maaf Mbak, naskah novel yang anda ajukan satu bulan lalu, tidak bisa kami terima karena tidak sesuai dengan keinginan penerbit," terang suara seberang.

Diana berusaha tegar, ia tidak berusaha untuk berdebat tentang naskahnya dan mengakhiri percakapan tersebut seadanya. "Tidak masalah, saya mengerti."

Setelah mematikan ponselnya, Diana kini kembali menangis, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

"Kenapa hidup sangat tidak adil bagiku? Kenapa tidak ada yang mau menerimaku?" Diana berucap pelan di sela tangisnya.

Di sisi lain, Lia membantu Arka masuk ke dalam mobil. Keduanya duduk di kursi belakang.

"Pak, kita balik ke apartemen," perintah Arka.

Sopir pun mengangguk dan menyetir mobil dengan kecepatan sedang, sementara Lia, ia sibuk menghubungi Diana, hatinya merasa tidak tenang, sejak tadi Diana tidak menghubunginya sama sekali.

"Kamu menghubungi siapa?" tanya Arka yang memperhatikan ekspresi Lia yang sedang khawatir.

"Aku menghubungi Diana, dari tadi ia tidak mengangkat ponselku, aku takut terjadi sesuatu padanya." jelas Lia, ia masih terus menghubungi Diana.

Arka menoleh ke luar jendela, tatapannya berpapasan dengan sosok yang di cari Lia sejak tadi.

"Pak berhenti!" perintah Arka.

Sesuai perintah Arka, sopir langsung menepi untuk menghentikan mobil.

"Kenapa menghentikan mobilnya? Kamu lagi sakit lebih baik kita pulang." Lia melihat heran ke arah Arka, ia menolak untuk turun dari mobil.

"Kamu yakin tidak ingin turun?" tanya Arka memastikan.

"Tentu," jawab Lia sombong, lagipula untuk apa ia turun, toh dia tidak membutuhkan apapun.

Tiba-tiba sebuah ide terbesit di benak Arka. "Bagaimana kalau kamu turun nanti?"

"Tidak mungkin."

"Baiklah, aku akan memberitahu sesuatu dan kalau sampai kamu turun dari mobi ini, itu artinya kamu harus merawatku malam ini. Bagaimana?"

"Setuju," sahut Lia mantap.

Arka kemudian mendekat, membisikkan sesuatu di telinga Lia yang membuat gadis itu segera pergi ke tempat yang di tunjukkan Arka.

"Diana," panggil Lia, ketika ia sudah sampai di dekat Diana.

Diana mendongakkan kepalanya, menatap orang yang memanggil tadi, ia bangun dan segera memeluk erat tubuh Lia. Tangis yang tadi hampir sinar kini kembali menjadi-jadi.

"Tidak apa-apa menangislah sepuasnya." Lia menepuk punggung Diana pelan.

"Naskahku di tolak lagi," jelas Diana, tapi Lia merasa bahwa ada sesuatu yang lain, memang Diana suka sedih ketika naskahnya di tolak, namun kali ini amat berbeda, Lia merasa Diana tampak sangat terpuruk, tapi biarlah. Jika, Diana sudah siap ia pasti akan bercerita dengan sendirinya

Miss Gagal Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang