Vote dulu skuy sebelum baca
.
.Hari berlalu begitu cepat bagi Lisa. Karna ia sendiripun sudah tidak sabar untuk bertemu teman di hari kelima-nya itu.
Banyak hal yang ingin Lisa ceritakan, terlebih tentang pertemuan dengan atasan tempat kakaknya bekerja itu.
Semua berjalan lancar pada malam itu, mereka berdua disambut baik dengan senyuman hangat Jisoo.
Lisa bahkan sempat terpaku melihat Jisoo, bukan karna tatapan yang disebutkan oleh kakaknya itu, namun karna senyuman yang ditunjukkan oleh Jisoo sangat menenangkan seperti milik Chaeyoung.
"Panggil aku Unnie mulai sekarang." Masih segar diingatan Lisa saat Jisoo melarang keras dirinya untuk memanggilnya Nona, berlaku juga dengan Jennie di luar jam kerjanya.
Lisa semakin mempercepat langkahnya menuju taman, tak lupa dengan tas yang berisi kamera serta buku sketsa milik Chaeyoung.
Buku sketsa Chaeyoung memang sengaja dititipkan pada Lisa. Mereka memutuskan untuk pulang meski hujan masih turun deras saat itu, ditambah hari juga sudah mulai menggelap, karna tas yang Chaeyoung kenakan waktu itu bukanlah anti hujan, maka Chaeyoung menitipkannya pada Lisa yang tas sekolahnya memiliki waterproof.
"Mungkin sebentar lagi Chaeyoung akan datang."
Sudah hampir setengah jam Lisa duduk ditempat favorit mereka, tapi tidak ada tanda-tanda Chaeyoung akan muncul.
Tangan Lisa kali ini memagang erat buku sketsa Chaeyoung, sejauh ini ia sama tidak pernah membukanya.
Bagaimanapun ia sangat menghargai privasi temannya itu.
1 jam
2 jam
Lisa menyerah menanti Chaeyoung.
Berkeliling taman sudah ia lakukan, tak ditemukannya satupun orang yang berambut pirang seperti Chaeyoung.
Lagi pula yang Lisa ingat, mereka tak pernah benar-benar membuat janji akan bertemu lagi secara lisan.
Sejauh ini, mereka selalu bertemu secara kebetulan.
Tapi jauh di lubuk hati Lisa terdalam, ia selalu mendambakan pertemuan mereka seperti sekarang. Penuh harap.
.
.Chaeyoung duduk di depan piano yang telah menemaninya sejak kecil.
Piano yang selama ini menajdi saksi bisu tangis pilunya, dikala sedih maupun merindu.
Jemari miliknya hanya berada diatas benda berwarna hitam putih itu, tanpa ada niat menekannya sedikitpun.
Harusnya hari ini ia sedange berada di taman, berharap penuh untuk bertemu gadis dengan poni khasnya itu. Lisa.
Tapi Jisoo melarang keras dirinya untuk keluar. Chaeyoung tak bisa membantah, karna hubungannya dengan Jisoo sudah sangat membaik, ia tak ingin menjadi adik pembangkang.
Alhasil tak ada ada yang bisa ia lakulan setelah belajar.
"Padahal aku sudah sangat ingin bertemu."
.
.Jisoo menyerah, rengekan Chaeyoung tak berhenti sejak kemarin untuk bisa pergi ke taman.
"Aku mohon Unnie, aku janji aku tidak akan bertindak nakal lagi." Sarapan pagi mereka ditutup oleh permohonan Chaeyoung.
"Pulang sebelum jam 5."
"Unnie bercanda? Aku pergi jam 3 lalu bagaimana bisa pulang sebelum jam 5?"
"Ya atau tidak?"
Chaeyoung menahan kesalnya ditempatnya, entah kenapa menurut Chaeyoung Unnie-nya kini sudah mulai bersikap menyebalkan.
"Baiklah, dari pada tidak sama sekali." Chaeyoung mengalah pada akhirnya menimbulkan sebuah senyuman pongah milik Jisoo.
"Aku akan menjemputmu juga."
"Ya! Unnie! Ini hari bebasku." Seruan tidak terima dilontarkan oleh Chaeyoung, matanya menatap tajam Jisoo yang masih setia dengan senyumannya.
"Tapi ini hari ke-tiga bukab hari ke-5." Jisoo mengangkat tangannya, jari panjangnya membentuk angka-angka yang ia sebut.
"Tapi tetap saja, pokoknya tidak."
.
.Chaeyoung mencari posisi yang nyaman. Setelahnya, ia menyandarkan dirinya tubuhnya pada pohon yang berada di belakangnya.
Berharap penuh ia akan bertemu lagi denga Lisa meski hari ini bukan hari biasanya ia bertemu dengan pemilik mata bulat yang hangat itu.
Melirik jam di pergelangan tangannya, Chaeyoung mulai gelisah.
Waktunya tersisa setengah jam, dan Lisa tak juga muncul dihadapannya.
Tepat jam 5.
Sekali lagi matanya menyapu sekeliling taman, Chaeyoung mendesah kecewa sama sekali tak mendapati sosok Lisa.
Mau tak mau Chaeyoung melangkahkan kakinya meninggalkan tempat dimana biasanya ia bertemu dengan Lisa.
"Mungkin dia hanya akan pergi ke taman ini di hari ke-lima." Gumamnya pelan sebelum benar-benar mengayuh sepeda miliknya meninggalkan area taman.
.
.Fyi,
Taman akan menjadi awal dan akhir diantara mereka termasuk Jisoo dan Jennie 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
FanfictionMereka bertemu karna takdir. Friendship | Family Seperti biasa, Ngga usah baca kalau ngga mau ngevote, ok? Ok. Ngga deng, becanda.