Beberapa tahun kemudian....
Juna sekarang sudah kelas 3 SMA waktu terasa begitu cepat berlalu, bunda dan ayah tetap seperti biasa ribet dan saling sayang. Update soal kakak Kyra yang sekarang sudah menjadi mahasiswa semester 2, kakak Kyra mengambil jurusan Psychologi disalah satu universitas negeri ternama. Kakak Kyra juga sudah mulai sibuk sampai tidak ada waktu untuk sekedar main dengan Juna, Bunda dan Ayah. Intinya dia sudah punya dunia sendiri.
Hubungan Lia dan Juna sekarang membaik, Lia juga sudah berubah menjadi perempuan yang mudah bergaul, memiliki energi positif, dan semakin cantik. Entah kenapa Juna dan Lia kini semakin sering keluar bareng atau sekedar saling nemenin kalau lagi kerjain sesuatu, tapi sampai sekarang hubungan kita masih sebatas teman. Entahlah dibilang teman juga kami sudah lebih dekat dan lebih bisa terbuka satu sama lain ketimbang beberapa tahun lalu. Lia juga yang pendiam kini sudah aktif dengan organisasi osis miliknya, intinya dia sudah banyak dikenal dan lebih ramah.
Seperti hari biasanya, Juna akan pergi pulang bersama dengan Lia. Lia bilang kalau dia sedang berada di ruang osis, jadi Juna menyusul kesana setelah latihan basket. Oh iya! Basket masih menjadi hal penting buat Juna, sekarang Juna juga sudah menjadi kapten basket sekolah. Juna berjalan dengan biasa sambil membawa bola basket dan sesekali mendribble menghilangkan bosan, tadinya Juna berjalan dengan teman namun karena ia akan pulang terlebih dahulu membuat Juna berjalan sendirian ke ruang osis. Kebetulan sekali Juna bisa melihat Lia yang sibuk didepan ruang osis dengan berkas ditangan nya, Baru saja akan Juna sapa pandangan Juna menuju kearah laki-laki yang sedang berbicara pada Lia, tapi Juna tidak mengenal siapa dia.
Juna berhenti agak lama membiarkan mereka berbicara sampai laki-laki itu mengeluarkan ponsel. Untuk apa? Batin Juna, karena aneh akhirnya Juna datang kearah mereka sambil mendorong menjauh ponsel itu dari Lia.
"Juna?" Sapa Lia sepertinya dia agak terkejut.
"Sorry ya, Lia nya sibuk" Balas Juna, Juna melihat Lia yang ada dibelakang sambil memberi kode namun sayang Lia tak kunjung paham. "Pulang, yuk!" Tambah Juna kemudian mengambil tas Lia yang berada disalah satu kursi disana. Lia nampak canggung dengan laki-laki asing itu tapi Juna tidak peduli.
Juna sendiri bingung kenapa Juna tidak suka jika Lia terlalu ramah dengan orang lain apalagi laki-laki. Juna mereka laki-laki tidak berhak perempuan sepolos dan sebaik lia. Selama berjalan keparkiran Juna merasakan Lia terus memanggil Juna dengan menarik pelan tangan Juna yang ada dipergelangan Lia. Tapi Juna sudah kepalang malu dan tidak tahu harus menjawab apa jika ditanya.
Juna langsung saja naik keatas motor begitu sampai, Juna memakai tas Lia didepan dan tas Juna sendiri dibelakang, Juna memang biasa membawakan tas Lia sekarang karena kasihan terlalu berat, kelas 3 SMA mengharuskan membawa buku yang banyak apalagi Lia anggota osis yang juga banyak memiliki berkas.
"Juna kenapa sih?" Lia masih keukeuh bertanya.
"Mau makan dimana?" Tanya Juna untuk mengalihkan pertanyaan Lia, karena memang Juna tidak mengerti harus menjawab apa.
Lia hanya mengedikkan bahu,
"Yaudah kali ini Juna yang pilih tempat makan siang nya" Kata Juna lalu memasangkan helm manis yang Lia beli sendiri katanya supaya Juna tidak repot membawa helm dari rumah, namun nyatanya helm ini tetep tergantung di motor Juna bahkan sampai Juna pulang.Setelah selesai Lia hanya menurut naik keatas motor untuk dibawa pergi makan siang bersama dengan Juna. Juna dan Lia memang suka makan siang diluar saat ini, karena Bunda tidak pernah masak makan siang semenjak Kakak Kyra kuliah, begitu juga Lia yang selalu dirumah sendirian karena ibunya yang sibuk dengan kerjaan. Tak berapa lama Juna dan Lia sudah sampai disalah satu restoran mewah namun masih wajar untuk anak SMA datang kesana, maklum saja Juna sudah memiliki kartu sendiri yang setiap bulan diisi oleh Ayah dengan jumlah yang lumayan banyak untuk anak SMA jadi Juna bisa membayar kemanapun Lia mau makan. Lia juga menawarkan untuk split-bill namun Juna selalu menolak dengan alasan Ayah nya yang mengajarkan untuk selalu bertindak sebagai provider perempuan agar ada motivasi bekerja keras untuk perempuan nya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my family?
FanficAnak bungsu. Itulah takdir yang aku terima, tidak ada yang salah aku menyukai nya. Memiliki kakak perempuan yang bawel mirip burung beo. Lalu memiliki orang tua yang super duper ribet, tapi aku menyayangi mereka. Sepenuh dan segenap hati saya -Juna