BAB 17 KARYA YANG HILANG

74 24 2
                                    

Skinny Norris duduk terhenyak di sudut studio. Mukanya pucat. Pete berdiri di dekatnya, untuk menjaga.

"Bagaimana kau bisa mengetahui bahwa ia ada di dalam peti itu?" tanya

Maxwell James pada Jupiter.

"Ketika ia tadi masuk, hamparan di atas peti tergeser sehingga sudutnya kelihatan sedikit," kata Jupiter. "Karenanya saya sadar bahwa dugaan saya semula keliru. Itu bukan bangku, tapi peti! Dan karena tidak ada tempat lain di sini tempat orang bisa bersembunyi, maka saya langsung tahu bahwa orang itu pasti ada di dalamnya!"

"Penarikan kesimpulan yang logis," kata Mr. James. Kemudian ia berpaling

memandang Skinny Norris. "Rupanya dipecat karena mengambil lukisan tanpa izin masih belum cukup bagimu, ya! Kau harus kembali, dan masuk ke studioku dengan diam-diam! Untuk apa kau berbuat begitu?"

"Kenapa aku dipecat?!" balas Skinny dengan sikap menantang. "Aku kan mengembalikannya lagi?"

"Bukan itu persoalannya. Kau mengambil sesuatu yang bukan milikmu, tanpa minta izin terlebih dulu," bentak Mr. James. "Apa yang kaulakukan beberapa malam belakangan di studioku ini? Apa urusanmu dengan lukisan-lukisan Joshua Cameron?"

"Macam-macam saja yang ingin Anda ketahui," kata Skinny dengan nada mengejek.

"Kau menyodorkannya lewat jendela pada seseorang yang ada di luar, lalu menerimanya kembali," kata Jupiter. "Siapakah orang itu, dan mau apa dia dengan lukisan-lukisan itu?" "Aku takkan mau bilang apa-apa padamu!" "Apakah orang yang di luar itu De Groot, pedagang lukisan?" tanya Pete. "Aku tidak kenal orang bernama De Groot," kata Skinny.

"Kau tidak mau mengatakan apa-apa?" kata Mr. James dengan galak. "Baiklah, Anak muda! Yang kaulakukan, bukan 'meminjam' lukisan. Kau

melakukan tindakan masuk ke tempat orang secara paksa. Itu merupakan

tindak kejahatan berat. Kita lihat saja, apa kata polisi mengenainya!"

"P-po-polisi?" Skinny tergagap-gagap. "Aduh jangan, jangan, bisa mati aku nanti dihajar ayahku. Aku tidak bermaksud..."

Saat itu Pete melihat wajah seseorang yang sedang mengintip lewat jendela sebelah belakang. "Jupe!" serunya. "Ada orang di..."

Kata-katanya terpotong bentakan orang yang dilihatnya.

"Jangan bergerak!" seru orang itu dengan suara tidak begitu jelas. "Aku memegang pistol! Cepat, Norris!" Jupe dan Pete tidak mengenali suara itu. "Jangan bergerak," kata Mr. James pada mereka berdua. "Nanti ia benar- benar menembak."

Pintu besi yang mereka belakangi terdengar berdentang, saat Skinny lari ke luar lewat situ. Kemudian menyusul bunyi langkah orang yang di jendela. "Orang itu lari!" seru Pete.

"Skinny juga," kata Jupe, lalu mengeluh. "Padahal ia sudah tertangkap!"

"Sudah - biar sajalah," kata Mr. James. "Skinny takkan lari ke mana-mana. Ia harus memberikan penjelasan yang memuaskan padaku! Kalau tidak, akan kulaporkan pada polisi."

"Nah - sekarang kita sudah tahu, orang yang secara diam-diam masuk

kemari itu ternyata Skinny! Dan kita juga tahu, ia bekerja sama dengan seseorang," kata Jupe. "Tapi kita belum tahu, siapa orang itu, dan untuk apa mereka melakukannya. Mau apa orang yang di luar tadi itu dengan lukisan-lukisan Joshua?"

"Skinny tadi mengulurkannya ke luar satu demi satu," kata Pete sambil mengingat-ingat, "tapi semuanya kemudian dikembalikan lagi oleh orang itu. Jadi bukan lukisan-lukisan itu sendiri yang diingini. - Kecuali jika ia menukarnya dengan lukisan-lukisan lain! Mencuri yang asli, dan ditukar dengan tiruan!"

(18) TRIO DETEKTIF : MISTERI RUMAH YANG MENGKERUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang