Ayah Bunda - Part 4

1.5K 231 35
                                    

Makan malam sudah berakhir 5 jam yang lalu, rumah juga sudah tampak sepi dan gelap. Kedua anak kesayangan orang tua nya juga sudah masuk kedalam kamar masing masing. Namun suara ketikan itu membuat Rani ingin keluar kamar saja, Rani yang sedari tadi duduk di meja rias dengan menggunakan baju tidur satin mirip dengan yang suaminya kenakan itu tengah menatap garang suaminya yang masih saja terus sibuk dengan benda persegi panjang itu.

“Bunda tidur dikamar Kyra” Keputusan final Rani kemudian berjalan menuju arah pintu sambil menguncir asal rambut panjang nya.

“Masa tega ninggalin aku sendirian?” Suaminya itu akhirnya angkat bicara sambil menatap istrinya yang tengah cemberut disana.

“Kelonin sama laptopmu!” Sentak Rani kemudian membuka pintu kamar dan berjalan menuju kamar putrinya. Ia tidak mungkin ke kamar putra nya, anak itu sudah menjadi laki laki dewasa yang sudah tidak mau diurusi segala urusan nya. Baru saja kaki Rani sampai ditangga pertama panggilan suaminya yang ternyata juga ikut keluar mengikuti dirinya membuat nya berhenti.
Suami nya itu kemudian menarik pelan tangan istrinya dan menggenggam erat jarinya. Ia kembali menarik tangan istrinya masuk kedalam kamar utama rumah ini. Rani hanya bisa pasrah, ia masih cukup mengerti dosa jika menolak sentuhan suaminya. Lagipula Rani juga dalan mode ngambek bukan marah.

“Bunda kenapa sih sayang?” Ucap Bayu sambil membimbing tubuh mungil istrinya duduk disofa kamar milik mereka. Bayu tidak lupa sesekali mengelus tangan istrinya yang berada didalam genggaman nya. Tangan yang membuat Bayu berani bersumpah bahwa dirinya tidak akan mau menggenggam tangan lain, selain tangan mungil mulus ini.

“Harusnya aku yang nanya kamu kenapa”

“Kenapa jadi aku, hm?”

“Aku nggak tau ya, keadaan kantor kamu sekarang tuh kayak apa. Tapi kamu jangan bawa kerjaan kekamar, kalo dikamar itu tanda nya istirahat, tidur. Kalo mau kerja sana dikantor mu atau diruang kerja” Omel Rani kemudian melepas kedua tangan nya yang berada dalam dekapan hangan tangan besar suami nya. Rani meletakkan tangan nya diperut menunjukkan dia sangat kesal pada mahluk Tuhan yang satu ini. Sialnya, dia juga mencintai nya.

“Iya maaf ya, sekarang tidur yuk. Kamu lagi capek seharian urus rumah kan?” Bayu mengelus tengkuk istrinya hampir seperti pijatan membuat istri cantik yang daritadi mengomel dan cemburut sudah mulai tenang. Bahkan kini sudah mulai bersandar dipundak lebar suaminya.

“Mau aku gendong pindah ke kasur?” Rani menggeleng, kemudian berdiri menuju ranjang king size nya.

“Gausah aneh aneh, nanti encok kamu kambuh”

“Enak aja aku nggak punya encok, gendong kamu dari rumah sampai pancoran juga aku kuat” Balas Bayu kemudian ikut berbaring bersama dengan istrinya. Mereka berbaring sambil berhadapan layaknya pengantin baru, namun inilah kebiasaan mereka. Rani dan Bayu boleh saja menikah sudah belasan tahun, tapi cinta mereka masih membara hingga saat ini. Bayu mengelus kening istrinya yang sedang menutup matanya rapat, Bayu tahu istrinya belum tidur maka dari itu Bayu membantu menenangkan nya.

“Gimana anak anak hari ini?”

“Bagus” Jawab Rani masih dengan mata terpejam menikmati elusan suami dikening nya.

“Nakal? Bikin kamu pusing?”

“Anakmu bukan anak TK lagi, mereka udah gede” Balasan itu membuat Bayu terkekeh, benar juga. Anak yang mereka timang timang dulu, yang sering mengacukan rencana malam panas orang tua nya kini sudah beranjak dewasa. Bahkan Bayu rindu ketika Kyra selalu mengetuk kamar disaat tidak tepat sambil menangis dengan alasan didatangi hantu. Alhasil kedua orang tua nya yang sedang bekerja malam harus buru buru menenangkn putri kecil nya.

“Putrimu sudah tau laki laki tampan, siap siap saja sebentar lagi dia membawa nya pulang”

“Sungguh?” Ayolah, Bayu baru saja membayangkan masa kecil putri sulungnya itu dan kemudian mendapat kabar dirinya akan mendapat saingan kasih sayang dari putrinya. Ia akan berbadi dengan laki laki yanh disukai putrinya. TIDAK!!!!

“Iya, namanya Bian, temen basket nya Juna”

“Juna kenal?”

Rani menganguk, “Juna juga bilang, dia yang sering kasih bekel yang aku bikin buat Kyra ke si Bian” Elusan yang berada dikening tadi berhenti. Membuat Rani membuka matanya melihat wajah kaku suaminya. Bayu itu sosok yang posesif, bahkan dia sering marah ketika dulu putri kecil nya mendapat ciuman gemas dari 5 sahabat karib nya. Padahal waktu itu usia Kyra masih 2 tahun kurang.

Rani mengarahkan tangan nya menuju perut suami untuk memeluknya, ia juga menidurkan kepala nya menuju dada bidang suami hingga dia bisa mendengar detak jantung milik suaminya itu. Rani juga sesekali mengelusnya untuk membuat suaminya tetap tenang.

“Putrimu sudah besar, jangan terlalu khawatir. Anak SMA saling suka itu wajar”

“Aku tahu, aku hanya hmmm terkejut?” Rani tertawa kemudian mendongak untuk mencuri ciuman kilat dari bibir tebal nan sehat milik suaminya.

“Sudah, sepertinya Bian juga baik”

“Tau darimana? Sudah pernah bertemu?”

Rani menggeleng, “Belum, tapi aku paham betul sifat adiknya sama denganmu. Kamu ingat kan bagaimana marahnya Juna ketika teman sekelasnya mencoba untuk mendekati kakaknya? Jadi, selama Juna biasa saja kurasa si Bian itu memang baik, entahlah”

“Aku masih belum bisa menerima semuanya” Bayu masih saja belum terima jika putri sulung nya sudah akan mencintai laki laki lain selain dirinya rupanya. Rani hanya bisa tersenyum dan terus membuat pola tak beraturan dengan jari manis nya didada bidang suami.

“Kamu tenang saja, kamu akan memiliki ruang sendiri dihari Kyra, dia sudah saatnya mengerti bagaimana dicintai laki laki selain adik dan ayahnya.. Tidak usah terlalu khawatir hm”

“I—ya”

“Mau tau sesuatu lagi?”

“Apa?”

“Cinta putrimu bertepuk sebelah tangan, dia meminta restu padaku agar segera dibuat dekat dengan laki laki itu. Lucu ya”

“APA???? MEMANG NYA DIA SIAPA BERANI MENOLAK PUTRIKU??” Teriak Bayu terkejut karena yang ia pikirkan putri cantiknya itu akan dikejar oleh banyak laki laki bukan sebaliknya. Hal ini malah semakin membuat Rani cekikikan. Dia sudah sangat menduga reaksi suaminya.

“Kamu ini, dia bukan menolak. Hanya saja Kyra yang belum tahu anak itu suka juga dengan Kyra atau tidak mereka bahkan belum pernah membicarakan perasaan mereka masing masing”

“Ya awas saja kalau dia sampai berani menolak putri kesayanganku”
Rani tertawa kemudian kembali.mencuri ciuman dibibir suaminya. Daritadi istri nakalnya memang seakan memancing dirinya. Niat mencuri kini berubah menjadi ciuman panas semenjak Bayu menahan kepala istrinya untuk tetap mendekat pada dirinya. Akibat kehabisan nafas membuat mereka akhirnya melepaskan ciuman itu.

“Terimakasih”

“Untuk?” Tanya Rani sambil terengah akibat ciuman yang baru saja mereka lakukan.

“Untuk menjadi istri dan ibu yang baik untukku dan anak anak” Rani tersenyum licik didepan suaminya. Ia bisa membaca tabiat satu ini hanya dari ucapan siratan dan tatapan menggelap suaminya.

“Kamu mau apa?”

“Kamu?”

“Boleh, tapi besok kamu yang masak, kan aku gabisa jalan?”

“Jangankan masak, bolos kerja juga aku mau” Ucapan menggoda istrinya tadi membuat Bayu seakan mendapat lampu hijau. Dengan cepat Bayu menggulingkan istrinya dalam kungkungan kemudian menciumnya dengan panas. Masih berciuman tangan panjang Bayu dengan tergesa meraih remot lampu kamar untuk mematikan semua lampu demi melanjutkan urusan kerja malam nya bersama sang istri. Doakan saja Juna dan Kyra tidak akan mendapat adik bayi lagi diusia mereka sudah hampir 17 tahun ini.




To be continued

What's wrong with my family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang