Kyra biasanya akan menghabiskan waktu istirahat nya dikantin dengan satu geng kelas nya, Kyra mempunyai 3 teman perempuan yang kemana mana akan membuntutinya. Mereka seakan tidak dapat dipisahkan, mereka terlalu lama bersama sejak SMP membuat mereka semakin lengket saja.
Kyra itu bukan anak pendiam, dia suka bergaul kesana kemari. Tapi dia juga anti menjadi anak caper jadi Kyra lumayan tidak terkenal dibandingkan geng sebelah yang berjumlah 6 orang itu. Kyra dibandingkan mereka sebenarnya juga tidak ada apa apanya, hanya saja seperti yang baru saja dibahas Kyra tidak suka caper kepada siapapun. Bahkan walau dia menyukai kakak kelas nya, Kyra memilih untuk laki laki itu mengetahui sendiri ketimbang memanfaatkan adiknya. Ya walaupun sering menyiksa dengan menyuruh adik laki lakinya menjadi kurir, tidak apa itu merupakan bagian dari usaha.
Kyra dan teman nya akan selalu duduk dikursi kantin paling tengah, semacam tempat territorial. Tapi tidak bisa disebut seperti itu juga, hanya kebetulan saja selalu tempat itu yang kosong jika Kyra ke kantin jadi ya semua nya kebetulan. Kyra biasanya suka makan bakso sama batagor di kantin, tapi kali ini dia memilih bakso karena porsi yang lebih banyak. Kyra sedikit lelah sehabis rapat osis untuk acara akan datang oleh sekolah nya.
"Gimana tadi rapatnya Ra?" Tanya Una, teman paling tomboy namun aneh nya cantik. Iya memang Una perempuan, hanya saja tanpa dia harus bersikap girly, Una sudah terlihat cantik dari sana nya. Una juga merupakan keturunan Belanda, mengingat kakeknya yang dulu lahir disana.
"Gak gimana gimana, biasa aja. Udahlah gausah dibahas. Pusing gue kalau bahas rapat mulu, gak dikantor gak sama kalian bahas nya rapat"
Teman satu geng nya hanya menganguk paham lalu melanjutkan acara makan mereka dengan obrolan ringan yang menyenangkan.Namun obrolan mereka terhenti ketika mendengar pembicaraan yang agak menganggu telinga mereka. Geng paling terkenal disekolah yang beranggotakan 6 orang itu duduk tepat di meja sebelah yang mereka duduki. Bukan, jika dia membicarakan laki laki lain mungkin Kyra dan teman teman nya akan biasa saja, tapi ini tidak, Kyra sangat jelas membicarakan adik laki laki kesayangan nya.
"Sabar, Ra" Jenar mencoba meraih tangan Kyra yang mengepal karena pembicaraan yang mereka bicarakan tentang adik kesayangan nya tidak ada yang benar. Kyra memang seperti itu, Kyra pernah hampir mendorong teman sekolah dasar nya hanya karena tidak sadar menyenggol bahu adik nya sampai cilok yang dibeli tumpah. Kalau Juna tidak membujuk dengan bilang dia baik baik saja, mungkin anak itu akan masuk kedalam selokan. Dibandingkan adik nya Kyra memang orang yang sangat bar bar dan suka berantem.
"Udah gausah didengerin, apa mau pindah aja?"
"Gue belom selesai makan, kenapa harus pindah?" Sarkas Kyra yang menunjukkan dia tidak akan mau kalah dari siapapun yang ada disana. Kyra tidak salah, dan Kyra berhak ada disana. Kyra tidak akan mundur hanya karena para perempuan jablay itu membuatnya tidak nyaman. Kyra bisa saja menutup mulut mereka dengan kotak tissue sekarang juga, itu kalau saja teman teman nya tidak menahan nya.
"Emang, palingan ya. Juna masuk basket juga karena jadi penjilat Kak Bian. Lihat kan dia deket banget, duh malesin banget deh sok cool banget, dideketin sok cuek"
Jangan salahkan Kyra yang kali ini sudah memilih berdiri dengan memasang wajah galak dihadapan mereka. Kyra sudah bak preman kantin yang akan memalak uang mereka. Gaya nya saja sudah menggebrak meja sambil tangan ditaruh pinggang. Sudah cocok bukan?"Apa maksut nya bilang Juna penjilat? Kalau ngomong jangan sembarangan! Mau kursi yang kalian dudukin mental ke muka kalian?"
Sentak Kyra membuat mereka yang tadi nya membicarakan keburukan Juna yang sangat tidak berdasar itu diam. Namun tidak lama, ketua geng mereka, Kinan yang memang menyukai adik nya itu berdiri tidak mau kalah."Gausah sok akrab ya"
"Dih, yang mau akrab sama kalian juga siapa? Kalau mulut rusak kalian nggak nyari masalah gue juga males berdiri dihadapan kalian kayak gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my family?
FanficAnak bungsu. Itulah takdir yang aku terima, tidak ada yang salah aku menyukai nya. Memiliki kakak perempuan yang bawel mirip burung beo. Lalu memiliki orang tua yang super duper ribet, tapi aku menyayangi mereka. Sepenuh dan segenap hati saya -Juna