Ketemu Ayah - Part 8

1.6K 241 46
                                    

Pagi ini cerah, burung burung kecil berkicau kemana mana membuat pagi semakin terlihat semarak. Seperti hati anak laki laki berusia 17 tahun yang untuk pertama kali menjemput seorang perempuan. Mungkin kegiatan iseng pagi kali ini sedikit memacu adrenalin karena Kyra bilang jika Ayah nya sangat galak, tetapi Bian selalu mencoba mensugestikan diri, jika dia baik orang lain juga akan baik kepada dirinya. Bukan begitu?

Bian memakirkan motor kuning kesayangan didepan rumah yang juga milik teman basket nya itu, Bian dapat melihat motor yang sejenis sedang dipanaskan didepan pekarangan. Bian sedikit merapikan rambut, baru akan mengetuk pintu pagar, Bian sudah melihat bayangan laki laki tinggi yang terlihat masih muda dalam ukuran memiliki anak 16 tahun. Tangan Bian menjadi berkeringat tiba tiba.

"Permisi, Om"

"Iya?" Laki laki dewasa itu berjalan menuju pagar kemudian membukakan untuk Bian. Bian yakin jika laki laki itu merupakan Ayah dari Kyra dan Juna. Seperti nya ia tidak bekerja, tapi menurut informasi Ayah Kyra merupakan seorang bos perusahaan tentu saja akan bekerja kapan saja jika dia mau.

"Cari siapa?"

"Kyra ada,Om?"

"Kamu siapa?"

"Ah, saya Bian, Om. Kemarin sudah janji mau ajak Kyra berangkat bareng. Boleh, Om?" Bian berkata dengan tegas seakan tidak ada keraguan. Tapi kenapa harus ragu? Bukankah dia akan hanya mengajak berangkat bersama? Bukan menculik nya?
Ayah Kyra melihat tubuh Bian dari atas sampai kebawah lalu melihat lagi kearah motor kesayangan Bian. Apa Ayah Kyra hanya mau anaknya bergaul dengan orang yang selevel saja? Kalau begitu tenang saja, orang tua Bian juga kaya.

"Ini saya Ayah nya loh? Kamu berani bilang gitu sama saya?"

"Lalu saya harus bilang gimana, Om? Saya kan hanya ijin untuk mengajak Kyra berangkat bareng?"

"Kamu nggak takut sama saya?"

Bian menggeleng, "Kenapa harus takut, Om?"

"Iya juga ya, saya ganteng. Gak mungkin nakutin kamu" Mereka berdua kemudian tertawa dan Ayah Kyra mengajak Bian untuk duduk dikursi depan tempat Ayah Kyra akan membaca koran tadi. Bian sebenarnya gugup, tapi sepertinya Ayah Kyra merupakan orang yang hangat.

Bian baru sadar, kenapa Kyra sangat banyak bicara seperti kata Juna. Ayah Kyra juga banyak sekali bicara, seakan tidak ada sesuatu yang tidak dibicarakan. Untung saja keluarga Bian memiliki pekerjaan yang tidak jauh dari Ayah Kyra, sehingga Bian bisa menanggapi semua perkataan Ayah Kyra dengan mudah.
Tak lama Bian melihat Kyra yang keluar dari rumah sudah siap dengan seragam sekolah nya. Kyra sedikit terkejut ketika melihat Bian sudah duduk santai bersama dengan Ayah nya didepan. Bahkan seperti terlihat sudah bertemu sebelumnya.

"Loh, kok disini?"

"Kamu juga kok disitu?" Balas Ayah Kyra membuat Kyra malu dan menepuk pelan. Ayah Kyra juga merupakan orang yang humoris ternyata.

"Dari kapan kak?"

"Barusan"

"Enggak bohong, udah 20 menit yang lalu" Sahut Ayah Kyra.

"Kok Ayah nggak panggil Kyra?"

"Kamu kenapa nggak peka?"
Mereka malah berantem kecil dihadapan Bian membuat Bian tersenyum tipis karena gemas melihat interaksi Ayah dan anak itu. Kyra terlihat anak manja yang suka menempel pada Ayah nya. Dan Bian tidak terkejut ketika kemarin melihat Bunda Kyra sangat cantik, ternyata Ayah nya juga tampan. Sangat mirip dengan Juna.

"Juna, mana?"

"Lagi mandi, baru kebangun" Balas Kyra yang sudah duduk disebelah Bian sambil memakai sepatu putih kesayangan nya. Bian hanya diam memandang Kyra yang konsentrasi pada sepatu.

"Iya orang yang manasin motor juga, Ayah. Anak itu keseringan main PS. Ayah masuk, kalau berangkat hati hati"

"Iya, Om" Bian menganguk dan melihat Ayah Kyra yang sudah masuk kedalam rumah. Bayangan akan mendapat amukan di pagi hari ternyata sirna. Ayah Kyra kelewat ramah.

**

Malam hari nya

Pasangan yang sudah memiliki usia pernikahan 18 tahun itu sudah bersiap akan beristirahat. Bayu sedang mengoceh tentang putra kesayangan nya yang akan mengikuti pertandingan bola basket antar provinsi, katanya anak itu sangat membanggakan ia sebagai Ayah. Lucu sekali memang Bayu, kadang akan merasa membanggakan diri seperti sekarang, kadang juga akan merasa sedih dan merasa tidak pantas memiliki putra seperti Juna. Semua tergantung situasi.

"Putrimu juga sudah melakukan hari dengan baik, sayang" Bayu terlalu sayang dengan Juna sampai kadang selalu berat sebelah. Bayu tidak sadar akan itu, untung saja ia memiliki istri sempurna yang akan selalu mengingatkan nya jika salah. Kyra sebenarnya juga tidak merasa iri atau bagaimana, tapi jika tidak diingatkan bukan kah akan menjadi jadi?

"Iya dia baik, semua anakku baik"

"Sel telurku memang tidak mengecewakan"
Bayu mendelik, istrinya berkata frontal ditengah malam seperti ini. Semakin lama usia pernikahan kenapa istrinya menjadi suka menggoda?

"Jangan bicara yang frontal, aku tahu ini tanggal kamu" Rani terkikik geli, Rani yang tadi berada diperpustakaan mini dikamar. Kemudian berjalan menuju suami yang sudah siap diranjang walaupun buku masih ada dipangkuan nya.
Rani menerobos tangan Bayu membuat mereka sedang berpelukan dipinggir ranjang, padahal space kasur mereka masih banyak.

"Besok. Putrimu akan dijemput sama cowok yang dia suka, kamu yang baik ya sama dia?"

"Karena ini kamu jadi penggoda barusan?"
Sahut Bayu.

"Aku menggoda suamiku? Kenapa memang nya?"

"Terus siapa namanya yang jemput?"

"Bian" Rani menepuk dada bidang suaminya berharap rasa terbakar disana akibat putri kesayangan akan pergi bersama laki laki lain bisa mereda. Rani tahu pasti, walaupun suami sekaligus Ayah itu terlihat sangat humoris dan menyenangkan, ia juga merupakan orang yang keras kepala dan posesif. Jika miliknya tidak ada yang bisa menyentuh, Rani sudah tahu pasti.

"Dia ganteng, tubuhnya tinggi. Kyra sangat kecil kalau disebalah dia. Dia juga wangi, putih, terlihat baik dan sopan. Sebenarnya kemarin sudah mengantar Kyra pulang. Dan putrimu selamat sampai tujuan, jadi dia anak yang baik kan?"

"Untuk anak perempuan, tidak ada laki laki baik selain Ayah nya"

"Tapi putrimu tidak selalu denganmu. Dia perlu dengan laki laki juga, putrimu sangat menyukai dia, kalau kamu tidak merestui atau minimal tidak mengijinkan dia pergi. Dia akan sedih, kamu tahu sendiri dia menanti ini lama, cinta anakmu itu bertepuk sebelah tangan"
Setiap kata yang Rani keluarkan selalu dibarengi dengan tepukan didada. Berharap suaminya akan mengerti ucapan nya barusan.

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Kamu cukup bersikap baik dengan nya, mengijinkan ia pergi dengan putrimu. Itu sudah membuat putrimu senang. Bian cinta pertama Kyra, sama kayak Bayu, cinta pertama nya Rani" Rani terkikik dengan Bayu juga. Rani menjadi teringat bagaimana laki laki itu terus mendesak nya untuk menjadi pacar, sampai Rani saja rasanya hampir gila dan marah saat itu. Namun mungkin sudah jodoh, hingga mereka dijodohkan sampai memiliki anak dua seperti sekarang.

"Sudah. Pokoknya yang baik sama Bian. Biar Bian juga baik sama kamu, menghargai kamu sebagai Ayah nya Kyra. Lagian Kyra juga bukan anak kecil lagi, dia sudah besar"
Rani melepaskan pelukan mereka lalu memutuskan untuk tidur karena matanya tiba tiba sangat berat karena mengantuk. Padahal tadi siang dia sudah ketiduran selesai memasak, mungkin kecapekan.

"Kalau aku nggak baik?"

"Ya kamu harus mau ngeliat Kyra nangis, 5 hari 5 malam"

"Enggak ah berisik" Jawab asal Bayu kemudian bergabung dengan istrinya menggapai mimpi indah dengan memeluk dari belakang tubuh mungil istrinya.

"I Love You, Rani"

"Iya, aku tahu"
Jawan pelan Rani yang nyawanya sudah tidak terkumpul dengan benar. Jadi begitulah mengapa Bian bisa selamat masuk kedalam rumah kelurga Sanjaya. Jika kamu mengetahui istilah, perempuan bisa menjungkir balikkan dunia. Contoh tadi merupakan salah satunya.







To be Continued

What's wrong with my family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang