BAB 16 RUANGAN TERKUNCI RAPAT

70 23 1
                                    

Tidak nampak orang menyelinap di pekarangan tempat kediaman Mr.

James, dengan tumbuh-tumbuhan lebatnya yang memberikan kesan seolah-olah berada di dalam rimba.

Tidak ada apa-apa yang terjadi selama itu - atau setidak-tidaknya, sesuatu yang lain dari biasa. Macan tutul mondar-mandir di dalam kandang kaca, sambil menggeram-geram. Suara serangga memecah kesunyian malam, sementara satwa malam yang kecil terdengar menyelinap pelan di tengah belukar.

Jupiter menggeser sikap dengan gelisah. Ia mendesah. Tidak suatu apa pun terjadi.

* * *

Pete bersusah payah, berusaha mengusir kantuk yang datang menyerang. Ia masih meringkuk di dalam lemari sempit yang pengap. Kelopak matanya terasa semakin berat. Ada sesuatu yang menyebabkan kepalanya pusing.

Rasa mengantuk melanda kesadarannya. Berulang-ulang, seperti

gelombang.

Peter berusaha bertahan dengan susah payah. Tapi setiap kali, matanya terpejam kembali. Dua kali ia terlelap sesaat. Ketiga kalinya ia kaget,

terbangun setelah agak lama terlena. Kini ia sadar apa yang menyebabkan

kepalanya terasa begitu ringan. Uap!

Lemari itu penuh dengan kaleng-kaleng berisi cat pelarut dan cairan pengencer. Uap yang berasal dari segala cairan itu mengisi lemari. Hawa panas, kesunyian, ditambah lagi dengan uap yang memabukkan, menyebabkan Pete tidak kuat menahan rasa kantuknya.

Ia terlelap. Ia tidak tahu, seberapa lama. Tapi ketika ia kemudian mendusin

- tahu-tahu timbul perasaannya bahwa ia tidak seorang diri lagi di dalam studio.

Ada sesuatu di situ!

Pete menggoyang-goyangkan kepala, berusaha menjernihkan pikirannya. Sadarkah ia saat itu? Atau tidur? Pikirannya seakan-akan terselubung kabut tebal.

Sesuatu yang dirasakannya ada itu bergerak kian kemari. Suatu sosok

langsing nampak seperti mengambang diterangi sinar bulan temaram. Sosok itu seakan-akan mengambil sebuah lukisan, lalu melayang dengannya menuju sebuah jendela yang diamankan dengan terali.

Sesampai di situ lukisan tadi tahu-tahu lenyap - seperti disulap!

Sosok samar tadi mengambang di dekat jendela itu. Rasanya lama sekali

wujud ituu di situ - sementara Pete berusaha keras menggugah dirinya agar bisa berbuat sesuatu.

Kemudian muncul sebuah lukisan di dekat sosok aneh itu. Lukisan itu meliuk-liuk samar. Sosok itu melayang kembali dengannya ke rak. Di situ diambilnya lukisan lain, lalu dibawa ke jendela yang berterali.

Pete mencoba berdiri. Tapi lututnya terasa lemas. Ia tidak berhasil menggerakkan kakinya.

Sosok samar itu melayang, mendekati dirinya.

Pete membuka mulut. Berusaha menjerit.

* * *

Jupe dan Mr. James mendengar teriakan samar. "Tolong!"

Hampir-hampir tak terdengar. Dan datangnya dari dalam studio! "Cepat, Jupiter!" kata Mr. James.

Keduanya bergegas bangkit, lalu lari menuju pintu besi. Di dalam studio

masih tetap gelap, dan sunyi. Mr. James mengambil anak kunci, lalu berusaha membuka pintu. Ia tidak langsung berhasil, karena memang tidak gampang membuka kunci dalam gelap. Tapi akhirnya pintu terbuka. Mr. James mementangkannya lebar-lebar, lalu bergegas masuk.

(18) TRIO DETEKTIF : MISTERI RUMAH YANG MENGKERUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang