"Hantu ke hantu?" Hal melongo "Tapi hantu kan tidak ada!"
"Sementara ilmuwan sudah tidak begitu yakin lagi tentang itu," kata
Jupiter. "Tapi sistem komunikasi kami sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan hantu."
"Hanya orang dewasa saja yang mengira bahwa yang sedang sibuk itu pasti hantu," kata Bob menambah sambil tertawa.
Tidak lama kemudian Paman Titus datang dengan truknya. Kini Jupe dan
Bob bebas tugas, sampai setelah makan malam. Mereka mengajak Hal masuk ke markas rahasia Trio Detektif - sebuah karavan tua yang sudah rusak. Karavan ini tersembunyi letaknya pada satu sisi kompleks perusahaan barang bekas itu, tertutup di balik tumpukan barang bekas. Jalan masuk utama ke situ dinamakan Lorong Dua, sebuah pipa saluran besar dari seng yang tersuruk di bawah barang-barang bekas, menuju sebuah tingkap di lantai karavan. Ketiga remaja itu merangkak-rangkak lewat pipa saluran itu, dan akhirnya muncul di sebuah ruangan sempit yang penuh dengan peralatan. Sebuah meja, kursi-kursi, lemari-lemari arsip, lalu pesawat telepon, serta berbagai peralatan lagi yang dibuat oleh Jupiter untuk keperluan kerja Trio Detektif. Di samping ruang kantor itu masih ada sebuah laboratorium kecil, serta sebuah kamar gelap.
Hal memandang berkeliling dengan perasaan, kagum. Tapi dengan segera
ia kembali pada persoalan yang dihadapi.
"Mana mungkin kalian bisa menemukan kembali barang-barang peninggalan Mr. Cameron, jika tidak tahu siapa pembelinya?" tanyanya. "Teman-temanmu ada berapa orang, Hal?" tanya Jupiter.
"Apa? Teman-teman? Maksudmu teman baik? Kalau itu - sekitar lima
orang," jawab Hal. "Kenapa kau bertanya?"
Jupiter menjelaskan, bahwa Hal harus menelepon kelima teman baiknya itu. Pada masing-masing ia harus menyebutkan daftar barang-barang yang dicari. Lalu masing-masing teman itu menelepon lima teman lagi, dan kemudian yang ditelepon menghubungi lima teman selanjutnya. Dan begitu seterusnya. Sementara itu Jupiter, Bob, dan Pete, melakukan hal yang sama.
"Dalam waktu beberapa jam saja, setiap anak di Rocky Beach akan sudah ikut sibuk mencari. Bahkan mungkin anak-anak yang tinggal di Los Angeles, atau di Oxnard."
"Wow! Sampai sejauh itu?" Hal benar-benar terkesan. Dalam hati ia menghitung-hitung, berapa ribu orang yang akan dihubungi dengan cara demikian. "Kita bahkan bisa menghubungi seluruh dunia!"
"Kami selama ini belum pernah sampai sebegitu jauh," kata Jupiter, "tapi itu
mungkin saja, jika masalah perbedaan bahasa bisa kita pecahkan." "Tapi sampai berapa lama kita perlu menunggu sampai ada hasil yang
masuk?" kata Hal "Soalnya, aku harus pulang untuk makan malam - lalu setelah itu aku diajak Ayah ke Los Angeles."
"Kalau soal hasil, paling cepat baru besok pagi," kata Jupiter. "Anak-anak
yang kita hubungi, pasti baru mulai mencari setelah makan malam, jika orang-orang umumnya sudah pulang ke rumah masing-masing. Nanti waktu menelepon, kita sebutkan barang-barang apa saja yang dicari, berapa imbalan yang kita sediakan, serta ke mana barang-barang itu harus diserahkan. Kita juga perlu mengatakan bahwa anak-anak yang merasa sudah berhasil harus menghubungi kita dulu lewat telepon, untuk memberi tahu apa yang mereka temukan. Dengan begitu bisa kita saring apa-apa yang sudah pasti bukan barang Mr. Cameron - dan anak-anak tidak membanjir kemari."
"Kita perlu menyediakan hadiah untuk anak-anak itu," kata Bob mengingatkan.
"Hmmm." Jupiter berpikir sebentar. "Bagaimana jika kita katakan, barang
KAMU SEDANG MEMBACA
(18) TRIO DETEKTIF : MISTERI RUMAH YANG MENGKERUT
Science Fictionsaat kau berbalik kau tak menemukan rumah itu lagi, serius apa ada rumah seperti itu???? Text by William Arden alih bahasa oleh Agus Setiadi penerbit oleh PT. Gramedia Pustaka Utama Februari 2001 edit and convert oleh inzomnia foto by goodreads and...