Bunda sudah rapi didepan meja rias kamarnya, perempuan yang memutuskan menikah dengan seseorang yang bahkan tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, perempuan yang awalnya menolak bahkan tidak sudi mencintai suaminya kini malah dibuat berantakkan selama hampir seminggu. Rani tidak bisa terus seperti ini, putra putri mereka butuh rumah yang nyaman, butuh suasana rumah yang mereka inginkan. Rani sudah memutuskan akan berbicara kepada sang suami pagi ini.
Dengan baju mencolok berwarna pink bercorak abstrak ditambah anting yang elegan dan mewah ia kenakan. Rani hanya ingin terlihat baik-baik saja didepan seluruh karyawan suaminya nanti, ia tidak akan membiarkan siapapun mencampuri urusan rumah tangganya. Rani sudah menelfon salah satu sekretaris kantor dan mengatakan jika sang suami sedang meeting pagi ini, Rani memperkirakan suaminya akan selesai sebentar lagi pada pukul 10 pagi, begitu juga kata sekretaris kantor tadi.
Perasaan nya tidak karuan, padahal ia hanya butuh berbicara dan mengatakan maaf kepada sang suami dan semuanya akan selesai. Ada perasaan lain yang membuatnya semakin sesak ketika mengingat pertengkaran seminggu lalu, ia sama sekali tidak suka diduakan dalam hal apapun. Perempuan yang sedang duduk dibelakang taxi ini tahu, semua perkiraan nya bisa saja salah, karena ia pun tidak berniat membicarakan baik-baik dengan sang suami. Lalu apa semua perasaan ini bisa dikatakan nyata? Apakah ini terlalu berlebihan untuk dirasakan? Cemburu kepada suami sendiri. Memikirkan nya saja membuat kepala cantik milik Rani jadi pusing, ia sesekali memijat pelipis nya.
Disinilah Rani, berdiri dengan anggun siap untuk masuk kedalam perusahaan milik sang suami. Rani terakhir kali menginjakkan kaki disini sebelum ulang tahun sang suami yang ingin melakukan meeting sambil memamerkan istri, dan baru kali ini dia memasuki kantor tinggi menjulang itu lagi.
"Selamat pagi, bu. Ibu mau mencari pak Bayu?" Sapa salah satu karyawan sang suami membuat wajah yang tadinya ditekuk dengan spontan tersenyum untuk mereka. Rani pernah mendengar gossip jika seluruh kantor menyebut dirinya sebagai bidadari pak bos, karena kata mereka pak bos dari perusahaan ini bisa mendapatkan Rani adalah sebuah keajaiban dunia.
"Iya, saya ingin menemui suami saya. Kalian akan kemana?" Tanya balik Rani. Ia melihat rombongan tiga orang itu akan berjalan keluar tadi.
"Ingin sarapan dulu, bu. Sebelum kerjaan numpuk. Ibu mau saya antarkan keruangan pak Bayu?"
Rani menganguk sambil menyimak "Oh tidak perlu, kalian sarapan saja. Ini sudah pukul 10 pagi, sebelum waktu sarapan kalian terlambat. Kalau bisa lain kali kalian harus sarapan dirumah ya? Berkerja keras boleh, tapi jangan lupa menjaga kesehatan tubuh"
"Siap! Ibu bos!"
Rani hanya tersenyum melihat mereka memberikan hormat kepada Rani. Setidaknya ia senang jika tidak ada satu karyawan pun yang canggung untuk bertegur sapa dengan istri pemilik perusahaan seperti sekarang ini."Kami permisi dulu, bu. Semoga hari ibu menyenangkan"
"Iya, kalian juga ya"
Rani berpisah dengan tiga karyawan tadi lalu berjalan kearah lift untuk naik keruangan milik suaminya. Lift sangat kosong, membuat Rani berdiri disana sendirian dengan keadaan gugup. Ia berulang kalo mengigit bibirnya juga mengusap telapat tangan nya yang berkeringat. Padahal ia hanya butuh minta maaf.
Ting!
Bunyi lift terbuka membuat Rani memasang wajah nya dengan ceria sekali lagi. Seperti ia duga didepan lift sudah ada beberapa karyawan yang sedang menunggu lift terbuka."Selamat pagi, bu"
Sapa seorang laki-laki sambil mempersilahkan Rani untuk berjalan keluar lift."Selamat pagi" Balas Rani kemudian berjalan menjauh. Ia berjalan lurus sampai menemukan meja sekretaris sang suami yang sedang sangat sibuk.
Sepertinya suara hentakan sepatu mahal milik Rani terdengar mendekat sampai perempuan muda cantik dan menarik itu berdiri dengan sigap menyapa Rani sambil sedikit membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my family?
FanfictionAnak bungsu. Itulah takdir yang aku terima, tidak ada yang salah aku menyukai nya. Memiliki kakak perempuan yang bawel mirip burung beo. Lalu memiliki orang tua yang super duper ribet, tapi aku menyayangi mereka. Sepenuh dan segenap hati saya -Juna