Selamat Ulang Tahun, Ayah dan Adik! - Part 16

778 164 27
                                    

Juna mendekat kearah seseorang yang masih belum menyadari jika anaknya melihat dengan miris penampilan CEO paling ditakuti dikantor itu. Juna hanya geleng-geleng kepala sambil memarkirkan motor didepan pagar yang masih terkunci.

"Ayah ngapain disini?"
Tanya Juna pada ayah nya yang sedang membuka pintu pagar yang terkunci. Jangan melihat seorang Bayu sekarang ini, atau kalian akan menyesal mengatakan ayah dari 2 anak ini tampan sedunia.

"Ini kan rumah ayah!"

"Ayah katanya kerja diluar kota?" Jawab Juna lagi.

"Sudah pulang tadi sore. Lah kamu? Ngapain disini?" Laki-laki yang terkenal sangat disiplin kepada anak nya itu malah berbalik bertanya. Inilah kenapa kadang Juna sang anak paling bungsu jadi bingung apa yang terjadi didalam rumah ini. Kenapa ia terlahir dikeluarga yang bobrok seperti ini, Juna sendiri tidak paham.

"Iya ini kan rumah aku. Aku baru pulang, abis disuruh bunda buat beli sesuatu di mall"
Bayu menunjukkan kantong plastik hitam digenggaman nya kepada Juna dengan tatapan aneh.

"Lah? Ayah juga disuruh bundamu buat beli mie goreng di warung sebelah"

"Warung?"
Ayah nya menganguk.

"Ayah ke warung?"
Bayu menganguk lagi.

"Buat beli mie goreng instan doang? Ayah gak nyadar ya kalau ayah ini direktur keren di kantor? Kenapa malah beli mie instan?" Bayu hanya mengedikkan bahu kemudian membuka pagar rumah nya. Juna yang sudah melihat gerbang rumah terbuka langsung mendorong motor kesayangan nya masuk.

Juna sebenarnya masih ingin jawaban, tapi ayah nya seperti sudah pasrah saja. Iya namanya juga budak cinta, apalagi untuk bunda. Masuk kedalam sumur juga ayah pasti akan lakukan. Bukan nya masuk kedalam rumah, sang ayah malah berjalan menuju pintu garasi sebelah rumah nya.

"Ayah kenapa lewat sana?"

"Kata bundamu kunci rumah nya hilang, dia masih nyari. Jadi kepaksa lewat garasi dulu sebelum masuk" Juna tadinya juga akan berjalan menuju arah pintu utama, ikut berbalik menuju ayah nya yang sudah siap mendorong pintu garasi untuk masuk.

Jedug!
Ayah dan anak itu malah kompak menabrak pintu garasi yang sialnya terbuat dari kayu jati sampai menghasilkan bunyi yang nyaring.

"Ayah gimana sih!" Juna mengusap lengan nya karena ikut tertabrak pintu garasi rumah nya sendiri. Sedangkan sang ayah masih mengusap kening nya yang semoga saja tidak benjol.

"Tadi tuh suruh lewat sini"

"Iya tapi dikunci, kenapa gak ayah buka dulu?"
Mereka berdua malah main saling menuduh akibat musibah yang mereka lalui bersama. Ini hari ulang tahun mereka, entah kenapa mereka malah semakin merasa dirinya apes. Sudah menahan malu untuk membeli mie instan sekarang malah kekunci bersama dengan anak yang sama menjadi korban.

"Lewat sana dulu aja lah, yah. Siapa tau udah ketemu kunci nya"

"Yaudah lewat sana"
Bayu berjalan mendahului Juna.

"Gak nurut banget sama yang muda" Balas Juna membuat ayah nya ingin menampar sandal saja. Kini Bayu semakin yakin kalau Juna memang benar anak kandung nya.

Sebelum membuka pintu, ayah Juna malah mengintip arah kunci pintu untuk memastikan pintu nya terkunci atau tidak.

"Trauma, yah?"

"Ho'oh" Jawab sang ayah. Karena sudah yakin tidak terkunci akhirnya dengan santai sang ayah membuka pintu utama untuk cepat cepat masuk kedalam rumah.

Ayah nya memang baru saja datang, sore sebelum matahari terbenam. Namun saat tidur dengan tenang istrinya berteriak meminta untuk membelikan mie instan ke warung dengan alasan ia sedang musuhan dengan penjaga warung nya. Walaupun sudah dipaksa untuk membeli ke supermarket saja, Rani tetapi mau untuk sang suami menuju warung dan membelikan 2 bungkus mie instan untuk makan malam katanya.

What's wrong with my family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang