Tamu Tak Diundang

44 3 0
                                    

Diana yang tak berhenti tersenyum sambil cengengesan tidak jelas membuat Lia merasa sedikit geli sekaligus aneh.

Lia mengibaskan tangannya beberapa kali di depan wajah Diana. "Woi, kerasukan setan ya."

Diana terkejut, ia menatap kesal ke arah Lia. "Enak aja, aku masih sadar tau."

Sementara Lia hanya menaikan kedua bahunya acuh, tangannya mulai berselancar mengambil salah satu makanan yang telah di siapkan Diana.

"Aww, sakit. Kok tanganku dipukul sih." Lia sedikit meringis.

"Cuci tangan dulu sono!"

Lia mendelik sebentar ke arah Diana, tiba-tiba muncullah ide lincik di otak cantiknya, Perut yang sudah keroncongan tidak bisa menunggu lagi, intinya Lia harus mendapat sepotong tempe goreng untuk mengganjal rasa lapar.

"Eh, Rian udah datang," Diana menolehkan wajahnya mengikuti arah yang di tunjuk Lia. Nihil, tidak ada siapapun di sana, hanya ada sebuah pintu yang masih tertutup rapat. Seketika Diana akhirnya mengerti.

Sementara Lia sudah berlari menjauh sambil mengunyah tempe goreng kesukaannya. "Dasar Lia jorok!"

Lia tidak perduli dengan apa yang diucapkan Diana, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak lama kemudian, suara ketukan pintu membuat Diana tersenyum sumringah. Ia sedikit berlari kecil untuk membuka pintu.

"Hai Rian," sapa Diana malu-malu. Jantungnya kembali berdetak tak karuan.

Rian tersenyum membalas sapaan Diana.

Yap.

Senyuman manis Rian benar-benar membuat Diana terpana, pipinya bahkan ikut memerah, ia seolah tak bisa menolehkan pandangan, dari wajah tampan pria yang berdiri di hadapannya.

"Aku gak di persilahkan masuk ni?" Sontak, pertanyaan yang dilontarkan Rian, membuat Diana jadi salah tingkah.

"Silakan masuk," ucap Diana tersenyum gugup.

Kalian pasti bingung, bagaimana bisa Rian berkunjung ke apartemen Lia. Tentu saja semua ide itu berasal dari Diana, dengan alasan sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantar pulang Lia. Diana mengajak Rian untuk ikut makan malam bersama mereka.

Keduanya duduk diam di meja makan, Diana sangat ingin memulai pembicaraan, namun sayang, ia tidak tahu memulainya dari mana, entahlah tubuhnya seolah-olah tak sejalan dengan perintah otaknya.

"Lia kemana?" tanya Rian memecah keheningan.

"Dia lagi mandi," jelas Diana, tepat setelah itu, Lia keluar dari kamar dengan wajah yang lebih segar sembari tersenyum menyapa mereka berdua.

"Kalian duduk dulu, aku mau ambil supnya," ujar Diana bangkit.

Rian sebenarnya ingin membantu, tapi kedua gadis itu menyuruhnya untuk tetap duduk manis di meja makan sembari memainkan ponsel miliknya.

"Aku bantu ya," tawar Lia yang segera mengikuti Diana. Tapi, suara ketukan pintu yang kembali terdengar, membuat Lia bingung. "Kamu mengundang siapa lagi?"

Diana segera menggeleng, ia tidak mengundang siapapun kecuali Rian.

Akhirnya, Lia pergi membuka pintu, sedangkan Diana pergi ke dapur.

"Ngapain?" tanya Lia dengan nada ketus. Ia memandang sebentar lawan bicaranya. Kemudian, merotasi kan matanya ke arah lain.

"Numpang makan." ujar Arka tak tahu malu, lengkap dengan senyuman lebar plus tatapan memelas, yang akan membuat semua gadis tidak akan tega mengusirnya, termasuk Lia tentunya.

Miss Gagal Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang