5. Meet Again

23.1K 2.4K 67
                                    

Go! Go! Go! Cari posisi terbaik buat baca chapter ini wkwk berharap panik padahal engga. Apaan dah random amat? (nangis)

Mencintai spesies makhluk yang vote dan spam komen dulu sebelum membaca.

Selamat membaca, bunda.

*****

Sebenarnya mereka belum bisa bernapas lega, selagi masih ada sosok wali kelas yang dirahasiakan. Biasanya nama itu juga terpampang jelas pada kertas absensi, tapi mengapa sekarang tidak ada? Bukannya kenapa-kenapa, namun memasuki kelas akhir tahun sekolah ini bukankah membutuhkan sosok wali kelas yang telaten juga kompeten? Yang dapat membimbing dan mendampingi mereka dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya lulus dan masuk ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Namun, dalam sekejap segala kekhawatiran itu seakan sirna ketika Tessa menjerit girang karena pandangan mata tajamnya mendapati sosok guru bahasa Inggris kebanggaan SMA Adhiyantara, yang tengah melangkahkan kaki ke arah kelas 12 IPS 1.

Iya, Miss Eira, guru yang menjadi dalang di balik terbentuknya geng bernama Berkibah. Sebentar, sepertinya Miss Eira datang tidak hanya seorang diri, rupanya wanita itu juga membawa seorang perempuan dengan seragam yang berbeda dan tengah berjalan di sisi sebelah kanannya.

"Oh, shit! I-itu cewek songong tadi, kan?!"

Entah harus gembira ataupun kesal, Berkibah memang cukup dibuat terkejut ketika Miss Eira benar-benar menempati meja guru di dalam kelasnya, pasalnya ini adalah pertama kalinya beliau menjabat sebagai seorang wali kelas. Mereka semua juga yakin jika seperti ini jalan ceritanya, bisa dijamin tahun akhir sekolahnya pasti akan berkesan juga menyenangkan.

Tetapi, bagaimana dengan sosok perempuan yang kini tengah berdiri tepat di hadapan kelas? Iya, memang tebakan Alexa tadi benar kenyataannya. Berkibah hanya bisa memutar bola matanya malas, menatapnya sungguh tak minat. Seangkatan dengannya saja sudah tidak sudi lahir batin, apalagi jika berada di satu kelas yang sama? Benar-benar mimpi buruk yang tak terduga.

"Hello, guys! Pasti masih pada kaget, ya? Kenapa Miss ada di kelas kalian?" sapa Miss Eira ramah dengan senyum simpulnya. "Yash that's true, karena satu tahun ke depan ini kalian bakalan dibimbing langsung oleh Miss Eira!!" tuturnya mendapat riuh gembira dari anak-anak didiknya.

"But, wait!! Ternyata nggak cuma itu doang loh yang spesial, karena kalian juga bakal dapet temen baru, gimana happy, nggak?" tanyanya namun kini hanya dibalas dengan tatapan datar dari mereka semua. "Oke, sepertinya semua yang ada di sini happy banget, ya, bakal punya temen baru. Silakan cantik perkenalkan diri kamu." Sial, nampaknya akan jauh lebih baik jika Miss Eira tidak perlu berbasa-basi terlebih dahulu, daripada malah menciptakan suasana canggung seperti ini.

Merasa familier dengan tampang wajah perempuan bertindik yang tengah berdiri di hadapan kelas sana, Abi pun mengeluarkan suaranya pelan. "Eh, ini gue nggak salah liat, kan?" Kurang lebih merasakan hal yang serupa juga dengan Abi, keenam inti Gradivos lainnya pun ikut menundukkan kepala, saling berunding membicarakan hal tersebut. "Itu cewek belagu yang lo anter pulang bukan, sih, Zel?" lanjutnya membuat mereka menatapnya kembali untuk memastikan. "Maksud lo, yang motornya kita bawa ke bengkel Mang Mamat, kan?" tambah Logan mendapat anggukan yakin dari teman-temannya.

Miss Eira tersenyum kikuk ketika dengan kurang ajarnya anak baru di hadapannya ini masih setia untuk tetap diam, tidak melakukan perintahnya sama sekali. Namun, tak memerlukan waktu yang lama, Miss Eira segera berusaha membuka percakapan kembali. "Your name, gurl?"

GAZELLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang