Malam sudah mulai menampilkan diri diiringi dengan tenggelam nya matahari, lampu gemerlap kota sudah mulai menerangi sepanjang jalanan yang sibuk akibat diwaktu pulang kerja. Suara klakson bersutan demi mencapai tujuan yang disebut rumah dengan cepat. Namun suasana itu tidak berarti sama sekali bagi kedua pasangan suami istri yang baru beberapa minggu ini mendeklarasikan sedang bertengkar dan enggan berbicara satu sama lain. Mereka malah tidur dengan nyenyak didalam selimut tebal, kedua nya tidak memakai satu helai benang pun ditubuhnya, oh tidak! sepertinya sang suami sudah menggunakan boxer kesayangan walaupun masih bertelanjang dada.
Tangan kekar Bayu sudah mulai tidak terkondisi, ia yang tertidur dengan posisi tengkurap sedang bergerak menindih tubuh istrinya yang damai seperti bidadari yang terlelap dikhayangan. Sontak saja hal itu membuat Rani sesak nafas dan berulang kali memukul tangan besar itu untuk menyingkir.
"Kamu mau bikin aku mati? Sanaan!" Rani yang masih setengah sadar mendorong tubuh Bayu menjauh sampai ia tidak memeluknya lagi. Seakan sudah menyelesaikan masalah, Rani menarik kembali selimut tebal itu untuk menutupi tubuh polosnya hingga dada. Ia baru saja akan menutup matanya kembali, jangan salahkan. Bayu dan Rani tidak pernah bercinta sekeras tadi, apalagi mereka memiliki dua anak remaja dirumah sehingga membuat mereka sangat membatasi hubungan intim keduanya.
Seperti balas dendam, Bayu menghabisi Rani hingga beberapa kali sampai rasanya tubuh Rani sudah terbelah menjadi beberapa bagian. Rani, sebagai istri yang baik dan menurut kepada suami hanya diam saja dan menikmati apa yang dilakukan oleh sang suami. Toh sama sekali tidak merugikan dirinya.
Kembali kepada Rani yang hampir menutup matanya kembali, mengingat soal anaknya membuat Rani langsung tersentak bangun sampai tidak memperdulikan selimut yang sedari tadi ia pegang untuk menghangatkan tubuh dari AC ruangan yang kelewat dingin.
"Ya ampun, ini jam berapa?" Rani panik mencari kemana pergi ponse miliknya. Ia bercelingukan tanpa turun dari kasur membuatnya semakin pusing, melihat betapa berantakkan nya kamar dengan baju dimana mana. Sebenarnya apa yang mereka lakukan barusan?
Rani baru ingat ia meletakkan ponsel nya di nakas untuk mengatisipasi anaknya akan mencari dirinya. Nakas terletak diseberang yang artinya dekat dengan tubuh suaminya yang masih asik dialam mimpi, jangan lupakan suara dengkuran yang hampir setiap malam seperti musik untuk Rani dengarkan.Rani sedikit menaiki punggung lebar Bayu untuk menggapai ponsel nya, hal yang terjadi tiba-tiba itu sampai membuat Bayu tersedak oleh ludahnya sendiri.
"Bangun! Kamu gila ini jam berapa? Kita kan janji gak bakalan tidur. Ini lagi handphone aku mati, anak-anak pasti nyariin ini" Omel Rani sambil berusaha menyalakan ponsel miliknya dengan sesekali memukul kencang punggung telanjang suami nya.
"Mereka kan udah gede, udah tau rumah juga. Kenapa masih kepikiran aja sih" Balas Bayu dengan mata yang masih tertutup.
"Ayah! Kamu beneran gak ada tanggung jawab sama sekali, ya? Jangan seneng bikin doang kamu tuh. Giliran udah besar aja bilang biarin biarin mulu. Kamu pikir anak besar gak bisa ilang juga apa?"
"Kebanyakan nonton drama jadi drama"
Rani mulai kesal dengan gerutuan Bayu, ia memukul pelan mulut suaminya yang sedikit mengerucut karena tertekan bantal. "Sembarangan banget kalo ngomong ih kesel ya aku"
"Aduuuuh, bunda kebanyakan main sama anak-anak sampe lupa main sama aku udah disini aja"
Jika kalian tidak tahu, Bayu yang merupakan bos perusahaan ternama ini selalu merengek kepada sang istri setiap kali hal ini dibutuhkan. Seperti sekarang, Bayu merengek sambil menarik pinggang istri nya untuk mendekat, dan dengan santai meletakkan kepalanya diatas perut telanjang istrinya.Rani hanya terkekeh pelan, ia mengelus kepala suami nya yang terus mendorong perutnya mencari posisi yang ia inginkan. "Lepas dulu aku mau mandi, abis itu ngabarin anak-anak kalau kita disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my family?
FanfictionAnak bungsu. Itulah takdir yang aku terima, tidak ada yang salah aku menyukai nya. Memiliki kakak perempuan yang bawel mirip burung beo. Lalu memiliki orang tua yang super duper ribet, tapi aku menyayangi mereka. Sepenuh dan segenap hati saya -Juna