Kyra sekarang tengah berjalan dibelakang punggung Juna, adik bungsu nya itu sampai sesekali hampir terjatuh karena kakak nya terus bersembunyi dibalik badan besar nya. Hari ini motor keren Juna sedang diservice jadi dia memutuskan untuk diantar oleh Ayah mereka sekalian menuju kantor. Kalo diingat sudah lama mereka tidak berangkat pagi bersama Ayah nya.
"Kak ngapain sih?" Juna masih berjalan sambil berusaha melihat kearah Kyra yang bersembunyi dibalik punggung nya, Kyra berjalan sedikit menunduk memegang tas hitam padat milik adiknya. Bahkan berulang kali memukul pantat Juna untuk cepat berjalan tanpa menggubris kakak nya yang mirip anak kecil takut orang.
"Udah kamu diem aja, jalan cepet"
"Ya gimana bisa cepet kalo kakak—"
"Bawel banget sih kamu, kamu anak bunda ya?" Juna hanya menelan ludah nya menanggapi pernyataan satu itu. Ya kalau bukan anak bunda dikira Juna langsung lahir kedunia bak bidadari turun dari langit? Juna yang masih berusaha untuk beradu argumen dengan kakak nya itu tiba tiba didorong lebih kencang oleh Kyra setelah melihat seseorang.
Bian ada disana, melihat Juna yang berjalan tertatih dengan rambut nya yang masih basah membawa bola basket. Juna baru saja akan menyapa nya namun lemparan bola menuju arah nya membuat Juna dengan sigap menangkap bola itu, mau tidak mau jalan mereka kini berhenti. Juna merasakan tangan kakak nya yang berada dipinggang nya itu merapat, kini Juna baru mengerti siapa yang kakak nya itu hindari, sampai rela jalan dibelakang adik nya dari mobil dan tempat nya berdiri sekarang.
"Hai Jun, latihan?"
"Nanti bang—Aduh" Juna mengeluh sakit tiba tiba karena kakaknya tengah memukul pantat nya dengan sedikit keras. Sebenarnya tidak sakit tapi sangat cukup membuat Juna terkejut. Bayangkan betapa malunya Juna dipukul pantat nya didepan kakak kelas panutan nya, itu sangat memalukan.
"Ih kakak kalau mau duluan sana aja, aku mau—"
"Juna kamu tega apa biarin kakak mati disini? Ayo dong, aduh kamu tuh ya, kenapa malah pasrah aja sih" Mereka kini malah berbincang sambil berbisik niat nya supaya Bian tidak mendengar percakapan mereka. Namun tentu saja percuma, jarak mereka dengan Bian berdiri tidak jauh setelah Bian memutuskan untuk mengikis jarak nya dengan Juna tadi.
"Ya mati kenapa—"
"Juna sama kakak nya?" Tanya final Bian membuat Kyra menutup matanya rapat dibarengi dengan Juna yang menatap Bian dengan polos. Juna menganguk pasrah sambil menyenggol kakak nya untuk berdiri keluar dari tempat sembunyi nya. Juna tidak tahu pasti kenapa kakak nya malah memilih untuk bersembunyi ketika memiliki kesempatan, bukankah ini kesempatan emas untuk sekedar caper pada kakak kelas keren nya itu?
Kyra akhirnya berdiri tetapi masih tetap dibelakang Juna, membuat Bian sedikit menggeser tubuh nya mengkode Juna tidak bisa melihat tubuh mungil kakak nya yang tertutup badan tinggi Juna. Juna yang mengerti kemudian menggeser tubuh kecil milik kakak nya untuk berdiri disebelah kanan nya, tentu saja tidak ada yang bisa dilakukan lagi oleh Kyra selain menurut memasang senyum polos disebelah adik nya. Bian yang melihat tingkah kedua kakak adik itu hanya menahan senyum dengan menutup mulut nya gentle, manis tentu saja bagi Kyra, tapi tidak dengan cara menertawakan Kyra seperti ini.
"Well, setahun jadi temen Juna gue baru tau kalo lo kakak nya, Bian, Elo?" Bian mengulurkan tangan nya. Baiklah, ini sedikit menyakitkan untuk Kyra, karena Kyra sempat mengira jika Bian mengenal dirinya karena berulang kali saling menyapa ketika berpapasan, ternyata Kyra baru sadar bisa saja jika saat itu karena Kyra melihat Bian dan tatapan mereka bertemu, akhirnya mau tidak mau Bian menyapa dirinya bukan? Memalukan part 2 jika seperti ini.
"Hmm, Juna belom ngerjain PR, Juna duluan ke kelas ya. See you entar bang"
"Juna, ih kamu—" Perkataan Kyra terpotong ketika meliha Bian melambaikan tangan kearah adik nya yang sudah berlari namun dengan tatapan yang tetap menuju kearah nya. Mungkin kalian bisa melihat jika pipi Kyra rasanya sudah terbakar saja sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my family?
FanfictionAnak bungsu. Itulah takdir yang aku terima, tidak ada yang salah aku menyukai nya. Memiliki kakak perempuan yang bawel mirip burung beo. Lalu memiliki orang tua yang super duper ribet, tapi aku menyayangi mereka. Sepenuh dan segenap hati saya -Juna